3. Perempuan bertasbih Hijau?

151 20 2
                                    

"Kita adalah angan yang saling Tuhan perkenalkan. Dan kita , adalah dua tokoh yang di pertemukan untuk saling menguji keimanan masing masing."

-243 Day's-

🥀🥀🥀🥀🥀

"Fik , kau belum ceritain ke aku tentang perempuan bertasbih Hijau yang lo maksud," kata Bagas membuka topik pembicaraan.

"Perempuan bertasbih Hijau?" Celetuk Naufal ---- ketua kelas 10 IPS 1.

Saat ini lima sekawan itu tengah mengumpul di karenakan para guru sedang mengadakan rapat. Jamkos itu memang Syurga nya kelas.

"Kau kenapa gak cerita sih , Fik? Tega bener sama temen sendiri," balas Iqbal yang sedang mengunyah makanan nya.

Alfikri diam. Apakah sudah seharus nya ia menceritakan sosok perempuan bertasbih hijau itu kepada teman teman nya? Atau ia masih ingin menyimpan rapat dari teman temannya tentang sosok perempuan dengan tasbih hijau di jari telunjuk nya.

"Kalian mau tahu?" Tanya Alfikri dengan menaikkan alis kanan nya.

Mereka mengangguk dengan semangat.

Alfikri menghela napas nya dan mulai menceritakan sosok 'Perempuan bertasbih hijau' kepada teman teman nya.

"Dia adik kelas kita. Anak SMP kelas 9," kata Alfikri.

Alfikri menceritakan bagaimana pertemuan nya dengan Maura saat ingin melaksanakan shalat Dhuha.

Tanpa sadar , seurai senyuman tercetak jelas di wajah seorang Muhammad Alfikri Athar Nahawi. Cowok yang kaku akan cinta sekaligus jarang membahas cinta di depan orang lain. Bagas yang paham betul dengan mimik wajah sahabat nya itu , hanya tersenyum.

"Kau suka sama dia?" Bagas menyahut seusai Alfikri bercerita.

"Belum tau," jawab nya dengan nada tak bersemangat.

"Kau bohong. Kau suka sama adik itu tanpa kau sadari. Mulai dari cara kau nyeritain dia ke kita dan cara kau mandang dia , kau ada rasa sama dia , Fik." Nada bicara Bagas seolah meminta Alfikri untuk jujur di depan mereka , bahwa ia menyukai gadis itu.

"Dia sama seperti bulan , Gas." Alfikri menjeda ucapan nya.

"Bulan?" Sahut mereka dengan kompak.

"Sama sama indah dan sama sama tidak tergapai."

Alfikri tersenyum lirih. Ia mendeskripsikan sosok Maura layak nya bulan yang tampil indah di gelap nya langit malam. Sama sama indah , namun sama sama tidak tergapai. Bahkan , bintang yang jelas ada di angkasa sana belum tentu mampu berdekatan dengan sebuah bulan.

Bagas kenal betul bagaimana sosok Alfikri di banding Naufal , Iqbal , dan Athala , sebab ia sudah berteman nya dengan sejak duduk di bangku SMP.

Selain penyuka bulan, Alfikri juga penikmat senja , dan ia juga menyukai berbagai macam olahraga. Wajar jika banyak perempuan yang tergila gila pada nya , ia sendiri tidak pernah melirik keantusiasan mereka kepada nya. Bagi nya , dia adalah menusia biasa yang aib nya di tutupi oleh pencipta.

"Kabari gue kalau lo udah yakin dengan perasaan lo." Naufal menepuk pundak sahabat nya itu.

"Satu lagi , jangan terlalu serius , bisa jadi dia adalah luka paling serius." Athala tersenyum miris seolah memberi tahu sesuatu yang selama ini dia sembunyikan.

243 DAY'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang