Bab 14.

1.4K 99 0
                                    

Setelah kemarin seharian mengerjai Junkyu hingga kekasihnya itu lemas, Haruto saat ini sedang bermanja-manjaan untuk menebus kesalahan nya dan tak membuat Junkyu marah, karena setelah diisengi oleh Jihoon, Junkyu tak mau berbicara padanya.

"Jangan diem terus, aku gak tau Jihoon jailin kamu, itu bukan salah aku" Kata Haruto yang sedari tadi terus mengelak, Junkyu menepis tangan kekasihnya yang hendak kembali memeluk tubuhnya.

Haruto yang melihat penolakan secara kasar tentu saja menganga tak percaya, Haruto tak mau kalah pemuda itu akan marah balik dan mendiami Junkyu seharian,

"Ya udah terserah!" Kata pemuda manis itu langsung menghentakkan kakinya ke lantai dan meninggalkan Junkyu yang sedang ada diruang kerja sendirian,

Junkyu mengacak surai kehitaman nya dengan perasaan campur aduk, ia memang tak sedang marah pada Haruto hanya saja sedang ada kegilaan yang terjadi di dunia bawah, dari semalam Junkyu benar-benar pusing memikirkan salah satu orang kepercayaan nya yang menghilang tiba-tiba setelah adanya aksi penembakan pada mansion pada hari itu,

Felix juga yang sedang menjadi tawanan tidak ada di tempatnya,

Ya, Junkyu terlalu ceroboh dan gegabah.

"Sudah aku bilang berapa kali Kim Junkyu, Hyunjin bukan orang sembarangan yang bisa kamu bunuh begitu saja!"

Jeongwoo tiba-tiba saja muncul dengan satu gelas wine, pemuda itu dengan begitu angkuh menatap sosok Junkyu yang sedang dilanda pusing,

Junkyu terlalu gegabah, tanpa pernah memikirkan apapun terlalu lama, Junkyu selalu mengambil tindakan semberono.

"Daripada kau pusing, lebih baik sekarang kau menjaga kekasih mu, bisa saja besok atau lusa dia yang menghilang!"

Brak!

"Jaga ucapanmu park Jeongwoo!"

Sentak Junkyu menahan kekesalannya, nafas pemuda itu berderu cepat kilatan amarah terlihat jelas membuat siapa saja pasti bergidik ngeri melihatnya

"Aku tidak bisa, pikiranku sedang kacau aku hanya takut akan melukainya"

Junkyu memiliki kontrol emosi yang buruk, pemuda itu seringkali bermain tangan dan tak jarang menghabisi siapa saja jika sedang emosi, amarah yang begitu meluap-luap membuat Junkyu sering dijuluki psikopat berdarah dingin.

Ia hanya tak ingin melampiaskan semua kekesalan nya pada Haruto yang tak tahu apa-apa, karena ancaman pada kekasihnya itu tak juga menemui titik terang, sebenarnya tanpa Haruto ketahui banyak sering musuh yang sering menyelinap dan masuk kedalam mansion, hanya saja Junkyu dengan begitu berhasil cepat menangkap orang itu,

"Aku benar-benar ingin membunuhnya!"

Junkyu sudah kepalang muak dengan semua ini, permainan murahan yang membuat darahnya mendidih sungguh sudah sangat enggan berurusan dengan pemuda bernama Hwang Hyunjin itu.

"Ingat jangan gegabah Kim Junkyu, atau orang tersayang mu lah yang akan celaka, sekarang lebih baik kau temui Haruto, minta maaf padanya dia pasti berpikir bahwa kau marah karena alasan kemarin"

Jeongwoo mencondongkan tubuhnya "Ngomong ngomong lubang mu masih sakit tidak?"

Plak!

"Diam bodoh, lubang mu pasti jauh lebih lebar!"

"Sialan!"



******



Seseorang menggunakan pakaian serba biru berjalan dengan santai sambil membawa gerobak untuk tempat pakaian kotor,

"Anda mau kemana? Kamar tuan muda tidak boleh di masuki oleh siapapun"

"Tapi ini perintah tuan muda Junkyu, katanya dia menyuruhku untuk membawa tumpukan baju yang sudah sangat banyak"

Dua bodyguard saling melirik satu sama lain, kemudian salah satunya mengangguk memberikan jalan, membuat seorang pemuda yang mengenakan masker dan topi itu menyeringai licik.

Ceklek!

Pintu di kunci dari dalam, tanpa menimbulkan kecurigaan pemuda itu berjalan kearah Haruto yang sedang tertidur diatas ranjang,

"Pantas saja tuan begitu menginginkan nya, dia sangat cantik"

Sebuah sapu tangan yang sudah di tetesi cairan di tempelkan dengan sangat kuat, mata Haruto yang semula terpejam kini membelalak lebar merasakan sesuatu membekap wajahnya,

"Tidur cantik, tidur yang nyenyak.. "

Bisik pemuda itu seiring dengan badan Haruto yang semula memberontak kini semakin melemas, kesadaran yang sepenuhnya belum hilang namun sudah tak dapat bergerak dan berbicara Haruto hanya mengeluarkan erangan kecil.

Pemuda itu mengambil tali, mengikat tangan Haruto kebelakang tubuh kemudian mengikat kedua kaki Haruto menyatu, mulut Haruto dijejalkan sapu tangan hingga mengembung dengan sebuah kain hitam yang dipakai untuk menutupi kepala pemuda itu.

Haruto yang sudah lemas di masukan kedalam tempat cucian, tanpa menimbulkan rasa curiga pemuda itu berjalan santai menuju mobil box yang sudah menunggu nya di luar mansion Kim.

"Jalan, kita tidak punya banyak waktu sebelum mereka menyadari semuanya!"









****

Tbc.

OBSESI NERD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang