Ditengah kesibukan bawahnya yang sedang menyamar di sebuah bar, Wina juga sedang bertugas untuk memergoki seorang bandar narkoba dikota ini.
Dengan pakaiannya yang serba hitam, memakai topi serta masker, sehingga seseorang tidak akan bisa menebak siapa dirinya.
Dia berjalan mendekati sebuah gudang besar yang tak terpakai, sambil membawa perlengkapan bersenjatanya.
Ia memakai holster sabuk dan tangan, untuk berjaga-jaga supaya jika ada yang mencoba menyentuhnya, ia akan membuat perlawanan.
Perempuan itu menekan benda yang terdapat ditelinganya.
"Benda itu sudah ada didalam?-
Ia terus melangkah dengan angkuh, sambil membuka kunciran yang terdapat pada rambutnya.
-baiklah aku segera menuju kedalam"
Setelahnya ia menekan kembali benda kecil itu.
Perempuan itu melangkah dengan gagahnya kearah pintu gudang yang amat besar itu.
Dengan sekali tarikan pintu itupun terbuka, lalu menampakan gundukkan narkoba disana.
Dirinya menarik topi dan segala pernah pernik yang ada pada badannya, kecuali holster.
Dia berjalan kearah gundukan narkoba yang ada didepannya, memakaikan hand glove ketangan kanan dan kiri, lalu mengambil salah satu bungkus narkoba.
"Baru datang tadi malam?-
Ia membolak-balikan bungkusan itu, orang yang ditanyanya mengangguk.
-cepat kirim ke thanotus".
Setelahnya ia berjalan menghampiri ruangan yang berada tepat di pojok gudang ini, ia memasuki ruangan tersebut.
Orang yang berada didalam sana menunjukkan kepalanya.
"Waw barangmu ternyata bagus juga ya-
Wina mendekati salah satu pria yang ada di salah satu sofa tersebut.
-tapi sayang setengah dari itu harus ku ambil"
Yang tadinya ia memasang wajah sangat ceria, sekarang berubah menjadi masam sambil mempoutkan bibirnya.
"Jika kau tidak ingin ku bocorkan kepusat, mau tak mau kau harus membayar nominal yang ku sebutkan"
Perempuan itu memepetkan dirinya dengan pria gendut didepannya.
"1000 euro per box besar itu, gimana?"
Bisiknya ketelinga lelaki gendut itu, lalu dirinya mendudukkan diri di meja didepan lelaki itu.
"Tidak mau menjawab?-
Ia bangkit perlahan, lalu mengambil borgol yang berada di holster sabuknya.
-baiklah sekarang juga ikut aku"
Pria gendut tersebut langsung berdiri dan tergesa-gesa.
"B-baiklah baiklah, aku setuju 1000 euro perbox besar itu"
Wina sumringah, lalu memeluk pria gendut yang ada didepannya sambil menepuk-nepuk pundak pria itu.
"Senang berbisnis dengan mu".
•
Sudah satu minggu Elvan bekerja di bar, tidak ada informasi sama sekali, malah para Intel hanya mendapatkan informasi tentang siapa yang suka mengirim narkoba kemari, bahkan masih banyak lagi transaksi-transaksi di sini.
Ingin menyerah saja rasanya, tetapi ini tugas dirinya yang harus segera diselesaikan, tidak ada alasan untuk berhenti jika sudah terjun didalamnya.
"Hey bentar lagi ada tamu khusus datang kemari"