2. Kandang

43 14 5
                                    


Ava masih tidak bisa percaya dengan apa yang baru dilihatnya. Ia langsung menyalakan ponsel dan menelpon Seon.

"SE!" seru Ava saat panggilan teleponnya diangkat.

"APA?" balas Seon setengah berteriak, sepertinya dia masih kesal dengan Chanyeol.

"ADA ORANG NAIK PAGANI HUAYRA ANJIR!!"

"Pak Gani? Pak Gani siape?"

"PAGANI HUAYRA, SE! PAGANI HUAYRA!!!"

"Apaan dah itu? Sepeda lipet?"

"Mobil mewah, woi!" Ava kelewat kesal. "Lo tau apa sih? Masa nama mobil mewah aja lo gak tau"

"YA MANA GUE TAU? GUE CUMA TAU LAMBORGHINI SAMA FERRARI"

"Ya pokoknya ada lah mobil mewah yang cuma ada seratus di dunia"

"Oke. Terus? URUSANNYA PAK GANI PAK GANI ITU SAMA GUE APA?"

"MOBILNYA BERENTI DI DEPAN RUMAH SEWA SE!"

"Hah?" kali ini Seon cukup terkejut mendengarnya. "Rumah sewa mana? Sebelah rumah gue apa sebelah rumah Tita?"

"RUMAH TITA. TERUS BARUSAN ORANGNYA TURUN, CANTIK BANGET SE GAK BOONG" seru Ava. Tidak bermaksud untuk lebay, tetapi wanita itu memang terlihat sangat cantik seperti artis luar negri. "ANJIR, YANG NYETIRNYA JUGA TURUN. COWOK, SE! GANTENG BANGET"

"Ah lo mah bikin penasaran. Gue keluar juga nih, gue langsung datengin dah!"

"Heh?" Ava mengalihkan pandangannya ke arah kiri dan benar saja, ia bisa melihat Seon yang sedang berjalan gontai menuju rumah sewa. "Jangan di datengin dulu bego!"

"Kok lo tau sih gue lagi nyamper? Indigo ya lo?"

"Gue di balkon"

Seon mendongak dan tersenyum lebar saat berhasil menemukan Ava. "Gue mau cek nih. Awas aja gak ganteng, gue slepet lo Va"

"Woi jangan di samper dulu!"

"Wah anjir Va mobilnya SEXY ABIS" seru Seon alih-alih mendengarkan Ava. Wanita itu kini sedang memperhatikan mobil mewah bewarna coklat keemasan dari jarak yang sangat dekat.

"KATA GUE MENDING LO BALIK SEKARANG"

"Mulai sekarang dream car gue ini nih Va. Pak Gani apa tadi namanya? Pak Gani Hura Hura?"

"SUMPAH, SE... JANGAN DEKET-DEKET"

"Gue foto dulu kali ya? Mau gue pamerin ke Chanyeol" lagi-lagi, Seon tidak mendengarkan Ava. Wanita itu malah mengarahkan kamera ponselnya ke arah mobil dan mengambil gambar dari berbagai arah.

"Se..." Ava menepuk kepalanya. "Jangan terlalu deket Se, nanti alarm-nya bu-"

TETTT

TETTTTT

TETTTTTTT!!!

Seon terkesiap melihat lampu mobil yang berkedap-kedip. Begitu juga dengan Ava yang kini sedang mengacak rambutnya kesal.

"VA, INI KENAPA BUNYI?"

"KAN GUE UDAH BILANG JANGAN DEKET-DEKET"

"DEMI TUHAN VA GUE GAK PEGANG" Seon mendongak, meminta pertolongan. "INI GUE HARUS GIMANA"

"YA KABUR LAH! NGAPAIN LAGI"

Sontak Seon beranjak dari posisinya, berharap sang pemilik mobil tidak cepat-cepat keluar.

"INI GUE HARUS KEMANA ANJING VA" teriaknya, berlarian di jalanan komplek yang sangat-sangat luas. "GAK ADA TEMPAT SEMBUNYI"

"Duh ke mana ya? Ah bangsat lo KENAPA HARUS DEKET DEKET SIH?"

"MARAHNYA NANTI DULU BISA GAK? INI GUE HARUS KABUR KE MANA BABIIII"

Bohong jika Ava tidak panik. Mendengar suara Seon saja Ava sudah blingsatan dan keringat dingin.

"SE, MASUK RUMAH SUHO!" akhirnya sebuah ide muncul dalam kepala Ava. Yah... meski idenya ini sedikit gila.

"ADUH JANGAN DONG NANTI GUE DIKIRA MAU MESUM"

"YAUDAH SIH ANAK-ANAK KOMPLEK JUGA UDAH TAU LO EMANG MESUM"

"BANGSAT" umpat Seon, cepat-cepat membuka gerbang rumah Suho tapi ternyata di kunci. "DI GEMBOK VA"

"Coba cek lagi, beneran di gembok ga?"

"BENER" balas Seon, panik setengah mati. "GUE HARUS GIMANA?"

"AH UDAH MANJAT AJA, MANJAT!"

"OKE. Doain gue Va, semoga gue gak mati" ujar Seon cepat-cepat mematikan ponsel -lalu menyelipkannya di dalam bra, dan menggulung lengan bajunya yang panjang.

Bermodal 0 skill dan 100 poin rasa percaya diri, Seon meletakkan sebelah kakinya pada bolongan pagar dan mulai memanjat.

"BAGUS! PANJAT TERUS PANJAT!" seru Ava yang menonton dari kejauhan. Seon terus memanjat -melawan waktu, sampai akhirnya ia sampai di puncak gerbang rumah Suho. "AYO TURUN SE!"

Bruk!

Seon melompat, menjatuhkan dirinya pada rumput segar yang ternyata terasa sedikit basah. Di saat yang bersamaan, ia bisa mendengar suara gerbang rumah sebelah yang di buka.

Nit nit

Suara bising sudah tidak lagi terdengar, menandakan jika alarm mobil telah dimatikan.

"Huft..." Seon membuang napas panjang. Hatinya langsung dipenuhi rasa lega.

Masalah selesai. Seon telah berhasil kabur dan bersembunyi di dalam rumah Suho. Tapi kini, ada satu pertanyaan baru yang harus Seon cari jawabannya.

"INI GIMANA GUE KELUARNYA?!"

Tetangga BanyolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang