•5•

83 13 0
                                    

Chan menggeruk tanah hingga menjadi gembur lalu Kakek menaburi bibit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan menggeruk tanah hingga menjadi gembur lalu Kakek menaburi bibit. Pagi ini Chan dan Kakek menanam bibit baru, musim panas akan segera datang. Membuat Kakek berkeinginan untuk menanam semangka dan melon. Cocok di makan saat udara panas.

Walaupun sudah sebulanan menjadi petani dan terus-menerus terkena matahari. Membuat kulit Chan tidak menghitam melainkan memerah terbakar. Bersyukur udara di Jeju sangat sejuk dan dingin.

Sepulang dari acara pernikahan ibunya. Sikap Chan sangat berubah. Banyak memilih diam dan tenggelam dalam pikiran sendiri. Kakek merasakan itu, sempat bertanya sama anaknya atau ayah Chan. Tidak ada jawaban yang tepat. Tetapi kakek sangat marah saat mendengar kalau anaknya sangat menekan Chan untuk mewarisi perusahaan.

Ayah Chan sangat keras padanya. Berkeinginan membuat Chan menjadi wujud muda sang Ayah. Chan tidak suka dan tidak ingin. Apalagi, Ayahnya bersikap tidak peduli melihat sang istri menikah lagi dan keluarga retak karena perceraian. Sakitnya, tidak ada penjelasan dari mulut kedua belah pihak. Chan dianggap seperti pemanis keluarga. Sama sekali tidak terlihat.

Hati anak mana yang tidak sakit dan menjadi trauma.

"Chan, sehabis ini mau makan apa ?" Tanya kakek sambil berkacak pinggang.

Chan berhenti lalu meletakkan penggaruk tanah di gudang "Apa aja." Jawabnya singkat.

Kakek melirik Chan yang menegak air minum yang mereka bawa. Seperti itulah Chan, tidak terlalu membuka diri. Sangat tertutup dan mulai bersikap dingin.

Akhirnya mereka makan di restoran mie udon. Lahap tentu saja, karena keduanya sudah bekerja keras di tengah terik matahari.

Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Hanya diam menikmati mie besar udon ini.

Kakek memarkirkan mobil ford ranger di garasi rumah. Melihat Chan yang berbelok ke arah luar rumah, kakek tidak bertanya dan membiarkan. Mungkin anak muda itu butuh waktu sendiri.

 Mungkin anak muda itu butuh waktu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan berjalan tidak tentu arah. Hanya ingin melepas penat di hati. Di naiki bukit-bukit kecil menembus hutan hingga bertemu bibir pantai. Sepertinya ia terlalu jauh masuk ke dalam. Chan menghentikan langkah lalu menutup mata, membiarkan semilir angin melewati wajah juga seluruh tubuhnya. Membayangkan terbang melayang mengikuti angin.

belle àmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang