•15•

83 14 1
                                    

Setelah makan, Seungmin kembali masuk ke kamar. Jisung juga baru masuk ke kamar setelah dari kamar mandi lalu mengambil posisi untuk tidur.

Tidak lupa Seungmin meminum obat rutinan. Saking sering meminum obat, rasa pahitpun sudah hambar. Tersadar, obatnya tersisa sedikit. Seungnin mendengus, malas untuk kembali ke rumah sakit dan malas untuk berkonsultasi tentang penyakitnya.

Seungmin benar-benar memasrahkan hidup. Ingin bertahan tapi rasa sakit sangat menusuk relung jantung. Apalagi saat asma kambuh bersamaan dengan jantung. Rasanya ia ingin mati detik itu.

Sakit luar biasa . . .

"Jisung. Kira-kira Chan hyung masih sama seperti yang dulu ?" Tanya penasaran Seungmin. Perlahan membaringkan tubuh di sebelah Jisung.

Jisung yang sudah menutup mata kembali membuka. "Itu kamu yang tau wahai Seungmin . . . Aku kan belum pernah pacaran sama mantanmu itu."

Plak !!

"Kan bisa tanya sama teman barumu itu." Seungmin memukul perut Jisung.

Jisung menutup mata perlahan, akibat kantuk tidak tertahan kan "Gak semua harus di tanyakan, Seungmin. Lagi pula, aku sama teman baru itu gak terlalu dekat. Hoam." Jisung menguap.

Seungmin membalik badan dan memeluk plushi Puppy-M.

Pagi itu, Seungmin berjalan keluar dari cafe. Berpakaian rapi untuk pulang ke rumah melihat sang ayah. Sekalian ia akan ke kota untuk mengambil obat. Kalau tidak merubah niatan.

Tidak memakan waktu lama, karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Seungmin memutar stir mobil masuk ke perkarangan halaman rumah. Menatap sekeliling pohon, semak berry dan bunga delphinium. Masih sangat indah.

Rasanya sudah cukup lama Seungmin tidak pulang. Suasana ini sangat di rindukan.

"Pagi ayah." Sapanya lembut saat melihat sang ayah menyeduh kopi.

Sang ayah tersenyum dan menyapa kembali. Keduanya menikmati sarapan pagi.

"Ayah mau panen sayur. Kamu pasti butuh sayuran untuk cafe."

Seungmin mengangguk semangat "Benar. Sayuran ayah yang terbaik." Memberikan jempol pada sang ayah.

"Jangan terlalu lelah ya nak. Jaga kesehatanmu baik-baik." Cemas ayah.

Seungmin memberikan senyum hangat. "Seungmin baik-baik saja ayah."

Di kebun ° ° ° •

Awalnya Seungmin berniat ingin membantu panen sayuran di kebun milik ayah. Berakhir dia hanya duduk menonton.

Karena bosan ia berjalan setapak di sekitaran kebun yang berjarak tidak jauh dari rumah. Menenteng keranjang yang sudah lama tidak terpakai. Memetik buah strawberry gendut-gendut juga merah mengkilap. Tidak tahan, ia langsung melahap buah merah segar itu.

Berjalan lagi sampai di semak-semak berry. Buah berry terlihat rimbun dan lebih banyak daripada daunnya. Semangat Seungmin bertambah berkali-kali lipat. Ia tidak menyangka, pulang kerumah adalah hal yang tepat. Seperti penyembuhan natural akibat melihat tanaman hijau dan memanen buah-buahan segar.

Merasa cukup memanen buah berry. Seungmin mendekati bunga panjang nan cantik itu. Delphinium. Berjongkok saat memetik bunga tersebut. Memetik perlahan agar tidak merusak tangkai beserta kelopak. Menghirup wangi lembut yang keluar dari bunga indah itu. Senyum Seungmin terukir indah mengalahkan kecantikan si bunga.

belle àmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang