04. Falling

1K 211 27
                                    


Dipuja dan Cèline adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Dengan paras cantik dan pribadinya yang ramah, Cèline selalu menjadi pusat perhatian kemanapun dia pergi. So, the moment when she becomes a fan dapat dipastikan kemungkinannya hanya 0,000001%. Unless you're Harry Styles, baru deh Cèline bakal bertekuk lutut.

Bahkan Cèline tidak ingat kapan terakhir kali dia naksir seseorang. It's always them chasing her. Sampai tiga hari yang lalu saat Angga mengantarnya pulang subuh - subuh itu. Si cantik itu menatap jaket yang tergantung rapi sudah dicuci di pintu lemarinya. Jaket itu sebenarnya sudah dicuci bersih dari hari pertama. Tapi, Cèline sengaja belum mengembalikannya. Biar ada alasan ketemu Angga kalau katanya.

Dibukanya pesan terakhir dari Angga yang hanya berisi dua huruf 'OK' waktu Cèline bilang jaketnya dicuci dulu baru dibalikin.

"Gemeees guee! Ini orang nggak mau gue balikin jaketnya atau gimana sih? Kok nggak minta ya?!!!" Tuh kan! Cèline jadi geregetan sendiri!

Karena menunggu hilal Angga gerak duluan agak mustahil, akhirnya Cèline memutuskan untuk gerak duluan.

Jemari lentik itu mulai mengetik tanpa berpikir panjang. Soalnya kalau dipikir ulang, dia akan menyesali keputusannya itu seribu kali dan berakhir tidak akan mengirim apa - apa ke Angga.

Halo Angga :)

Cèline langsung melempar ponselnya ke kasur dan bermonolog sendiri sambil berjalan bolak - balik di kamarnya.

"Cèl! Lo gila! Gila! It's just a text tapi kenapa lo deg - degannya setengah mati! It's okay! He'll get back to you! Don't worry darling! Calm down!"

Ia kembali meraih ponselnya. Tapi, Angga tampaknya masih belum merespon pesannya. Padahal sudah lima belas menit berlalu. Dengan perasaan kesal, Cèline menghubungi saja one call away-nya yang selalu available. Yang tidak lain dan tidak bukan Felix Nawilis. Saat panggilannya diangkat, belum si bestie itu mengutarakan sepatah kata, Cèline langsung berbicara, "Lix, gue nggak mau tau either lo lagi tea ceremony atau nyerang negara api pokoknya hari ini kita harus keluar!"

"Halo dulu. Tarik napas dulu." Alih - alih menjawab omongan Cèline, Felix si life guru dadakan itu malah bilang itu.

"Nggak mauuu! Gue mau jalan! Kalau nggak gue bakal stres!"

"Iya! Iya! Lima belas menit lagi gue jalan!"

"Lama!"

"Dih! Udah lo yang ngajak, malah ngelunjak! Nggak gue jemput nih!?"

"Okay, fine!"

"Ya udah! Jangan minum baygon sebelum gue sampe, biar bisa gue dokumentasiin."

"Ya Tuhan! Jahat banget sih temen gue!"

Tenang gaes, mereka ini ngomongnya sambil ketawa - ketiwi kok, no hard feelings in this friendship❤️

Felix datang sesuai waktu yang dijanjikan. Saat Cèline turun dari keluar dari rumahnya, mobil audi itu sudah terparkir di depan pintu utama.

"Jaket baru?" Tanya Felix saat melihat sahabatnya itu mengenakan jaket kulit hitam yang size-nya sangat salah di tubuh Cèline yang harusnya berukuran S itu.

"Punya Angga." Jawab Cèline sambil duduk dan memasang seatbelt.

Felix mengerutkan dahinya. Dia ketinggalan apa? It's not that he's kepo. Hanya saja sebagai sahabat yang baik, Felix merasa harus mencegah Cèline melakukan hal - hal gila nantinya. Bukan apa - apa, kasian Angga haha.

"Lo beneran sama Angga?" Tanya Felix sambil terkekeh. Pasalnya Felix tau betul siapa saja yang mengantri untuk Cèline dan ia malah terjungkir baliknya pada seorang Angga. Okay, first thing first: there's nothing wrong with Angga. Hanya saja menurut Felix, dari segi personality, Angga mungkin akan kewalahan dengan Cèline yang suka ajaib tiba - tiba. Atau Cèline bisa saja hanya terjerat infatuation semata karena Angga tidak seperti pemuja - pemuja Cèline lainnya dan berakhir hanya akan menyia - nyiakan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan mereka berdua. Iya, dia sevisioner itu memang pikirannya.

Hey Barbie! [97 Squad]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang