DUA PULUH EMPAT

3.7K 420 39
                                    

Ada yang kangen?

Ayo ramein!

Happy reading cingtah
Vote disetiap part yaa♡

***

"Biar ku beritahu, kehadiranmu didunia ini membuat kebahagiaanku serta keluargaku hilang."

"Kehadiranmu adalah bencana di hidupku."

"Kau membuat istriku pergi selamanya dan tak pernah kembali lagi. Dan itu semua karena dirimu!"

"Sudah sepatutnya aku membuatmu sengsara selama kau masih hidup."

"Kau akan kubuat menderita dan tak akan kubiarkan kau mati sebelum aku menyuruhmu mati."

"Kau bukan anakku dan aku tak pernah mengharapkan kehadiranmu. Camkan kata kataku itu!"

Deg!

Setelah mengatakan kalimat kalimat menyakitkan itu Duke Phillip pergi meninggalkan Amora sendirian.

"Jadi dia nganggap gue pembawa sial gitu?"

"Gue sumber bencana?" Tunjuk Amora pada dirinya sendiri.

"Gue penyebab kebahagian dia hilang? Gue bikin dia kehilangan bininya?"

"Gue anak yang gak diharapkan?"

"Emang dia pikir gue peduli sama ucapan dia tadi?"

"Ya enggaklah gilak! Gue dulu dibilang lonte juga pernah kali!"

"Ucapan dia gak ada apa apanya buat gue!"

Setelah terdiam selama kurang lebih lima menit. Amora memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

Sepertinya hari sudah mulai senja. Amora memutuskan untuk pulang, er-lebih tepatnya kabur.

"Manusia makin hari makin aneh ya? Untung gue titisan dugong."

"Oke, ayo kita cus pergi dari sini!"

"Mau kemana kau?" Ujar seseorang tiba tiba.

"Bujug busrak kaget bangsat!" Latah Amora.

Badan Amora ditarik paksa menghadap kebelakang. Dan Amora melihat seseorang yang mirip dengan Ayahnya, maksudnya Duke Phillip.

Lelaki yang menariknya dengan paksa ini memikiki warna rambut persis sama seperti dengan dirinya.

Amora menebak, bahwa ini adalah saudara lelakinya.

"Lepas!" Sentak Amora mencoba melepaskan cengkeraman tangan lelaki itu dari pundaknya.

Bukannya terlepas malah tangan lelaki itu seperti memeras bahunya dengan kuat hingga membuat Amora sedikit meringis kesakitan.

"Awh udah anjing! Sakit goblok!"

Dalam sekejap mata Amora langsung menendang burung dalam sangkar milik lelaki di depannya hingga terjatuh kebelakang.

"Jurus andalan gue gak pernah salah. Bengkok dah tu burung lu, rasain!"

Lelaki itu menggeram memegang area privasinya. "Sialan kau!"

AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang