Langit sudah berganti lagi. Hari juga sudah mulai pagi. Ameera sudah bangun sejak tadi dan berpikir untuk mulai berjualan hari ini. Ia juga mengingat utang keluarga mereka pada si Codet. Ia tidak bisa menunggu lama lagi untuk mendapatkan uang.
Ibu, Bapak dan Felix juga sudah bangun. Sedangkan si kecil Alvin masih tidur. Sepertinya Alvin tidur nyenyak dengan perut kenyang karena tadi malam.
Ameera berencana untuk menjual jagung rebus dan juga ubi rebus manis. Sementara untuk kentang, ia berencana untuk membuat kentang goreng. Ia tahu cara agar kentang goreng untuk tetap enak dan renyah untuk nanti. Dikarenakan belum ada modal untuk wadah kentang goreng, Ameera berpikir tidak masalah memakai daun pisang.
"Kak, bisa tolong carikan daun pisang nggak? Yang banyak tapi," Ameera meminta Felix untuk membantunya mencari daun pisang di hutan. Di sana, warga desa bebas mengambil apapun.
"Oh dan juga nanti ikut aku ke kota buat jualan. Hari ini kita pasti akan dapat uang," Ameera berkata dengan semangat.
"Yaudah, kalo gitu kakak pergi dulu buat cari daun pisang," Felix yakin dengan mengikuti rencana Ameera mereka pasti bisa dapat uang. Seperti kemarin, mereka sekeluarga bisa makan enak berkat Ameera. Ia dengan semangat keluar rumah.
Ibu mulai membantu Ameera merebus jagung dan ubi manis. Kemarin ia melihat karung yang sekiranya bisa terisi 50 kg. Rencananya ia akan membawa 30 kg jagung dan 25 kg ubi manis.
Sementara Bapak, ia sedang istirahat di kamar. Ia kelelahan karena kemarin sudah panen di ladang. Tadinya Bapak ingin membantu. Tetapi Ameera larang karena melihat gurat wajahnya yang kelelahan.
Felix sudah kembali dengan membawa daun pisang. Ameera lantas langsung membersihkannya kemudian satu persatu lembar pisang ia panaskan di atas api. Manfaatnya adalah agar daun pisang tidak mudah robek ketika di gunakan
(Aku nggak tau nama metode indo nya. Tapi mamah aku sering bilang 'di leumpeuhkeun' gitu. Jadi kalo ada yang tau, komen di bawah ya)
Ameera tadi pagi sudah mengupas kentang dan memotongnya dan di rendam di air bersih dengan garam. Tadinya ia akan berpikir untuk menjual kentang mentah. Tetapi ia berpikir lebih baik menjual kentang goreng seperti di kehidupan sebelumnya. Itu akan lebih menguntungkan. Apalagi ia akan menambahkan resep bumbu agar kentang goreng menjadi sangat enak.
Begini-begini Ameera juga pintar masak. Di kehidupan dulu saja, ia bisa mendirikan restoran dengan peminat paling banyak. Mau dari luar negri ataupun dalam negri. Resep yang Ameera ciptakan tidak pernah gagal.
Sekarang, jagung dan ubi manis sudah di pindahkan ke dalan karung lalu di angkat ke atas gerobak keledai yang mereka punya. Ameera bersyukur karena ada gerobak itu di keluarganya. Ia tidak ingin membawa terlalu banyak dulu. Ameera memilih strategi menjual sedikit dulu untuk menarik pelanggan. Jika penjualan mereka habis hari ini, maka besok ia akan menambah jumlah jualnya.
Kentang goreng yang Ameera olah sudah jadi. Ada dua macam rasa. Yang pertama pedas manis, yang kedua untuk rasa original. Kentang goreng yang ia buat terasa kriuk dan lembut secara bersamaan. Ia mencoba rasanya terlebih dahulu dan meminta Ibu dan Felix untuk meminta pendapat.
"Wah. Ini mah bukan cuma enak tapi enak banget dek," puji Felix dengan mata berbinar. Kentang goreng yang adiknya buat tidak hanya bualan semata enaknya. Ibu juga setuju dengan rasanya.
"Nak, kentang ini kamu buat dengan dua rasa. Kalo boleh tau kenapa?" tanya Ibu penasaran.
"Oh itu aku sengaja Bu. Takutnya kan ada yang nggak bisa makan pedas makanya aku bikin dua rasa," jawab Ameera. Ibu dan Felix mengangguk mengerti. Mereka kini yakin dengan yang Ameera lakukan. Pasti jualan ini akan laku terjual.
"Kakak, Alvin juga ingin ikut," di saat itu Alvin muncul dengan wajah khas bangun tidur. Ketika mendengar kedua kakaknya akan pergi ke kota, ia ingin ikut. Sekalian membantu kedua kakaknya dan berjalan-jalan di kota.
"Kalo gitu Alvin mandi dulu kalo mau ikut ke kota yah," Ibu berjalan mendekati Alvin dan membawanya untuk mandi. Felix keluar untuk menyiapkan gerobak keledai mereka. Sedangkan Ameera menyiapkan beberapa keperluan lainnya.
Mereka bertiga sudah siap ke kota untuk berjualan. Alvin dengan semangat duduk di gerobak dengan Ameera. Sedangkan Felix duduk di depan sebagai kusirnya. Mereka pamit kepada Bapak dan Ibu dan meminta doa agar jualan mereka di kota nanti laku keras.
Bagaimanapun doa orang tua juga penting. Ameera sudah tidak sabar menunjukkan bakat bisnisnya nanti. Apalagi Felix. Ia sangat bersemangat untuk bisa mendapatkan uang. Alvin sendiri merasa senang karena akan pergi ke kota. Ia jarang sekali atau bahkan tidak pernah melihat kota itu seperti apa.
****
TBC...