Ameera dan Felix sudah berada di depan rumah Bibi Sarah. Karena hari sudah mau gelap, orang-orang berada di dalam rumah.
"Bibi, kami ingin menjemput Alvin," Felix memanggil Bibi Sarah di depan pintu masuk. Lalu muncul wanita dengan perawakan yang kurus.
"Aduh, Felix dan Ameera yah. Ayo masuk dulu Alvin ada di dalam," ucapnya sambil melirik ke arah ember yang Felix bawa.
"Waduh, kalian dapet ikan yah. Banyak sekali," Bibi Sarah tergiur melihat banyaknya ikan yang keponakannya bawa. Namun ia tidak bermaksud untuk memintanya.
"Iya Bibi. Kami habis memancing tadi. Jika Bibi mau, Bibi bisa ambil beberapa kok," Ameera memang berniat untuk memberi beberapa ikan pada Bibi Sarah. Lagipula, tangkapan yang mereka tangkap hari ini juga banyak. Mungkin cukup untuk makan beberapa hari.
"Kalo gitu Bibi siapin wadah aja," Felix menimpali.
"Aduh, baiklah kalo gitu. Tunggu sebentar yah," Bibi Sarah merasa sangat senang. Keluarganya bisa makan ikan juga. Kemudian ia masuk ke dalam untuk mengambil wadah.
"Kakak," seorang anak kecik berusia 5 tahun itu berlari keluar dengan semangat. Di susul dengan gadis kecil usia 7 tahun di belakangnya.
"Alvin, kita pulang yah. Kakak punya ikan lho buat makan nanti," ucap Ameera sambil memeluk Alvin.
"Wah, kakak dapet ikan. Alvin mau makan ikan," seru Alvin dengan mata berbinar senang khas anak kecil.
"Kakak, Rani juga mau makan ikan," timpal Rani. Anak kedua dari Bibi Sarah dan juga suaminya.
"Iya. Nanti Rani juga bakal makan ikan kok," kata Felix. Kemudian Bibi Sarah keluar dengan membawa baskom.
Ameera mulai memindahkan beberapa ikan ke dalam baskom. Bibi Sarah tidak berani meminta ikan yang keponakan mereka dapat. Bagaimanapun juga ikan itu hasil tangkapan Ameera dan Felix.
"Bibi, udang sama lobster nya mau nggak?" tanya Ameera menawarkan. Ikan yang mereka tangkap hari ini ada 15 ekor. Jadi Ameera memberikan 7 ekor ikan untuk Bibi nya.
"Nggak usah deh. Bibi nggak tau cara masaknya," tolak Bibi Sarah dengan halus. Diberi ikan yang besar-besar seperti itu saja ia sudah bersyukur.
"Yaudah. Kalo gitu kami pamit pulang dulu. Sampaikan salam sama Paman Agus dan juga Rangga Bi," pamit mereka pada Bibi Sarah. Rani melambaikan tangan sebagai perpisahan. Ia senang karena bisa makan ikan malam ini.
Sesampainya di rumah, Ibu dan Bapak merasa kaget dengan ikan yang di bawa oleh anak mereka. Jarang sekali mereka bisa makan ikan.
"Ya ampun kalian bawa ikan banyak?" tanya Bapak dengan senang. Ia tidak menyangka akan makan ikan malam ini. Ada rasa bangga melihat anak mereka membawa pulang ikan.
"Tapi, lobster kecil dan udang nya kenapa di tangkap?" Ibu melihat ada banyak udang dan juga lobster dengan bingung. Pasalnya ikan lebih baik daripada kedua itu.
"Jangan salah Bu. Udang sama lobster kecil ini juga enak kok kalo di olah," Ameera mulai membawa ember itu ke belakang untuk di bersihkan. Ibu juga turut membantu Ameera.
Ameera meminta Ibunya untuk membersihkan dan juga memasak ikan. Sedangkan ia membersihkan lobster kecil dan udang. Felix yang penasaran olahan apa yang akan di buat oleh adiknya ini ikut membantu membersihkan udang dan lobster.
Untungnya di belakang rumah mereka ada beberapa bumbu yang bisa digunakan. Setelah membersihkannya, Ameera mulai memotong bumbu untuk dia masak. Rencananya ia akan memasak udang balado.
Sedangkan untuk lobster, ia gunakan dengan kuah pedas manis di tambah dengan potongan kentang. Pasti akan terasa enak. Ibu sudah selesai memasak ikan. Aroma harum dari masakan Ameera segera menyebar di dalam rumah mereka.
Alvin sendiri sudah tidak sabar. Bapak hanya terdiam tenang. Namun ia juga penasaran dengan masakan sang putri. Anehnya ia menyukai harum dari masakan putrinya.
Ameera sudah selesai memasak. Memindahkannya ke wadah dan membawanya ke ruang tengah untuk makan malam.
Keluarga mereka sudah berkumpul di sana. Mereka sudah sangat lapar hanya dengan mencium aromanya.
"Nah, silakan di makan," Ameera mulai mengambil selembar daun pisang sebagai piring. Di rumah mereka, piring masihlah langka. Karena keadaan mereka yang miskin, piring hanya bisa digunakan untuk beberapa lauk. Tapi Ameera berjanji. Kedepannya mereka pasti dapat makan enak dan juga kondisi keluarga mereka akan membaik.
"Wah, udangnya enak sekali. Alvin suka sekali," anak kecil itu makan dengan lahap. Begitu juga dengan yang lainnya.
"Iya, enak sekali. Ameera, kamu pandai memasak," puji Felix sambil makan udang.
"Tapi, bagaimana cara memakan lobster ini?" tanya Ibu penasaran.
Ameera mulai mengajari mereka cara mengupas lobster. Begitu tahu caranya mereka mulai menirunya.
"Ya ampun ini enak sekali," Bapak berkata dengan senang. Menatap anak perempuannya dengan bangga. Ia tidak menyangka anaknya ini selain membawa pulang ikan, tapi ia juga pintar memasak.
Malam itu keluarga Ameera makan dengan perut Kenyang. Begitu juga di keluarga Bibi Sarah. Mereka senang sekali karena bisa makan ikan untuk malam ini. Bibi Sarah merasa berterima kasih kepada keponakannya yang memberikan keluarga mereka Ikan.
****
Sebenernya aku nggak tau olahan yang aku bikin di cerita ini enak apa enggak. Cuman asal bikin aja gitu.
TBC...