5 : Dapat Uang Dari Hasil Penjualan dan Membeli Daging

132 30 2
                                    

Ketiga saudara itu sudah tiba di kota. Tepatnya mereka berada di pasar yang ada di pusat kota. Untungnya di pasar ini siapapun boleh menjajakan jualan mereka.

Felix dan Ameera mulai menata jualan mereka dengan Alvin yang terus melihat kesana kemari dengan wajah senang sekaligus penasaran.

"Ayo dibeli, dibeli. Jagung rebus, ubi rebus manisnya. Jajanan kentang goreng pedas manis dan originalnya," Ameera mulai berteriak untuk menggaet pelanggan. Di masa ini para pedagang masih malu-malu untuk melakukan hal tersebut.

Karena teriakan Ameera, orang-orang sekitar menjadi penasaran. Beberapa orang mulai mendekati gerobak keledai mereka.

"Ibu-Ibu, ayo beli jagung rebus nya. Jagung nya enak dan manis Bu. Ubi manis rebusnya juga nggak kalah manis," tawar Ameera pada Ibu-Ibu yang mendekati gerobak nya.

"Emang berapaan, Neng?" tanya si Ibu A.

"Murah kok Bu. Jagungnya cuman tiga ribu empat ratus per kilo. Kalo ubi manis harganya tiga ribu per kilo. Ada juga jajanan kentang gorengnya," Ameera memulai strategi penjualannya. Felix hanya diam dekat gerobak. Jika ada yang ia bantu kemungkinan itu saat membungkus jualannya.

"Kalo kentang gorengnya berapa?" tanya si Ibu C yang penasaran dengan aroma wangi dan enak dari jajanan kentang yang terlihat menggiurkan.

"Kalo kentang gorengnya di jual dengan harga seribu lima ratus. Sedikit mahal karena pakai bumbu rahasia. Kalo beli banyak nanti gratis dua buah jagung atau ubi manis," Ameera menjelaskan.

"Saya mau dong itu jagung rebus nya 2 kg, Neng. Terus ubi manisnya 1,5 kg sama kentang pedas manis saya beli tiga ribu aja dulu," Felix dengan sigap mulai mewadahi pesanan si Ibu A. Ameera dengan sengaja memberi kelebihan di kentang gorengnya agar si pembeli merasa diberikan bonus.

"Ini Neng uangnya. Makasih ya," setelahnya si Ibu A itu pergi. Ibu-Ibu yang lain juga mulai membeli.

"Dek, kita dapet uang banyak dari hasil jualan. Kalo jualan gampang kayak gini, kita bisa dapet uang banyak," ujar Felix dengan senang.

"Amin, Kak. Semoga cepat laku yah," Ameera mengaminkan. Dia juga sudah berpikir jualan mereka kali ini dapat menghasilkan keuntungan. Lalu tak lama kemudian si Ibu A yang menjadi pelanggan pertama mereka kembali lagi.

"Neng, saya mau beli lagi kentang gorengnya yah. Tadi udah habis sama suami katanya enak banget. Saya jadi nggak kebagian," begitu mendengar curhatan si Ibu A, Ameera dengan sigap bertanya berapa yang diinginkan pembeli.

"Mau beli berapa Bu?"

"Yang pedas manis saya mau beli sepuluh ribu, terus yang rasa original lima ribu buat anak saya yang kecil. Anak kecil biasanya nggak bisa makan pedas," langsung saja Ameera mengambil kentang goreng dan dua buah jagung rebus serta dua buah ubi manis sebagai bonus.

"Wah enak ini bisa di kasih bonus. Ini uangnya, Neng," setelah si Ibu A pergi, ada juga Ibu-Ibu yang lain datang untuk membeli kentang goreng. Ameera tidak menyangka jika kentang goreng yang ia olah menjadi sangat laku keras.

Hari sudah semakin sore. Kini langit sudah menunjukkan jam 2 siang. Dagangan mereka juga sudah habis terjual. Mereka mendapatkan uang sebesar tiga ratus dua puluh ribu yang sudah dikurangi untuk memberikan bonus jagung dan juga ubi manis.

Ameera berpikir sepertinya ia akan berjualan jajanan cepat saji saja. Di tambah jagung dan ubi manis sebagai bonus untuk pembeli yang membeli banyak seperti si Ibu A.

"Kakak hebat banget bisa dapet uang banyak," mata Alvin berbinar melihat kantung yang berisi uang. Felix juga terlihat sangat senang.

"Iya, nih. Kak, kita beli daging dan beras yuk. Kita harus makan enak hari ini," Ameera mengajak Felix dan Alvin untuk membeli kebutuhan dapur. Ia juga berencana membeli beberapa bumbu untuk mulai menjual udang dan juga lobster.

Mereka mulai bersiap untuk pulang. Namun sebelum itu ada seseorang yang memanggilnya.

"Neng, kentang goreng pedas manisnya masih ada nggak?" tanya seseorang. Ternyata ia adalah si Ibu C.

"Waduh Bu, sudah habis. Besok nanti saya jualan lagi kok," jawab Ameera. Inilah rencana yang ia susun. Stok jualan yang tidak terlalu banyak untuk membuat pembeli semakin penasaran.

"Yah. Padahal saya mau beli banyak. Kentang nya enak banget, saya sama keluarga saya jadi ketagihan. Menyesal saya tidak beli banyak. Yasudah, besok jangan lupa kembali lagi yah," si Ibu C kemudian pergi dengan rasa kecewa. Tetapi meski begitu ia akan kembali lagi untuk membeli kentang goreng yang enak itu.

"Kakak nggak nyangka bakalan ada yang balik lagi buat beli. Hebat kamu dek," Felix mengacungkan dua jempol sebagai pujian pada Ameera. Alvin juga ikut-ikutan memberikan kedua jempolnya untuk sang kakak perempuan.

"Hahaha. Sudah jangan terlalu memuji, aku tidak ingin besar kepala," mendapat pujian tersebut membuat Ameera malu-malu. Rasanya senang sekali mendapat pujian.

Mereka kembali berjalan dan masuk ke toko di sebrang jalan untuk membeli daging. Alvin bahkan sangat senang karena bisa makan daging. Keluarga mereka jarang sekali bisa makan daging. Itupun jika bukan hari raya.

Ameera juga membeli makanan ringan untuk adik bungsunya. Bocah kecil itu senang bisa membeli makanan yang ada di kota. Ia jarang sekali bisa membeli makanan ringan.


****

TBC...

Life In 1990Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang