Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
˚୨୧⋆｡˚ ⋆˚୨୧⋆｡˚ ⋆˚୨୧⋆｡˚ ⋆
─────────────────
- naim baik
- naim baik assalam chem haritu kau kata lighter kau hilang kan? lighter kau warna neon green ke?
you wslm ya benar asal OH KAU JUMPA KE
- naim baik haah ada tulis huruf 'C' kat lighter ni kau punya la kan?
you HA BETUL LER TU YA ALLAH THANKYOU DO NAIM 😭😭 LAMA AKU CARI SIAL
- naim baik takde hal la aku pergi dorm kau la bagi lighter ni
you eh takyah do susahkan kau je aku pergi sana ambik sendiri ah
- naim baik okee
___
AKU terus turun daripada katil, telefon pintarku aku sumbat ke dalam poket seluar tidurku.
" Mana?" Malia bersuara.
" Oh. Naim kata dia jumpa lighter aku. Aku nak pergi ambil ah ni," balasku, tanpa menoleh ke arah Malia. Tanganku terus mencapai sehelai hoodie yang tergantung di belakang pintu bilik.
" Ah, boek sangat ah tu!" Malia bangun dari perbaringan, kini dia duduk bersila di atas katilnya.
" Kau tolong belikan hundred plus kat vending machine depan tu, boleh ak?" pintanya, dengan matanya yang sengaja dikelipkan berkali-kali.
Hoodie yang disangkut di lengan aku sarungkan ke tubuh, sebelum aku membalas.
" No hal. Tapi upah untuk aku dua ringgit. Cun?"
Malia mencebik bibir. " Hmm.. yolah. Kau pergi beli dulu, nanti aku bayar," ujar Malia, bersama dengan sengihan lebarnya.
" Wanjays, kaya siot kau, Mal. Taknak belanja aku sekali ke?" Irish yang dari tadi tekun menyiapkan kerja sekolahnya, mula bersuara. Dua kali dia kenyitkan matanya kepada Malia.
Malia menjeling Irish tajam. " Beli sendiri ah."
Senyuman dibibir Irish sirna, terganti pula dengan cebikan. " Pai ti awok buat kite begini."
" Bak duit," ujarku, seraya aku menghulurkan telapak tanganku kepada Malia.
