Bab 4

17 4 0
                                    

Sekumpulan Remaja Bodoh ini Dihasut Secara Terang-terangan!

✿✿✿

Remaja berusia tujuh belas tahun itu memetik senar gitar dengan romantis. Di hadapannya adalah sang kekasih yang sedang menyanyikan lagu diiringi oleh petikan gitar. Mereka adalah Gibran dan pacarnya, Lia. Menyanyikan sebuah lagu romansa di studio musik sekolah pada waktu jam istirahat. Benar-benar menyenangkan.

Ketika mereka sampai pada bagian chorus, pintu studio terbuka dan menampilkan seorang remaja laki-laki tinggi dan sedikit lebih kurus dari Gibran. Ia membawa sekardus kabel dan diletakkan di dalam studio musik. Merasa canggung karena mengganggu kemesraan orang lain, remaja itu pergi begitu saja.

Baik, kita tidak akan berfokus kepada Gibran dan pacarnya, melainkan dengan laki-laki yang baru saja keluar dari studio dengan canggung. Namanya Juan, anak kelas 10 MIPA 4. Seorang siswa aneh yang memiliki banyak teman. Entah mengapa banyak sekali perempuan yang menyukainya. Ah, jangan salah. Dia tidak pernah menggoda siapapun dalam hidupnya. Hanya saja ia terlalu ramah sehingga banyak yang salah paham dengannya.

Ia membawa kotak bekal dan berjalan dengan ceria menuju kelas 11 MIPA 7. Laki-laki itu hendak memberikan kotak bekal kepada kakaknya, tetapi ia malu! Sungguh, ia tidak berani menginjakkan kakinya ataupun bertanya di daerah kelas itu.

"Adiknya Farel?" sapa seorang gadis yang sepertinya siswa di kelas itu.

Untuk pertamakalinya seorang gadis berucap lembut padanya. Cantik dan feminim, lembut dan manis. Entah mengapa seolah Juan tersihir kepada paras gadis itu, terutama karena kelembutannya. Gadis itu tersenyum dan mengajak masuk Juan.

"Rel, adikmu," ucap gadis itu dan mengantarkan Juan ke meja Farel—teman kelasnya.

Juan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari gadis itu. Ia menaruh kotak bekal sang kakak, tetapi tatapannya masih mengarah kepada gadis itu.

"Siapa namanya?"

"Jelita," jawab seseorang.

"Nama yang cantik," ucap Juan perlahan.

Tunggu. Juan tersadar bahwa yang menjawab pertanyaannya bukanlah suara kakaknya, melainkan suara perempuan! Ia menoleh dan melihat seorang siswi kelas itu yang duduk bersama dengan teman-temannya. Mereka sedang makan siang bersama. Juan menyadari bahwa tempat duduk Farel ada di seberang siswi itu. Ah, ini semua karena ia terpana kepada gadis tadi!

Farel yang duduk di seberang siswi itu hanya melongo dan memperhatikan Jelita yang duduk bersama dengan teman-temannya. Apa yang membuat adiknya ini terpana kepada teman kelasnya?

"Kotak bekalnya jangan lupa ditaruh di meja Farel, ya," tegur siswi yang menjawab pertanyaan Juan tadi.

Juan menoleh ke arah siswi tersebut, sementara teman-teman kelas siswi itu terkikik geli melihat kelakuan Juan. Sial, dia malu sekarang! Dengan cepat Juan menaruh kotak bekal di meja Farel dan dengan cepat meninggalkan kelas tersebut.

Farel hanya menggelengkan kepalanya, kemudian membuka kotak bekal dari sang adik. Wow, makanan favoritnya. Sushi nasi dengan saus kecap asin buatan sang Ibu.

Ketika ia hendak menyantap salah satu sushinya, tangan seseorang mengambil sushi dari sumpitnya kemudian memakannya dengan santai. Farel sedikit kesal, kemudian menengadah untuk menegur seseorang yang mencuri sushinya.

Itu Arshela yang masih menatap pintu dimana Juan baru saja pergi dari kelasnya!

"She?" sapa bingung Farel.

Arshela mengunyah sushi itu kemudian bertanya, "adikmu?"

Farel sedikit gugup untuk menjawab pertanyaan Arshela, "um ... iya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salahkan SutradaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang