I

92 12 6
                                    

Tahun 923

Di suatu negara bernama Joeran dipimpin oleh seorang Ratu yang anggun nan cantik dan Raja yang tampan nan berwibawa. Keduanya hidup dengan damai dengan rakyatnya yang damai pula. Tapi, hari ini tepat di istana utama seorang lelaki paruh baya dan anak kecil siap di tebas kepalanya oleh algojo yang memegang pedang.

"Tunggu, rajaku kenapa engkau membunuh ayah istrimu sendiri?? Dan apakah kau tega mengikut sertakan anakmu sendiri dalam hal ini. Raja kumohon pikirkan kembali mereka semua keluargaku, keluarga kita. Mereka tidak berdosa semua ini rencana ibu suri agar, aku turun dari posisi ratuku. Kumohon" Kata sang ratu memohon pada raja.

"Apa maksudmu, wanita tak tahu diri. Bukankah dia anak hasil dirimu dan kasim, beraninya kau mengaku dia sebagai cucuku. Anakku rajaku janganlah kau mempercayai wanita rendahan itu" Saut sang ibu suri menghasu raja yang duduk di sampingnya.

Ibu suri, ibu dari sang raja orang yang menjadikan anaknya sang raja sebagai boneka agar,dia mendapatkan semua yang dia inginkan. Kekayaan, emas, kejayaan dan kekuasaan. Semua ia rencanakan mulai dari anaknya yang menjadi raja, perbudakan untuk menghasilkan emas hingga para kasim yang selalu membantunya agar,sang raja selalu patuh padanya. Tapi, semua rencana hancur karena, datangnya sang ratu yang perlahan membuat sang raja sadar akan perbuatan ibunya. Sejak itu ibu suri membenci sang ratu dan keluarganya hingga terjadilah kejadian licik ini.

"Beraninya kau berkata begitu pada ibuku, apa kau juga ikut serta dalam perbudakan rakyatku untuk mencari emas agar,kalian kaya?!? Dan apakah yang dikatakan oleh ibuku itu benar?!? Kau telah menghianatiku" Kata sang raja yang turun dari kursi agungnya dengan marah menuju ke sang ratu yang berlutut disamping ayah dan anak lelaki ditengah halaman luas di depan istana. Sang ibu suri yang menonton dari tempatnya, tersenyum dengan mengerikan penuh arti.

"Tidak,aku tidak pernah melakukan hal menjijikan seperti itu. Semua ini rencana ibu suri. Ini bukan yang pertama ibu suri memfitnahku. Ibu suri selalu ingin mengeserku dan menggantikanku dengan selir suruhannya. Apa engkau tidak percaya padaku Rajaku" Lanjut sang ratu dengan air mata yang turun tanpa henti.

"Kumohon ratuku jangan seperti ini, aku tak ingin melukaimu. Janganlah engkau ikut serta. SEDANG APA KALIAN BAWA RATU KE ISTANANYA!!" Kata sang raja memerintahkan beberapa dayang untuk membawa sang ratu pergi.

"TIDAK!! Lalu bagaimana dengan ibu suri bukankah dia juga harus ikut adil dalam hal ini" Saut sang ratu dengan berani saat akan di tarik oleh beberapa dayang.

"HENTIKAN!!! Kenapa kau selalu membawa ibuku?!? Buktikan BUKTIKAN!!! Jika memang ibuku ikut serta" Kata sang raja menarik tengkuk ratu dengan kasar.

"Begitulah dirimu memang keras kepala. Setelah semua yang ibu suri lakukan padaku. Baiklah bunuh saja aku jika kau tak lagi mempercayaiku" Jawab sang ratu dengan beraninya. Tepat saat sang ratu berkata begitu awan gelap mulai berdatangan dengan petirnya yang terus menyambar setiap detik, kemudian turun hujan yang sangat deras.

"Tidak, kenapa aku harus melakukan itu. Dirimu tak usah ikut dalam masalah ini, hujan datang cepat pergi" Usir sang raja lalu meninggalkan ratu.

Sang ratu dengan semua kekesalan dan kebenciannya menarik pedang yang dibawa oleh pengawal. Secepat kilat tanpa berpikir sang ratu menusukkan pedang pada dirinya sendiri hingga menembus kebelakang. Baju cantiknya kini terbasahi oleh air hujan yang semakin deras dan darah yang mengalir dari dada dan mulutnya.

"Ibuuu" Panggil anak kecil berlari menuju ibunya yang kini terduduk lemah penuh darah dengan darah.

"Ratu" Seru sang ayah ratu. Sang raja yang mendengar teriakan dan suara pedang segera menoleh kebelakang dan melihat sang ratu dengan pedang di dadanya lalu berlari.

"Akh,makhfkan aku anakku. Maafkan ibumu ini telah meninggalkanmu" Ucap sang ratu mengelus pipi anaknya dengan lemah.

"Ratu!! Kenapa kau melakukan ini" Ucap sang raja yang kini berlutut di depan istrinya.

"Kau, saya aku bersumpah dirimu tidak akan hidup tenang daakh kau akan mendapatkan ganjaran atas semua inkh. Hiduplah abadi dan hiduplah dengan sengsara. Aku akan menanggung dosa ayah dan putraku yang kau salahkan dan kau incar. Cari aku dan kubunuh kau dengan tanganku sendiri" Kata sang ratu dengan darah yang terus mengalir hingga dia tak lagi mengeluarkan nafas.

10 Tahun Kemudian

Setelah kejadian lalu sang ayah dan putra ratu diusir dari istana oleh ibu suri. Dan raja yang tak pernah keluar dari istananya karena, sakit yang dideritanya setelah kepergian yang istri.

"Apa yang telah kau lakukan adalah hal yang tak berdasar. Dapatklah balasan yang pantas atas semuanya" Ucap seorang dalm mimpi sang raja yang dirinya kini dalam ruangan penuh darah.

"Siapa dirimu, ratuku?? Maafkan aku ratuku kumohon kembalilah padaku. Aku mengakui semua salahku" Kata sang raja dengan wajah bingung.

"Hah ukh ukh" Lanjut sang raja yang terbangun dari mimpinya yang terus berulang setiap dia tidur.

"Tidak adakah orang di depan, saya membutuhkan air, bawakan saya air" Teriak sang raja dari dalam ruangnya, tapi tak ada jawaban dari luar meski telah berteriak berkali-kali. Hingga akhirnya pintu terbuka dan menculah seorang dengan pakaian serba hitam dan pedangnya yang sangat tajam penuh dengan darah.

"Siapa kau, berani sekali kau kemari. Siapapun di luar segeralah masuk seorang penyusup telah datang" Kata sang raja yang berdiri tergopoh-gopoh meraih pedangnya. Tapi, kalah cepat dengan pedang yang menusuknya dengan tajam.

"Ini aku, putra yang kau usir. Bagaimana kabar anda ayahku, selamat atas lahirnya adik tiriku. Terimalah hadiah dariku, semoga kita tak lagi bertemu" Ucap lelaki berpakaian hitam itu dan menarik pedangnya lalu pergi secepat kilat.

Sang raja kini terduduk lemas dengan darah yang terus mengalir dari dadanya tepat dimana pedang di tusukkan.

"Apakah ini akhir dari penderitaan yang kau sumpahkan padaku ratuku akh" Ucapan terakhir dari sang raja.

◇◇◇

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca. Semoga suka♡.

Tbc

eternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang