III

53 7 3
                                    

Tahun kini 2023

"Appa, aku pergi dulu ketua timku marah jika aku tak segera pergi" Ucap perempuan cantik dengan jas hitam kulitnya. Terkalung sebuah tanda identitas, detektif kriminal Kim Jisoo.

Kim Jisoo berusia 27 tahun bekerja sebagai seorang detektif bagan kriminal sudah 4 tahun bekerja. Tinggal bersama ayah dan adiknya yang saling menyayangi dan damai. Ibunya?? Orang tua mereka berpisah sejak dia berusia 10 tahun. Kenapa?? Kala itu ayah Jisoo pulang dari kerjanya dan melihat kedua anaknya dengan memar dimana-mana. Sedangkan ibunya sedang membawa semua uang yang mereka simpan dan pergi begitu saja.

"Ya!! Kim Jisoo kenapa lama sekali. Cepat seorang wanita ditemukan di Hutan" Kata seorang lelaki pimpinan tim Jinwoo.

"Telusuri semua hutan ini,pastikan kalian menemukan senjata atau apapun" Titah Jinwoo pada semua anggota timnya ketika mereka sampai di tkp. Wanita berusia 25 tahunan ditemukan oleh seorang pendaki dengan luka sayatan di lehernya dan pukulan di kepala.

"Haah, kenapa ada kasus di hari liburku" Ucap Jisoo menguap ngantuk dan berjalan sendiri ke arah lebih dalam di hutan. Dengan membawa tongkat kayu untuk mencari bukti di tumpukan daun. Saat mencari Jisoo tak sengaja melihat seorang berbaju hitam bersembunyi di balik pohon dengan memeganggi pisau. Jisoo pun mengendap-endap tapi orang itu sadar dan berlari ke dalam hutan.

"Berhenti disana!!" Teriak Jisoo mengejar orang tersebut sekuat tenaga.

"Sial hampir saja tertangkap" Ucap lelaki itu saat dikiranya sudah bebas dari kejaran polisi

"Ya bukan hampir tapi sudah tertangkap. Habislah kau" Kata Jisoo tepat dibelakang lelaki itu dan terjadilah berkelahian hebat di tengah hutan itu.

Bugh

"Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan, anda memiliki hak untuk diam atau membuat pembelaan" Ucap Jisoo saat dia berhasil menangkap lelaki itu dengan borgol.

"Lepaskan,aku tidak membunuhnya dia memintaku untuk membunuhnya" Berontak lelaki itu saat di dorong oleh Jisoo untuk berjalan. Dijalan membawa terangka itu ke tkp Jisoo melihat ada siluet lelaki berpakaian serba hitam yang bersembunyi di balik pohon. Bukan bersembunyi tapi dia memang sengaja menampakkan diri.

"Oo Kim Jisoo, tentu saja tak perlu diragukan lagi kelincahanmu" Puji Jinwoo saat melihat Jisoo bersama seorang lelaki yang tangannya diborgol.

"Sudah selesaikan sunbae, saya pulang dulu sekarang hari libur saya" Ucap Jisoo menyerahkan tersangka dan pergi pulang begitu saja.

"Ya!! Kim jisoo, aigoo anak itu" Teriak Jinwoo yang sudah tidak kaget lagi dengan kelakuam Jisoo. Jisoo terkenal malas tapi selalu berhasil membuat semua orang terkejut dengan kemampuannya.

***

"Pukul berapa ini waktunya Junkyu pulang. Anak bawel ini kenapa selalu minta diantar padahal bisa pergi sendiri menyusahkan sekali" Kata Jisoo dalam mobil menuju ke sekolah adiknya yang baru memasuki Senior high school. Tetapi sebuah mobil hitam mengikutinya sejak dari hutan tadi.

"Kim Junkyu!!!" Teriak Jisoo memanggil adiknya yang sedang duduk sendiri di halte.

"Kim Junkyu apa kau tak malu pada temanmu setiap hari minta di antar jemput" Ucap Jisoo saat mereka berjalan menuju mobilnya yang di parkir cukup jauh.

"Aku tidak punya teman" Jawab Junkyu singkat.

"Ya!! Jangan bicara begitu kau terlihat sangat menyedihkan" Kata Jisoo memukul punggung Junkyu.

"Ini beneran, semua tak mau berteman dengan anak penjudi wanita" Ucap Junkyu pedas dan mendapat pukulan lagi.

"Ya!! Jangan begitu itu ibumu" Saut Jisoo memukul Junkyu berkali-kali.

"Lihat anak si wanita gila itu cantik sekali. Kita mendapatkan barang bagus" Kata seorang lelaki berbadan besar dengan 2 orang di belakangnya.

"Lari!!" Ucap Jisoo menarik Junkyu dan jadilah kejar-kejaran.

"Sial,jalan buntu!!" Seru Jisoo saat menemui jalan buntu saat mereka berlari.

"Ya!! Badj*ng*n gila, kita tidak ada urusan dengan wanita gila itu. Kenapa kau selalu mengejar kami" Teriak Junkyu pada 3 orang bertato di depannya.

"Kim Junkyu!! Itu ibumu jaga bicaramu" Ucap Jisoo memukul Junkyu dan mencoba untuk tenang.

"Noona hentikan tidak waktunya melucu. Aku tidak punya ibu sepertinya" Jawab Junkyu.

"Ya!! Hentikan omong kosong kalian. Kalian urus anak ingusan itu biar aku mengurus wanita cantik itu" Saut pria bertato. Belum mereka mendekat seorang lelaki tak diundang datang dan menyerang salah satu dari mereka.

"Siapa kau!! Jangan sok menjadi pahlawan, pergilah kita tidak ada urusan denganmu" Lanjut lelaki bertato itu.

"Ini urusanku, jangan berani memegangnya kalau kalian tidak ingin mati" Kata tamu tak di undang itu.

"Benarkah?? Kamu!! Serang hama itu" Titah lelaki itu. Dengan sekali tinjuan lelaki bertato itu terlempar menabrak tembok dan tersungkur di tanah tak bertenaga.

"Junkyu cepat kita pergi sekarang" Ucap Jisoo menarik Junkyu untuk pergi. Belum juga jauh dari situ lelaki tadi sudah menyusul di belakangnya.

"Jisoo" Panggil Haein. Yang dipanggil berhenti begitu pula dengan Junkyu.

"Kau siapa?? Kenapa bisa mengenal noonaku?? Apa kau suruhan wanita gila itu untuk membawa noonaku??" Tanya Junkyu bertubi-tubi.

"Junkyu!! Itu ibumu, Kau siapa?? Terima kasih telah membantu kami ya meskipun sebenarnya aku bisa menyelesaikannya sendiri" Kata Jisoo dan meninggalkan Haein.

"Tunggu" Cegah Haein.

Sreek

"Ahjussi!!" Teriak Jisoo melihat lengan Haein yang di gores dengan pisau tajam mengeluarkan darah. Kuku hitam nan panjang Haein keluar matanya berubah menjadi merah. Haein menarik lengan lelaki yang menusuknya dan melemparnya hingga lelaki itu terpental jauh menabrak tembok.

Bughh
Brak

Haein terus menghajar lelaki itu hingga lelaki itu tak kuat lagi berdiri

"Ahjussi, Hentikanlah kau akan membunuhnya" Teriak Jisoo menghentikan perkelahian itu dan menarik tangan Haein.

"Ratu" Ucapan terakhir Haein sebelum ia pingsan memeluk Jisoo.

***

"Ratu" Kata Haein, sesaat terbangun dari tidurnya di sebuah ruangan bernuansa putih beraroma melati dengan hiasan indah dimana-mana.

"Kau sudah terbangun tidurlah lagi,lukanya masih belum ku obati" Ucap Jisoo membawa kotak p3k.

"Ratu" Ucap Haein lagi menatap Jisoo dalam.

"Siapa ratu?? Dari tadi ahjussi selalu berbicara begitu" Kata Jisoo mendekat ke Haein dan mengobati lukanya. Saat akan mengobati Haein menarik Jisoo dan mereka berpelukan. Haein memeluk Jisoo dengan hangat penuh kenyamanan rasa rindu dan sayangnya.

"Ahjussi apa kau sudah gila, apa anda ingin mati?!? Yang benar saja,diamlah saya akan mengobati luka anda setelah itu anda bisa pergi" Teriak kesal Jisoo mendorong tubuh Haein.

"Ratu maafkan aku, baiklah bunuhlah aku" Kata Haein menunjukkan lubang hitam yang ada di dada bidangnya.

"Hah!!" Lagi-lagi Jisoo terkejut dia berdiri dari duduknya dan menjauh dari Haein.

◇◇◇

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca ♡.

Tbc

eternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang