Hal yang paling membahagiakan bagi anak-anak sekolah adalah, bunyi indah bel tanda pulang sekolah. Bagaikan nyanyian merdu yang membuat semangat mereka naik seketika. Semangat untuk pulang ke rumah sih lebih tepatnya.
Feni dan Jinan sudah tampak bersiap untuk keluar dari dalam kelas. Menghampiri Shani yang masih terlihat begitu santai membereskan peralatan sekolahnya. Tidak seperti yang lainnya, begitu mata pelajaran telah usai, pada gercep untuk cabut dari dalam kelas sesegera mungkin. Tapi, bagi ketiga cewek yang namanya cukup famous, apalagi Shani, mereka santuy-santuy saja.
"Yuk, Shan?" Kata Jinan yang kini berada didekat Shani.
Shani menoleh sembari tersenyum, "Akh, kalian duluan aja, deh. Aku ada perlu sebentar." Kata Shani yang kadang kala bisa nyebut Gue atau Aku. Tergantung maunya dia seperti apa.
"Mau kemana lo, Shan?" Tanya Feni yang jarang-jarang Shani menyuruhnya untuk pulang lebih dulu.
"Ada, deh. Kalo kalian mau balik, ya balik duluan aja."
Shani masih dengan pendiriannya. Ia keukeuh agar dua sahabatnya itu duluan saja. Mau tidak mau, Feni dan Jinan pun menuruti permintaannya.
"Ya udah kalo, gitu. Kita duluan ya, Shan? Ayo, Fen?" Ucap Jinan yang beranjak duluan dan segera keluar dari dalam kelas.
"Hmm ... Ya udah, deh. Gue duluan, Shan?" Kali ini, disusul Feni kemudian.
Hanya anggukkan kepala dari Shani sebagai jawaban iya. Setelah dua sahabatnya berlalu dari hadapannya, kini hanya tersisa ia saja sendirian di dalam ruangan kelas.
Ada maksud tertentu yang Shani akan lakukan mengapa dirinya masih berada di sekolah. Dalam benaknya, ada seseorang yang akan ia temui walau tanpa diketahui oleh seseorang tersebut. Lebih tepatnya, ia akan menemui seseorang tersebut tanpa seizin dari orang yang akan ia temui.
Langkah Shani telah dimulai. Ia kini melangkahkan kakinya menuju kelas yang akan ia tuju untuk menemui orang tersebut. Suasana sekolah sudah cukup sepi. Hanya masih terlihat beberapa anak-anak sekolah yang masih berada di area sekolah. Itu pun juga karena sudah menjadi rutinitas mereka setelah jam pelajaran semuanya usai, ada jadwal piket yang harus dilaksanakan.
Untung aja itu anak lagi jadwal piket.
Shani Indira, lo emang pinter banget buat ngerencanain sesuatu.
***
Feni, Jinan dan Shani tentunya seperti biasa sedang kumpul bersama di kantin. Kantin adalah tempat terbaik untuk ngobrolin hal-hal random.
Disela ketiganya sedang asyik-asyiknya membicarakan sesuatu, seorang cewek cantik dengan gaya short hair menghampiri ketiga cewek tersebut. Namun, tujuan utamanya bukan tidak lain menghampiri Shani.
"Shaniiiiii ... Kangeeennn!!!" Rengeknya dengan manja sembari mencubit gemas pipi Shani.
Shani yang tiba-tiba dicubit pipinya itu pun, hanya diam tanpa berniat untuk menepis tangan dari cewek tersebut.
Melihat pemandangan yang menggelikan itu, Feni dan Jinan lebih memilih untuk ngobrol masing-masing tanpa mempedulikan kehadiran cewek tersebut.
"Shaniiiiii?!! Kapan kita jalan lagi?! Kangen tahu!!" Tanyanya dengan nada semanja mungkin.
"Gak tahu. Nanti aja kalau aku ada waktu." Jawabnya santai sembari menyeruput jus rasa mangga yang tersisa setengah gelas lagi.
"Huuufffttt! Ya udah, deh. Janji ya tapi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Fanfiction"Semua yang gue bilang ke lo itu cuma pura-pura doang. Gue gak pernah cinta sama lo. Lo cuma gue jadiin pelampiasan doang." -Shani Indira Natio- "Aku gak pernah sebahagia ini sama kamu. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Dan ternyata, kamu adalah...