"Gre?"
"Iya, Shan?"
"Daripada pulang cepet, gimana kalau kita jalan dulu aja?!"
Terasa begitu awkward bagi Gracia. Pasalnya, niat awal Shani yang ingin pulang bersama, malah mengajaknya untuk jalan-jalan terlebih dahulu yang entah kemana saat ini Shani membawanya.
Ini diluar dugaannya. Tidak disangka olehnya, bahwa ia akan lebih lama lagi situasinya bersama Shani, gadis cantik yang belum sepenuhnya ia kenal. Tapi, yang ia alami belakangan ini adalah, selalu bertemu ataupun berpapasan dengan Shani selama berada di sekolah. Dan lebih mengejutkannya lagi, Shani-lah yang selalu menyapanya terlebih dahulu. Walaupun, hanya sebatas sapaan kecil dengan pemanis senyumannya yang menawan.
Seolah semesta mengizinkannya untuk kembali bersamanya lagi, kini antara Shani dan dirinya tengah duduk berdampingan dikursi bis kota yang membawanya bersama. Awalnya ia ingin menolak tawaran tersebut. Namun sialnya, hati kecilnya justru bertentangan lain. Hati kecilnya mengizinkan ia untuk menerima agar terciptanya moment dimana ia bisa bersama Shani (lagi).
"Kamu gak usah kekakutan kayak gitu. Aku gak akan macem-macem apalagi culik kamu, kok! Aku cuma pengen jalan sama kamu doang, itu aja." Ucapnya yang beberapa kali mendapati gelagat Gracia yang seolah tidak nyaman ketika berada didekatnya.
Bukan, bukan tidak nyaman. Seperti biasa, Gracia hanya gugup. Ia terlalu gugup ketika dirinya harus bertemu dengan Shani lagi. Apalagi, disituasinya saat ini dan duduk saling berdampingan dalam bis yang sama. Rasanya, mau meledak. Duuaaarrr!
"Aaakkhhh ... Bu---bukan gitu, Shan?!! Aku cuma ... Cuma belum terbiasa aja, sih!"
"Belum terbiasa?! Makanya, mulai sekarang biasain, dong! Kan, kita udah temenan."
"Ahahaha ... I---iya, kamu bener. Kita udah jadi temen." Kata Gracia yang perlahan hatinya ingin membiasakan dirinya disituasi saat ini. Menghapus semua rasa gugup yang selalu ia rasakan.
Teman(?)
Kata itu yang secara perlahan terngiang-ngiang ditelinga Gracia. Ketika seorang Shani Indira yang mengakui dirinya sebagai teman. Teman yang baru beberapa hari ia kenal. Seharusnya, ia merasa senang. Belum lama bersekolah di sekolah barunya, ia sudah bisa mengenali seseorang yang namanya selalu jadi pembahasan orang lain di sekolah. Gadis cantik dan terkenal yang dijuluki Seleb Sekolah itu-lah yang kini ia kenal.
Sebenarnya, selain gugup, ada perasaan lain yang ia rasakan begitu dirinya lagi dan lagi entah itu harus berpapasan dengan Shani ataupun justru bersamaan seperti saat ini. Ini melebih rasa gugupnya yang selalu ia perlihatkan. Ia berusaha mati-matian agar perasaan itu tidak terlihat jelas oleh gadis disampingnya. Namun, ia berusaha menolak keras hal itu dan berkata,
Gak, Greee!! Gaaakkk!!!
Ini terlalu cepat untuk mengakuinya!
Akh ... Aku gak mau bilang apa artinya yang aku rasain sekarang.
Baik keduanya telah sampai tempat yang dituju. Keduanya sama-sama turun dari bis dan berjalan bersamaan di trotoar kota yang tidak pernah tidur itu. Suasana yang begitu ramai sekali. Terlebih, momentnya pas weekend seperti ini.
Atensi Gracia tertuju kepada beberapa kerumunan orang yang sepertinya sedang menyaksikan penampilan live music di trotoar depan sebuah mall yang begitu besar. Shani menoleh ke arah Gracia yang dalam benaknya, tampak menyukai penampilan musik tersebut.
"Kesana, yuk?" Ajak Shani dan tanpa seizin Gracia, ia menarik tangan Gracia begitu saja.
Gracia dibuat sedikit terkejut dengan perlakuan Shani yang menariknya secara tiba-tiba begitu saja. Dalam benaknya, mengapa Shani harus bersikap seperti itu(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Fanfiction"Semua yang gue bilang ke lo itu cuma pura-pura doang. Gue gak pernah cinta sama lo. Lo cuma gue jadiin pelampiasan doang." -Shani Indira Natio- "Aku gak pernah sebahagia ini sama kamu. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Dan ternyata, kamu adalah...