End

1.4K 130 23
                                    

Kendaaran roda empat itu meluncur mulus, membelah jalanan Seoul di malam yang semakin petang. Ada arakan awan kelabu di atas langit, tapi bintang-bintang masih bersinar terang. Pertanda esok hari langit akan bersinar cerah oleh mentari.

Seperti sebuah harapan baru yang akan muncul di antara dua anak adam yang sedang berangkulan. Sama-sama melihat bulan purnama yang bersinar kemerahan. Dari balik sunroof yang terbuka di atas mereka. Diiringi awan kelabu yang seolah bergerak mengikuti mereka.

Tangan yang saling tertaut, kepala yang saling bersandar dan dada yang sama-sama berdebar. Debaran kencang karena keberanian mereka memilih jalan. Juga debaran cinta yang kini terbaca jelas di antara keduanya.

"Ini jemariku, untuk kau baca satu-satu. Lalu kau bawa seluruh impianmu, menyatu dalam genggamanku, sebagai sang pemenang," bisik si pria yang lebih tua.

"Puisiku tidak sebagus itu untuk menjadi pemenang," sahut yang lebih muda, bergeser mendekat, lalu meletakkan kepalanya di paha yang lebih tua.

"Kau sudah memenangkan hatiku. Itu lebih dari segalanya," sahutnya.

"Itu tujuanku yang utama, tapi ... bagaimana dengan nunaku?"

.
.

Yuna melempar surat itu lalu melompat turun dari kasur. Ia terseok oleh sprei yang melilit hingga hampir jatuh. Tergesa pada pemikirannya, tentang kemungkinan terburuk yang berada di kepala.

"Jungkook!" teriaknya saat berlari menuju kamar adiknya. Mengedor pintu kayu itu dengan keras.

Meski kemungkinannya kecil, tapi Yuna masih berharap bahwa Jungkook berada di dalam. Sedang tidur atau sedang memainkan ponsel sambil mendengarkan musik classic.

Saat tak ada sahutan dari dalam, Yuna mencoba memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Dan tentu saja Yuna dengan cepat membukanya. Berteriak tanpa sadar saat ruangan gelap dan kosong menyambutnya.

Meski lampu ia nyalakan tetap tidak ada apa-apa di sana. Jungkook tidak ada, ruangan itu kosong. Sekosong hati Yuna yang mendadak seperti kehilangan sesuatu yang amat besar. Sakit dan sesak, hingga lutut dan kakinya gemetar.

Tangannya meraba-raba permukaan sprei seolah mencari sesuatu di sana. Mencari adiknya. Yuna tidak percaya begitu saja, lantas melompat ke kamar mandi untuk memastikan bahwa Jungkook mungkin berada di dalam. Tapi nihil.

Seolah masih belum puas, Yuna membuka semua pintu lemari yang sudah tinggal separuh isinya. Beberapa pakaian sudah tidak ada di sana. Bahkan tas besar yang biasa Jungkook bawa untuk kemah di sekolah juga tidak berada di tempatnya.

Jungkook benar-benar pergi, meninggalkannya. Tidak mengucapkan salam perpisahan, tidak berpamitan. Rasa sakit kehilangan seorang adik, lebih besar dari sakit dikhianati Taehyung.

Yuna jatuh tersedu-sedu di lantai. Memeluk erat seragam Jungkook yang masih tergantung di lemari.

"Harusnya tidak seperti ini. Kembalilah Kookie!"

"Nuna akan merelakan Taehyung untukmu!"

Sementara sang adik, berdiri gamang di pintu masuk bandara. Menoleh ke belakang pada orang-orang yang berjalan. Berharap salah satu dari mereka adalah kakaknya.

Tapi tidak mungkin, Yuna pasti sedang berteriak penuh emosi. Menyumpahi Taehyung dan Jungkook di kamarnya. Tidak mungkin wanita itu mengejar Jungkook, seorang adik yang begitu kejam merebut kekasih kakaknya.

Taehyung menepuk bahu Jungkook pelan, mengerti jika pemuda itu bimbang. Ini langkah amat sulit yang mengorbankan sesuatu yang besar dalam hidupnya. Yaitu keluarga.

Anggap saja Jungkook egois, karena lebih memilih cinta ketimbang keluarga. Tapi biar Jungkook beritahu hukum matematika dari semua pilihan yang ada.

Bahwa hidup itu satu, tunggal. Tak ada kehidupan kedua. Usia itu relatif tidak bisa dirumuskan dengan angka. Selama ada umur, Jungkook ingin mengejar mimpinya menjadi seorang sastrawan. Bersama orang yang ia cintai dan mencintainya. Yang akan mendukung pilihannya, menjadi tempatnya mencari isnpirasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother In Law (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang