"Hidup seseorang tidak akan berubah jika hanya pasrah. Ada banyak cara untuk meraih cita-cita. Seperti matematika yang memiliki banyak kemungkinan untuk menghasilkan sebuah angka."
Jungkook mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Mr. Namjoon. Ini hari yang baru bagi Jungkook untuk memulai sesuatu, yaitu mulai menerima Taehyung sebagai calon iparnya. Dan menutup perasaannya di dalam tempat terdalam di hatinya. Tapi penjelasan Mr. Namjoon malah membuat Jungkook bimbang.
"Contohnya, Mr?" Jungkook mengangkat tangan bertanya.
Namjoon tersenyum, sangat senang rasanya jika ada murid yang bertanya. Sebab kelas akan jadi lebih hidup jika ada interaksi.
Pria tinggi itu mengambil kapur lalu menyerahkannya pada Jungkook. Juga meminta pemuda itu maju ke depan untuk menuliskan beberapa penjumlahan.
"Coba tulis angka 10 di papan. Lalu tulis pula di sampingnya ada berapa cara untuk mendapatkan angka sepuluh sebagai jumlahnya!"
Jungkook tahu ini sangat mudah, maka ia menulis banyak angka di sana. 7+3=10
9+1=10
2+8=10
11-1=10
10÷1=10
2×5=10Dan banyak lagi ....
Hingga papan tulis itu penuh dengan angka yang kesemua jumlah akhirnya adalah 10.
"Bagaimana?" Namjoon mengambil kembali sisa kapur tulis dari Jungkook.
Jungkook mengerutkan kening, masih belum paham maknanya. Orang jenius seperti Namjoon memang sulit dimengerti.
"Semudah itu Jungkook menulis banyak cara untuk mendapat nilai 10. Karena ia fokus pada hasilnya, bukan pada caranya." Namjoon menjelaskan. Murid-muridnya masih menganga.
"Sama halnya dengan hidup, untuk mendapatkan suatu tujuan. Kita mungkin gagal dengan satu cara tapi masih ada banyak cara jika kita fokus pada impian kita. Bukan pada proses dan kegagalannya."
Seketika Jungkook terhenyak, mata membola dan senyumnya mengembang lebar. Ia seperti mendapat pencerahan. Lantas bertanya kembali.
"Apa hubungannya ini dengan matematika?"
Namjoon tersenyum lagi, kali ini matanya menyapu seluruh penghuni kelas sebelum menjelaskan semua.
"Aku tahu kalian berpikir matematika itu sulit. Maka kalian enggan untuk belajar. Sama halnya jika kalian pikir jika sekolah itu membosankan. Maka carilah satu hal saja yang membuat kalian senang. Misal kalian tidak suka matematika, kalian lebih suka sastra. Itu bisa jadi satu cara agar kalian tetap datang ke sini tiap pagi."
"Itu penjelasan secara umum, secara khusus. Matematika sendiri adalah rumus yang diciptakan manusia. Untuk mendapat hasil akhir para ilmuwan mencari cara, sehingga ada rumus aljabar, rumus pytagoras, dll. Bapak harap ada salah satu di antara kalian yang bisa menciptakan rumus sendiri dengan hasil yang sama seperti para ilmuwan sebelumnya."
"Jadi, sangatlah berkaitan antara matematika dan kehidupan. Yaitu pola pikir kita. Jika kalian anggap sulit, maka carilah rumus yang lain dengan hasil yang sama. Sama halnya dengan hidup. Jika kalian gagal dengan satu cara, ada banyak cara yang bisa kalian gali untuk mencapai satu mimpi yang sama."
Seluruh penghuni kelas bertepuk tangan oleh penjelasan Namjoon. Pria itu benar-benar seorang jenius yang patut disebut sebagai permata sekolah. Guru tauladan, dan pendidik yang visioner.
Jungkook mengetuk-ngetuk meja tak sabar. Menunggu kelas usai, sehingga ia bisa pergi menemui gurunya.
Begitu kelas usai Namjoon yang baru saja menata buku ke dalam tasnya. Memanggil Jungkook yang siap ke luar dari pintu.
"Jungkook, kau tahu kenapa aku membahas tentang impian barusan?"
Jungkook berbalik, urung untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother In Law (End) ✅
FanficJungkook memang hanya tertarik pada laki-laki. Tapi jatuh cinta? Ia belum pernah. Sampai kakak perempuannya mengenalkan Jungkook pada Taehyung, kekasih kakaknya. Yang membuat dada Jungkook berdebar untuk pertama kali. Jatuh cinta kah Jungkook pada c...