Kado

1.4K 161 28
                                    

Jungkook baru keluar dari kamar, saat perutnya terasa lapar. Ia lupa sepulang sekolah tidak langsung makan, malah merenung dan melamun. Ujung-ujungnya harus mandi besar karena terdesak oleh ingatannya tentang Taehyung.

Jungkook berjalan ke dapur memakai kaos dan celana pendek. Ia memasak sendiri bahan makanan yang ada di kulkas. Kemudian membawanya ke depan televisi. Menonton spogebob sambil makan sepertinya seru.

Meletakkan ramen di atas meja, ia sadar ada sesuatu di sana. Sebuah bingkisan yang belum tersentuh. Jungkook menoleh ke kiri dan kanan. Ia memang yakin tadi saat masuk ke kamar mandi, ada suara seseorang masuk ke apartemennya.

Ia pikir nunanya sudah datang, tapi melihat di kamar Yuna. Kakaknya itu tidak ada ada. Sementara bingkisan di meja baru saja diletakkan. Karena saat Jungkook pulang tidak ada apa-apa di sana.

Penasaran akan bingkisan itu, Jungkook pun mengambil ponselnya di kamar untuk menghubungi Yuna. Sebelah tangan ia gunakan untuk makan. Tangan yang lain ia gunakan untuk mengoperasikan ponsel.

"Nuna, apa kau pulang barusan untuk menaruh bingkisan?" Jungkook bertanya langsung, begitu telponnya diangkat. Ia yakin kakaknya pulang sebentar, menengok kamar Jungkook yang kebetulan sedang mandi. Kemudian keluar lagi setelah meletakkan bingkisan.

"Oh itu ...." Yuna tertawa renyah di seberang.

"Itu hyungmu yang datang barusan, tapi dia langsung pulang tidak membangunkanmu lebih dulu."

Hyung ... apa aku punya kakak laki-laki? Batin Jungkook bertanya.

"Hyung, hyung siapa?"

"Kim Taehyung. Bukankah sebentar lagi dia akan jadi hyungmu?" Jungkook tersedak kuah ramen. Hingga terbatuk beberapa kali. Terkejut akan kabar dan kenyataan yang datang bersamaan bagai dua cambukan. Memukul dada dan hatinya.

Jadi yang tadi itu Taehyung, yang membuka pintu kamar? Apa mungkin dia juga melihat aku yang sedang mandi, telanjang?

Oh, God. Aku bisa gila jika itu benar.

Batin Jungkook berkecamuk, ada rasa gembira dan harapan bahwa semua praduganya benar. Entah kenapa ia sangat berharap Taehyung mengintipnya mandi.

Jungkook melupakan kakaknya yang berbicara. Ia mengabaikan ponsel dan ramen di meja. Memilih untuk membuka bingkisan-yang kata Yuna-itu kiriman dari Taehyung.

Dada Jungkook bergemuruh oleh letupan kegembiraan, saat tangannya membuka pita merah hati di atas kotak coklat tua. Seperti membuka hadiah dari sang kekasih. Jungkook gemetar membuka tutupnya. Terbayang sesuatu yang spesial untuk dirinya dari Taehyung.

Namun, semua getaran dan ekspetasi penuh harap itu runtuh seketika. Saat dilihat olehnya sesuatu di balik kado pita merah.

Sebuah gaun perempuan berwarna maroon yang terlihat elegan dan mewah. Dengan kartu ucapan yang ditulis tangan.

[Datanglah ke acara itu memakai gaun ini]

Jungkook terjatuh, bukan hanya tubuhnya, harapannya juga. Ia lekas menutup kembali kado itu. Kemudian mengambil ponsel untuk mencerca nunanya karena sudah membuat Jungkook bereskpetasi tinggi.

"Nuna ... bingkisan itu bukan untukku tapi untuk Nuna!"

"Ah ... iya, aku lupa. Kata Taehyung dia tidak tahu ukuranmu. Dia ingin mengajakmu langsung ke butik untuk mencoba beberapa baju."

Ujian apa lagi ini!

.
.

Sesuai ucapan nunanya, pukul enam sore Taehyung datang bersama Yuna. Menyambangi Jungkook yang sedang asyik menonton televisi sambil makan camilan.

Brother In Law (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang