Sebenarnya tak hanya sekali dua kali Sara berusaha menarik perhatian Rio kakak kelasnya itu. Sejak hari pertama Sara menginjakkan kakinya di SMA Antariksa dan melihat Rio dengan tingginya yang menjulang bersandar di salah satu pilar di kantin, Sara sudah sangat berani mengajak Rio berkenalan. Walaupun berkali-kali di tolak hingga mengetahui bahwa Rio memiliki kekasih tak membuat Sara memundurkan langkahnya. Selagi napasnya masih terasa ia akan melawan siapapun dijalan yang mengarahkannya menuju Rio, kata Sara berulang kali setiap Thala mencoba mengingatkan. Untungnya, tak hanya Sara yang melakukan segalanya untuk Rio jadi Thala merasa aman karena kekasih Rio pasti akan lelah jika harus menegur gadis-gadis yang mendekati Rio. Sampai detik ini tak ada tanda-tanda kekasih Rio ingin melakukannya, sebab ada yang bilang bahwa ia tidak merasa terancam terhadap siapapun yang mendekati Rio karena ia sudah memenangkan perlombaan tanpa usaha lebih.
Thala lagi-lagi dengan geram mencubit lengan sahabatnya karena matanya tidak berpaling dari Rio dan gerombolannya yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Hari ini kelas Thala sedang berolahraga, Pak Fajar yang dengan panjang lebar menjelaskan bagaimana melakukan lay-up pada basket tapi tak sama sekali di dengarkan oleh Sara. Thala yang sesekali ikut melirik kearah Rio pun menyadari bahwa mata Rio juga sedang memandang kearahnya, maksudnya kearah lapangan yang hanya ada anak kelasnya. Sedang memastikan kemana arah pandang Rio, tiba-tiba Pak Fajar dengan suara lantangnya memanggil Rio untuk bergabung. Dengan senang Sara yang tadinya duduk dibagian belakang bergegas pindah ke barisan depan agar dekat dengan Rio meninggalkan Thala yang tetap dalam posisinya.
Pak Fajar meminta Rio dan gerombolannya memberikan contoh melakukan lay-up secara bergantian. Rio yang memilih untuk melakukannya terakhir dengan terang-terangan menatap Thala tanpa terasa terganggu dengan teriakan Sara yang berusaha mencari perhatiannya. Thala yang mengetahuinya selalu mengalihkan pandangannya namun hatinya seakan-akan tidak mendukungnya. Thala ikut menatap mata tajam Rio dan lagi-lagi desiran hangat kembali terasa saat tatapan mereka bertemu. Mereka saling menatap cukup lama tanpa menyadari bahwa Pak Fajar berada di dekat Thala dan membisikkan sesuatu padanya.
"Kalian dari tadi saya perhatiin selalu curi-curi pandang, ada sesuatu ya antara kalian?"
Thala langsung duduk tegak dan menjawab dengan gugup, "Ap- apa pak? Engga-engga! Ini-engga, itu saya."
"Tidak usah kaku begitu, menurut bapak kalian cocok." Ucap Pak Fajar lalu melenggang pergi.
Mendengar penuturan Pak Fajar membuatnya merasa malu padahal hanya ia yang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
Fiksi RemajaThala terlambat dalam memahami rasa cinta yang ia miliki. Apakah acara perpisahan sekolahnya menjadi jawaban bahwa memang cintanya harus diakhiri? atau kata selamat tinggal adalah lembaran baru untuk menjalani kisah selanjutnya?