Mata panda dengan kantung mata, bisa kalian bayangkan bagaimana rupa dari Nara?
Semalam ia tak tidur, semalaman penuh Nara terus saja menangis merindukan ibu nya yang jauh di sana.
Kepala yang berdenyut tak di ambil pusing oleh Nara, Nara segera bersiap untuk berangkat ke sekolah barunya.
Nara membuka tudung saji, ia tak mendapati makanan apapun di sana.
Nara menghela nafas lalu segera memesan ojek online lewat hp nya itu.
Pagi ini jalanan kota Jogja di penuhi oleh anak sekolahan. Ada yang memakai seragam putih merah ada juga yang memakai seragam putih biru dan ada juga yang memakai putih abu-abu seperti yang Nara pakai.
Sampai di depan gerbang sekolah, Tak lupa Nara membayar ojek dan mengucapkan terimakasih kepada bapak ojek nya.
Nara mengikuti panduan dari kakak Osis itu untuk segera masuk ke kelasnya.
Jantung Nara berdebar layaknya sebuah drum yang di pukul dengan cepat.
'Tenang Nara, kamu pasti bisa. Tenang Nara.' Ucap Nara dalam hatinya guna menenangkan diri nya.
Nara menarik nafas lalu menghembuskan nya secara perlahan. Ketika Nara merasa sudah cukup tenang, ia pun segera mencari tempat duduk.
Kursi baris kedua dari belakang bagian pojok kiri, itulah tempat duduk yang Nara pilih.
Nara sedang sibuk mengscroll galeri nya, namun kegiatannya berhenti ketika ada seseorang yang menarik kursi nya.
Nara kaget lalu berdiri dari duduk nya, tatapan tak suka ia berikan kepada laki-laki itu.
'pradana Malik' Name tag nya.
"Ngapain lo liatin dada gue? Mesum banget jadi cewek" Ucap nya kasar.
Kini kedua nya menjadi pusat perhatian.
'Ya Tuhan! ini baru hari pertama loh, masa Nara udah ketemu cowok modelan ngeselin kayak gini?!' Ucap Nara membatin.
"Pertama, kamu yang gk sopan sama orang lain. Kedua aku gk minat buat mesumin kamu. Dan yang Ketiga, Apa
masalah nya kamu sama aku? Emang aku ada salah sama kamu, Pradana Malik?" Ucap Nara tegas.Ya itu Pradana Malik, Pras panggilnya.
Pras mendorong bahu Nara dengan sengaja sampai Nara jatuh ke lantai.
"Lemah! Baru gue dorong dikit aja udah jatuh. Berdiri lo!"
Nara bingung dengan situasi ini namun menguatkan hati nya agar ia tak menangis.
Nara berdiri di bantu oleh seorang siswi berkacamata itu.
"Pras! Lo gk sopan. Minta maaf sama Nara" Tegas siswi itu
Bukannya meminta maaf Pras malah pergi entah kemana.
"Kamu gapapa Nara? Ada yang luka?" Tanya siswi itu lembut pada Nara.
"Saya gapapa kak Vany, makasih udah bantu Nara hehe" Ucap Nara dengan sedikit kekehan.
Siswi berkacamata itu adalah Zevany Amerta, Dia adalah wakil osis dan dia adalah mantan dari Pradana Malik.
Mengejutkan? oh tidak. Kebucinan Pras tak pernah ia tutupi saat ia dan vany masih berpacaran. Warga sekolah semua tau dan paham betul bagaimana seorang Pras memberikan perlakuan manis kepada mantan kekasih nya itu.
"Van! Ituuh— huh..." Ucap Sera selaku osis dan juga teman dari vany.
"Tarik nafas dulu, baru ngomong ra"
Sera melakukan saran sari Vany.
"Oke udah. Jadi ada masalah van di bagian sie perkab, Katanya lampu atas panggung gk bisa nyala van. Kita butuh lo" Jelas Sera.
"Haduh, Emang kemarin gk di cek dulu apa gimana? Acara udah mau mulai. Terus si Gabriel kemana?" Ucap Vany dengan nada khawatir.
"Nah itu si Gabriel lagi ngurusin masalah di bagian Pensi nya, van. Jadi gue cari lo"
"Ya udah kita kesana" Putus Vany
Vany dan Sera segera menuju ke area panggung, sementara Nara kembali ke bangku nya untuk mengambil peralatan MPLS nya karena seharusnya acara nya akan segera di mulai.
Saat Nara sedang mencari buku tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundak nya.
"Nara?!"
"Kinan?!"
"AAAAAAAA KANGEEENN!" Ucap mereka kompak sembari saling berpelukan.
"Kinan, Aku kangen banget sama kamu" Ucap Nara sambil melepaskan pelukannya
"Masa si? afah iyah?" Ucap Kinan jail.
"Ish kinan mah" Nara mengerucutkan bibir nya seolah sedang marah pada kinan, Sepupunya.
"Ahahah, Nara bibir mu kayak bebek" Ucap Kinan sambil tertawa kencang
"Kan kan Kinan jail mulu sama Nara. Tau gitu Nara gk usah ke Jogja"
"Eits, santai bu bos. Masih aja suka ngambekan. Adek Nara ku yang ucul banget kayak boneka bebek jangan ngambek dong" Bujuk Kinan.
"Ish Kinan tuh mau bujuk Nara atau mau ngatain Nara sih?"
"Dua-dua nya sih Ahahaha" Ucap Kinan kembali tertawa dengan kencang.
"Kinan jangan gitu dong sama Nara, masa Nara nya kamu jailin terus?"
"Hah? Mama Lea?!" Ucap Nara dengan nada terkejut sekaligus bahagia.
Nara segera berlari memeluk Lea. Lea adalah Mama dari Kinan. Mama Kinan dan Ibu Nara sudah bersahabat dari kecil sehingga Kinan menganggap bahwa Nara adalah adik sepupunya dan Nara menganggap Kinan adalah kakak sepupu nya. Namun di balik itu, umur Kinan memang satu tahun di atas Nara. Kinan berumur 17 tahun sedangkan Nara berumur 16 tahun.
Lea mengelus rambut Nara dengan sayang.
"Kabar kamu baik kan, Nara?" Tanya Lea
"Awal nya gk baik tapi setelah ketemu mama Lea sama Kinan jadi buat Nara ngerasa lebih baik" Ucap Nara sambil tersenyum ke arah Lea.
Lea tersenyum haru, Lea merasakan luka yang dalam dari sorot mata Nara. Dari dulu Nara adalah anak yang selalu ceria namun saat ini keceriaan Nara hilang entah kemana.
"Nara sama Mama mau pelukan sampe kapan? Sampe acara MPLS nya selesai?" Ucap Kinan yang di balas kekehan dari Nara dan Lea.
Lea mengusap Air mata Nara.
"Nara harus jadi anak yang kuat ya, Mama Lea dan juga Kinan ada untuk Nara" Ucap Lea dengan tulus.
Nara tersenyum simpul.
"Ah udah ah acara sedih nya. Sekarang tuh Nara harus ceria lagi dan yang terpenting Nara harus ikut MPLS dulu kalau gk nanti Ketos nya ngamuk, Ketosnya galak banget.Ihh sereeem" Ucap Kinan berusaha menghibur Nara
"Ada-ada aja kamu Kinan" Ucap Nara sambil tersenyum
"Mama Lea dan Kinan, Makasih ya udah menghibur Nara."
"Nara mah kaku amatt deh, kita itu keluarga Nara. Kalau Nara sedih, kita sebagai keluarga harus ada dan siap hibur Nara. Itu baru yang namanya keluarga." Jelas Kinan
"Iya Kinan, Makasih ya"
"Tuh kan pake makasih segala, Udah yuk ke acara MPLS kamu" Ucap Kinan sembari menarik tangan Nara menuju ke area MPLS.
Lea tersenyum melihat kedua anak itu bisa saling mengisi dan saling menghibur.
"Vero, kamu yang tenang di sana ya. Aku dan Kinan akan jaga Nara di sini."
![](https://img.wattpad.com/cover/337622201-288-k563638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraya
Teen FictionSabiru Naraya, Nara panggilannya. Nara hanya seorang gadis SMA biasa, gadis yang setiap senin sampai jumat harus bangun pagi, pergi sekolah dan pulang sampai sore. Tak ada hal yang spesial dan menarik dari Nara kecuali kisah hidup nya. Pradana Malik...