Mata Hanbin membuka perlahan ketika Zhang Hao tengah mengambil dasi. Pemuda Sung itu menyesuaikan pandangannya dengan cahaya lampu kamar Zhang Hao yang lumayan terang lalu setelahnya sedikit menggeliat untuk menghilangkan rasa malasnya.
" Hao?"
Zhang Hao yang hendak memakai dasinya itu buru-buru berbalik menghadapnya.
" Eh? Udah bangun aja?" Tanyanya keheranan. Hanbin bergumam pelan.
" Jam berapa?" Tanya si pemuda Sung. Zhang Hao melirik arloji di tangan kirinya sebelum menjawab.
" Jam 5."
Hanbin berusaha bangkit duduk membuat Zhang Hao buru-buru menghampirinya dan membantu sang teman baru untuk duduk. Setelah memastikan Hanbin baik-baik saja, Zhang Hao ikut duduk di pinggiran ranjangnya menghadap Hanbin.
" Pagi banget udah siap-siap aja." Ujar Hanbin. Zhang Hao tersenyum pelan, tangannya bergerak memasang si dasi yang sedari tadi masih di pegangnya.
" Nggak bisa tidur." Ujar Zhang Hao, sedikit tergugu di akhir ketika Hanbin tiba-tiba mengambil alih dasinya, lalu memasangnya dengan cekatan.
" Kenapa gabisa tidur? Mikirin apa?" Tanya Hanbin pula sembari merapikan dasi Zhang Hao. Pemuda China itu terdiam sesaat sebelum menggeleng.
" Ga mikir apa-apa. Cuma emang lagi gabisa tidur aja. Lagian biasanya jam segini aku juga udah bangun."
" Pantes ga pernah ketemu aku di gerbang kalo aku lagi patroli." Ujar Hanbin membuat Zhang Hao tertawa mengangguk. Ia memang jarang datang terlambat.
" Aku sekolah ya?" Tanya Hanbin setelah beberapa saat saling berdiam diri.
" Jangan..."
" Hao serius. Aku udah ngerasa fit banget sekarang. Kamu liat sendiri kan aku baik-baik aja dari semalam?"
Zhang Hao menggeleng.
" Kamu harus istirahat Hanbin."
" Seharian kemaren juga udah istirahat."
" Tapi..."
" Aku janji ga bakalan ngapa-ngapain di sekolah. Cuma belajar aja di kelas. Itu nggak akan bikin capek kan?"
Zhang Hao menatapnya sangsi.
" Beneran??" Hanbin mengangguk kuat.
" Iya. Nggak akan ngapa-ngapain."
Zhang Hao menghela nafas lelah. Lalu akhirnya mengangguk mengalah.
" Yaudah kalo gitu sana mandi. Nanti kita ke rumahmu buat ganti seragam ama ambil buku."
" Siap boss! Makasih ya Hao, maaf ngerepotin lagi."
" Nggak ngerepotin sama sekali."
*
*
*Zhang Hao sedang bersidekap dada mendengar celotehan teman-temannya ketika ribut-ribut itu terdengar membuat ia dan teman-temannya mendongak.
" Paan tuh?" Seunghwan, salah satu teman Zhang Hao itu buru-buru menoleh ke arah deretan jendela kelas sebelum akhirnya pandangannya berlabuh ke arah pintu kelas yang mana kini pusat keributan itu muncul.