Zhang Hao mengangkat kepalanya saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
" Nugas juga?" Tanya Zhang Hao kepada Hanbin yang datang dengan laptop terkembang.
" Bukan. Tapi ada yang mesti di kerjain." Ujar Hanbin sembari mendudukkan dirinya di sebelah Zhang Hao yang sedari tadi mengerjakan tugas di ruang utama.
" Apa?" Tanya Zhang Hao penasaran.
" Nginput data siswa.." Jawab Hanbin ragu. Zhang Hao mengernyit.
" Baru tau kerjaan osis nginput data siswa." Zhang Hao menaruh pensil yang sedari tadi di genggamnya, kini fokus menatap Hanbin di sebelahnya.
" Bukan, bukan osis. Tapi ada guru BK yang minta tolong buat bantu nginput data siswa kelas 12 buat pemeringkatan." Jawab Hanbin pelan. Zhang Hao menghela nafas berat.
" Itu kan bukan kerjaan kamu Bin. Kenapa nggak nolak aja? Kamu abis sakit juga."
" Aku gapapa Hao. Lagian kasian gurunya, udah tua Hao. Dia megang 4 kelas sedangkan data yang mesti di kerjain itu banyak." Hanbin coba menenangkan. Zhang Hao menggeleng tak habis fikir.
" Ternyata ini yang di maksud si Ita. Kamu itu terlalu baik Bin." Ujar Zhang Hao. Hanbin menyengir lebar.
" Kan bagus?"
" Terserah deh." Jawab Zhang Hao lalu kembali meraih pensilnya. Menatap soal-soal di depannya lalu kembali mencoret-coret selembar kertas.
" Nugas apa Hao?" Hanbin melongok. Zhang Hao menoleh, membuat wajah keduanya hampir bersentuhan. Tapi Hanbin tanpa peduli masih melihat-lihat kertas soal Zhang Hao tanpa peduli jika kini Zhang Hao memperhatikan sisi wajahnya dalam diam.
" Ohh fisika. Guru kita sama kan ini? Kayaknya lusa kami juga di kasih tugas yang sama." Ujar Hanbin lalu menjauhkan wajahnya sembari balas menatap Zhang Hao yang kini mengikuti pergerakannya.
" Bu Solji?" Tanya Zhang Hao. Hanbin mengangguk.
" Iya. Beneran sama berarti." Ujar Hanbin yang di angguki Zhang Hao.
" Mau liat jawabanku aja?" Tanya Zhang Hao. Hanbin tersenyum lebar lalu menggeleng.
" Gausah Hao. Curang dong namanya." Jawab Hanbin sembari tangannya menyentuh touchpad laptop lalu mulai membuka file yang beberapa hari lalu di serahkan sang guru BK.
" Yaudah kalo gitu. Semangat kerjanya." Ujar Zhang Hao lalu kembali menggoreskan pensilnya di kertas buram.
" Kamu juga. Semangat nugasnya."
Zhang Hao menoleh, mendapati Hanbin yang tersenyum manis membuat pemuda itu untuk sesaat salah tingkah.
" Hm." Jawabnya singkat.
Setelahnya, keduanya larut dalam kesibukan masing-masing, Zhang Hao dengan rumus-rumus fisikanya, Hanbin dengan data angka yang memusingkan di laptopnya. Ruangan itu sunyi senyap dalam satu jam tanpa ada yang berbicara.
" Hhh!" Namun keheningan itu terpecah saat Hanbin mendesah lelah membuat Zhang Hao sontak menoleh ke arahnya.
" Kenapa?" Tanya Zhang Hao.
" Laptopku ngehang." Keluh Hanbin menatap laptopnya putus asa.
Zhang Hao menaruh pulpennya, lalu beringsut mendekati Hanbin.