Chapter 2

1.7K 43 0
                                    

Terdapat unsur🔞🔞
Dan kekerasan bijaklah dalam membaca, untuk yang berumur -18 silahkan lewati bagian ini

Saat ini Sean dan Edward berada di kamar Sean, keduanya saling berhadapan dengan posisi Sean duduk di kasurnya dan Edward duduk di kursi belajar.

"Apa yang kamu tunggu? Cepat gunakan, kamu membelinya untuk menggunakannya kan" Edward bersilang dada.

"Tapi kak-"

"Gunakan selagi kakak memintamu tanpa kekerasan" Edward tak menerima alasan manapun karena dia sudah kecewa dengan adiknya.

Sean mulai bergerak, pertama Sean melepas semua kait yang membaluti tubuhnya.

'Sejak kapan adikku ini memiliki tubuh perempuan' batin Edward.

Sean mulai merangkak ke kasurnya dan menungging, jujur saja Sean tidak pernah melakukan hal seperti ini, ini adalah kali pertamanya.

'Aku malu'

Dengan tangan gemetar Sean memposisikan dildo berukuran S itu tepat di holenya. Tapi Sean tak memasukkannya karena merasa tidak akan muat.

"Kenapa berhenti? Masukkan" lagi-lagi Edward memberi penekanan.

"I-ini tidak akan muat" wajah Sean merah karena menahan malu.

Mendengar jawaban Sean, Edward bangkit dari duduknya dan mendekati Sean yang masih dalam keadaan menungging.

Plakk

"Ahh kakak"

Plakk

"Jika dildo kecil ini saja tidak bisa masuk, bagaimana bisa kamu berhubungan dengan seseorang hah" Edward menampar bongkahan kenyal Sean.

Plakk

" ackk...sa-sakit kak, aku mohon maafkan aku hiks... Aku janji tak akan mengulanginya hiks" bongkahan Sean kini memerah dengan ukiran tangan Edward.

Entah apa yang dilakukan Edward, ia memasukkan jari tengahnya ke dalam hole Sean.

"Aghhh kakak hentih aghh kan, sa-sakit aghh " tubuh Sean terguncang hebat.

"Bukankah ini yang kamu inginkan hah? " Edward menambah satu jari lagi"

"Ahhh hentikan aku mohon"

Edward memaju mundurkan jarinya sesekali bergerak seperti gunting.

"Ah ah ahhh... Sakith nghh ahh" mendengar desahan Sean, Edward semakin cepat menggerakkan jari-jarinya.

"Ahhh pelanh.. Pelanhh hiks" Edward tak mempedulikan adiknya yang kesakitan.

Edward mengeluarkan jari-jarinya terlihat benang cairan dari lubang Sean.

"Aghh... Hah hah hah" Sean terkulai lemas dengan mata sayu dan rambutnya berantakan.

Melihat keadaan Sean, junior Edward seketika menegang. Rasa ingin mempermainkan Sean kembali.

Edward mengambil dildo dan mengangkat pinggang Sean yang masih lemas.

"Tidak-tidak jangan kak-nghhh ahhh" Edward menancapkan dildo itu tanpa aba-aba.

"Aghhh hentikan!" Sean mencoba merangkak menjauhi Edward, tapi tangan besar Edward menahan pinggang Sean.

"Mau kemana hmm?" Edward mulai memaju mundurkan dildo dengan tempo sedang.

"Ah kakak ahh hnghh... Aku kan cum ahh" Edward mempercepat gerakan dildo.

"Ah ah ak-u  cumhh ah aghhh"

Splurtt

"Hah...hah...hah"

"Jangan pernah membeli barang itu lagi" selesai menghukum adiknya Edward meninggalkan Sean yang tak berdaya.

'Mama ini sakit'

Sean meringkuk di kasur dan menutupi dirinya dengan selimut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Can't Escape [bxb]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang