Chapter 3

1.8K 36 0
                                    

" hahhh mengingat masa lalu membuat mood ku turun Chi"

"Seaaann ayo ceritakan masa lalumu lagi" gadis bernama Shia menggoyang-goyangkan lengan Sean.

"Udah ya ser, intinya 3 tahun lalu adalah kenangan yang paling menyebalkan" Sean menatap langit sembari menerawang masa lalu.

"Jadi sekarang kau tidak pernah menghubunginya lagi? " Shia kembali mengulas kisah Sean.

"Ya begitu lah" Sean menaik turunkan  bahunya.

"Bagaimana dengan ibumu? Kau tidak merindukannya? " Shia memperdalam pertanyaan nya.

"Aku memang sangat merindukannya, saat ini saja aku tidak tau keadaan mamaku seperti apa" tanpa sadar Sean menitikkan air mata.

"Aigo Sean jangan menangis, baiklah aku tidak akan tanya lagi" sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin di ajukan pada sahabat manisnya.

"Aku hanya terbawa suasana, ayo masuk aku ada kelas hari ini" Sean bangkit dari duduknya di susul Shia.

Tiba di kelas Sean berpisah dari Shia, karena mereka beda kelas.

"oi Laut! "

" ihh Aska berhenti memanggilku Laut! " kesal Sean saat sohib lainnya menyapa.

Melihat wajah Sean yang marah itu tidak menakutkan bagi Aska malah sebaliknya, itu sangat mengemaskan.

"Seann bagaimana bisa kamu semenggemaskan ini hemm" Aska menghampiri Sean dan mencubit pipinya gemas.

"Aww Askaaa sakit" adunya.

***

Jam kuliah telah berakhir, para mahasiswa dan mahasiswi bersiap-siap melakukan aktivitas nya masing-masing, begitu juga dengan Sean dan Aska.

"Sean ayo kita pulang" Aska merangkul lengan Sean.

"Kita mampir ke supermarket dulu yah" ajak Sean sambil melihat daftar belanjaan di layar ponselnya.

"Mau beli apa? " tanya Aska.

"Bahan makanan di rumah habis"

"Ahh baiklah, aku tidak bisa jika tidak makan masakanmu" Aska merubah gerakan tangannya menjadi menggandeng tangan Sean.

Sean dan Aska sudah tinggal bersama sejak 3 tahun ini, semuanya berawal dari pelarian Sean 3 tahun lalu.

Flashback on

'Jangan naik taksi, kakak akan menjemputmu'

Sean membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya.

"Heh bagaimana bisa dia bersikap biasa setelah kejadian kemarin malam" Sean mencengkram ponselnya kuat-kuat.

Bel sekolah telah berbunyi menandakan kegiatan belajar - mengajar telah usai.

Di depan gerbang sekolah sudah ada Edward dan mobilnya menunggu Sean keluar.

Sementara Sean tidak keluar melalui gerbang utama melainkan lompat dari tembok belakang sekolahnya.

'Kau pikir aku akan pulang? Cih dasar' gumamnya kemudian berlari menjauhi sekolah dan sesekali mengendap-endap.

Setelah lari cukup jauh Sean memutuskan naik taksi.

Di sisi lain Edward celingukan mencari keberadaan adiknya yang tak kunjung datang, dirasa benar-benar sepi Edward mulai khawatir.

Tring

Tring

Tring

Berkali-kali Edward menghubungi Sean namun Sean tak mengangkatnya.

"Sean kamu pergi kemana"

Oh ya! Edward lupa kalau dia pernah memasang pelacak di ponsel Sean. Dengan segera Edward melacak Sean.

Tidak dapat menjangkau akses

"FUCK DASAR TIDAK BERGUNA" marah Edward menggebu-gebu.

'Ahh sial dimana anak itu' Edward meremas rambutnya.

Edward menaiki mobilnya dan mengelilingi setiap sudut kota, namun tak kunjung menemukan Sean sampai matahari terbenam.

'Harusnya aku tidak berbuat seperti itu' sesal Edward.

New member

Kim-Shia 21 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim-Shia 21 tahun

Kim-Shia 21 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayaska 27 tahun

Rayaska 27 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Can't Escape [bxb]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang