01

1.8K 196 21
                                    

"Apa maksud-mu kau tidak tau?! Kau kan yang ada disini bersama anak-ku?! Lalu selama 2 hari ini dia makan apa?! Aduhh... (Nama)... Aku tidak mau tau, pertemukan aku dengan dia sekarang juga-!!" Ucap Papa mendengar kabar dari Anri kalau (nama) tidak ke cafetaria untuk mengambil jatah makanannya selama 2 hari.

"Kami tidak mengizinkan itu, El-san. (Nama) baik baik saja, tadi siang dia mengambil jatah makan siangnya. Kalau untuk masalah 2 hari ia absen di cafetaria itu, kami akan bertanya ke (nama)-nya sendiri." Ucap Anri berusaha se-sopan mungkin.

"Hahh... Setidaknya boleh aku melihat dia? Setidaknya aku tau keadaan dia sekarang." Ucap papa yang mulai tenang.

"Ini, anak-mu beradaptasi lebih baik dari yang aku kira. Sekilas, aku selalu mengira anak-mu itu laki laki yang menyelinap ke bagian perempuan." Ucap Ego sambil menunjukan cctv yang memperlihatkan (nama) yang sedang melempar handuk ke salah satu teman satu team-nya.

"Apa dia baru saja melempar handuk kepada temannya?" Ucap papa dengan wajah datar.

"Ya, anak-mu benar benar unik. Agak lain dari anak anak lain." Entah dia memuji atau mengejek.

"Tetapi, saya merasa harus mengatakan ini. Skill (nama) akhir akhir ini entah kenapa menurun, ia seperti acuh tak acuh dengan pelatihan disini."-Anri

"Tidak mengejutkan, (nama) memang tidak pernah tertarik dengan olahraga sepak bola. Dia ini sebenarnya pemain basket." Dengan santainya papa mengatakan hal itu.

"Lalu kenapa kau memaksa-ku untuk memasukan dia ke sini?"-Ego

"Dia yang meminta, dia mungkin tidak tau kalau ini tempat untuk sepak bola. Lagipula skill-nya perlu diasah, aku mau dia menjadi bintang yang sempurna saat kembali lagi ke Spanyol." Ucapnya dengan wajah yang serius.

"Dia bisa saja dengan mudah di eliminasi karena memang kemampuan dan semangat-nya yang menurun, kau tau." Terdengar mengancam bukan?

"Ya, aku setuju. Tapi aku ini papa-nya, aku tau banyak tentang (nama). Jika dia tidak disini untuk mengasah kemampuan bermain bola-nya, itu berarti dia disini untuk mengalahkan rival rival-nya." Ucap Papa sambil memandang (nama) yang sedang berjalan ke toilet di layar.

|||

"Hahh... Perutku sakit sekali... Kalau saja aku memakan omelette tadi..." Ucap (nama) mengusap perutnya.

"Mungkin aku bisa mengambil jatah makan malam-ku! Tadi kan aku ketiduran di kamar mandi saat teman teman-ku makan malam! EHEHEHEE! Kali ini aku tidak akan berbagi~!" Ucap (nama) dengan senyum liciknya.

|||

"Wahh~ Sepi juga, jadi serasa ada di film horor." Ucap (nama) mengusap kedua tangannya satu sama lain, lalu pergi untuk mengambil makanannya.

"OI!" Tiba tiba terdengar teriakan.

"Apa?!" (Nama) berbalik saat ia sudah menerima makan malamnya, tidak ada siapapun.

"Hei!" Suara itu kembali lagi.

"Apa sih?! Aku ini sedang lapar, kalau mau ganggu jangan sekarang dong! Liat situas-??????" Belum selesai ia berbicara, (nama) kebingungan dengan menu yang ia dapat malam ini.

"Semangka?" Ucapnya kebingungan.

"Oi, kau mau barter denganku?" Tiba tiba suara berat menyapa (nama).

"Eh? Memangnya kau punya apa?" Balas (nama) tanpa peduli siapa yang mengajak-nya barter itu.

"Kau? El-samaru kan? Lelaki yang ada di majalah olahraga itu?" Ucapnya frontal.

Japan's Star || Blue lock X Reader (you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang