08

521 57 6
                                    

Kick off!!

(Nama) menggiring bola di pertandingan keduanya pada seleksi kedua, suasana hati (nama) sedikit mendung dan gelisah mengingat kejadian kemarin.

'Apa mereka tau? Apa mereka melihat bajuku kemarin? Jangan jangan mereka melihat celana dalamku!' Batin (nama) khawatir sambil masih menggiring bola, walaupun pikirannya dimana mana, beruntungnya (nama) masih bisa menguasai bola dengan baik.

Shoot!
.
.
Miss!

"Mierda..." (Nama) menghela nafasnya saat bola menghentak tiang gawang dan- duak.

"El?!"
"Hey, kau baik baik saja?!"
"Oh tidak, kepalanya!!"

Bola itu melambung balik ke kepala (nama) setelah menghentak tiang gawang, (nama) akhirnya sadar dari pemikirannya tentang semalam dan memposisikan pikiran dan dirinya di pertandingan kali ini.

"Ah, aku baik baik saja. Tidak sakit sama sekali teman teman, tenang saja." Ucap (nama) ramah, bukannya lega teman teman (nama) malah heran. Kenapa (nama) jadi ramah begini? Senyumnya tulus sekali.

"Ayo kita lanjut bermain, semuanya!" (Nama) menyeringai seolah-olah menyemangati rekan tim-nya.

Akhirnya pertandingan berjalan dengan baik dan sesuai ekspektasi (nama) sendiri, ia mencetak gol yang sangat rapih dan bervariasi.

4:4
Shoot!! GOAL!!!
.
.
.
5:4

Tunggu... Mereka menang... Lagi?

"Aku kalah... Lagi?" Kali ini (nama) kecewa bukan main, kalah dan menang memang hal biasa, tapi jika berturut turut begini... Rasanya aneh bagi (nama).

Bertahun tahun ia membangun karir olahraga-nya ini, (nama) tidak pernah menyangka kalau ia bisa kalah berturut turut. Terlalu terbiasa dengan kehidupan yang 'berbakat', lingkungan yang keras dan gengsi yang tinggi, ia tidak bisa menerima ini.

|||

Setelah selesai pertandingan, ia terduduk di tengah lapangan dengan wajah yang hampir menangis namun di dominasi dengan wajah yang marah.

Kali ini bukan (nama) yang dipilih oleh tim lawan, tetapi bukan ini yang membuat (nama) marah. Ia menunduk sambil meninggalkan lapangan, sangat terlihat kalau dia marah dan sedih bercampuran di wajahnya.

'Apa yang akan aku katakan kepada papa...? Sialan, ini mustahil terjadi.. Ada apa denganku ini..? Kenapa aku benar benar kacau akhir akhir ini?' Batin (nama) saat sudah keluar dari lapangan dan menuju ruangan dimana tim yang berisi 3 orang akan masuk.

"Wah wah wah! Lihat siapa disini, seorang El-samaru. Bahkan sekelas Eropa pun ada disini, mengesankan." Siapa yang mengizinkan kecoak pirang ini masuk ke dalam blue lock?

"El? Apa yang kau lakukan disini? Apa kau... Kalah?" Reo terdengar mengejek.

"(Nama), kau kalah?" Ucap Igarashi.

"Iya, kami kalah." Balas rekan tim (nama).

"Ada apa? Sulit untuk menerima kekalahan walaupun itu kenyataannya?" Reo menyeringai.

Japan's Star || Blue lock X Reader (you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang