Sebelum baca, jan lupa vote & comment di part yg menurut kalian menarik ya-!
Thxx×××××
"Em...bim?" Ly perlahan bergerak untuk bangkit karena melihat Bim yang sepertinya kesakitan karena di timpa olehnya,
"Ugh.." Bim secara tanpa sadar memeluk Ly dengan perasaan lega, Ly yang tadinya berniat bangkit malah kembali jatuh dan saling menempel pada Bim.
Bim mengerjabkan matanya dan menatap Ly yang sedang menatapnya juga, dengan jarak sangat dekat, Ly berusaha agar menjaga badannya tidak terlalu membebani Bim dengan menahan dengan kedua tangannya di samping kepala Bim.
Bim yang menyadari kalau dia secara tidak langsung menahan Ly untuk bangkit langsung melepas pelukannya dan sedikit mendorong Ly, Ly yang terdorong langsung duduk dan kebingungan
Bim ikut duduk dan berusaha terlihat datar, walau dalam hati nya terasa acak acakan karena melihat orang yang biasanya dia lihat dari jauh berada tepat di depan matanya dengan jarak yang sangat sedikit.
Rasanya telinga nya tidak bisa mendengar karena suara jantungnya sendiri.
"Bim? Bim!" Ly mengguncang tangan Bim dan membuatnya tersadar.
"Eh, iya? Apa?" Bim menatap Ly dengan wajah yang sulit di deskripsikan.
"Lu kenapa diem njir, serem, ntar kalo kerasukan gimana, masa ku cipratin air suci dari gereja." Ly berceloteh karna kebingungan dengan tingkah laku Bim.
"Ya lu yang ngapain berdiri di situ anjir, kalo jatuh gimana?" Ly kaget dengan ucapan Bim yang menunjukkan kekhawatiran
"....lu sejak kapan peduli sama orang, mau gw jatuh pun ga bakal ada yg peduli." Ly memalingkan wajah nya dan sedikit menunduk, keduanya terdiam beberapa detik hingga Ly memutuskan untuk bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan rooftop.
Begitu Ly sampai di pintu rooftop, Ly langsung meninggalkan dia sendiri.
"Gw peduli, Ly." 1 kalimat itu lolos dari mulut Bim dengan lancarnya, namun untung saja dia hanya bergumam sehingga Ly tidak mungkin mendengarnya.
Bim hanya menghela nafas, entah sudah keberapa kali nya dia menghela nafas sejak tadi, dadanya terasa sesak dan khawatir.
Ingin sekali rasanya dia menjadi bagian hidup Ly walau hanya sepenggal cerita.
Bim menidurkan dirinya di lantai rooftop yang tentu saja tidak bersih dan penuh debu, meski mengetahui itu dia tetap berbaring dengan nyaman dan memandangi langit yang sangat cerah hari ini.
Di sisi lain, Ly menuruni setiap anak tangga dengan pikiran kosong.
Dia sedikit merasa bersalah berkata agak kasar pada Bim tapi itu sudah terjadi dan sudah lewat, jadi tidak mungkin di ulang.
Ly kembali ke kelas untuk mengambil tas dan jaketnya yang dia tinggal di sana, setelah mengenakan jaketnya, dan memakai tas nya, Ly berjalan meninggalkan kelas.
Saat hampir sampai di gerbang sekolah, dia melihat sosok yang sangat dia kenali, itu pacarnya,
"Bi-... Eh?" Saat ingin menyapanya, tiba tiba suaranya berhenti ketika melihat sosok lain.
Seorang wanita sedang berbicara dengan pacarnya, namun lebih terlihat seperti pacarnya itu sedang menggoda wanita itu.
"Bentar, kok kaya familiar cewenya?" Ly memperhatikan wanita itu dengan lekat, dan seketika matanya membesar.
Itu guru magang baru!
Ly menutup mulutnya tidak percaya, setau nya guru itu seorang janda anak 1, tapi kenapa pacarnya menggodanya? Masa...pacarnya suka janda?
Ly terbelalak tidak percaya dengan penglihatan nya, dia ingin tertawa saat ini tapi dia menahannya.
Entah kenapa melihat orang yang merupakan kekasihnya itu sedang berselingkuh tapi hatinya tidak terasa sakit.
"Kamu bukannya punya pacar ya? Kalau pacar mu tau kamu seperti ini apa pacar mu tidak sedih?" suara guru magang itu terdengar sangat jelas, jadi kalau Ly mendengarkan, dia bukan menguping kan? Salahkan saja suaranya yang terlalu nyaring.
"Pacar? Oh Ly? Sudah sejak lama saya hilang perasaan untuk nya, tapi saat melihat kakak, sepertinya saya jatuh cinta."
"Huek-" seketika Ly merasa mual, "HAHAHAHAA ANJING" ...dan tertawa kencang.
Kedua orang itu langsung menoleh ke arah suara dan terkejut melihat Ly yang tertawa terbahak bahak.
"Gila lu, ya allah, parah." Ly tertawa kecil lalu menatap pria itu, lalu tersenyum sinis, tatapannya yang ceria berubah menjadi tatapan meremehkan.
"Dah, putus aja ya, ma janda aja noh, gw mah kalem banyak yg mau, pft-" Ly berjalan meninggalkan mereka dengan bahu bergetar menahan tawa.
Begitu keluar gerbang sekolah, Ly menuju parkiran dan menaiki sepeda nya untuk pulang.
Tanpa sadar Ly sampai di rumah, setelah memasukkan sepeda nya, dia langsung pergi ke kamarnya dan mengunci pintu.
Bruk
Ly membanting dirinya di ranjang dalam posisi telungkup, wajahnya tenggelam di ranjang, dan terdiam beberapa saat.
"ARKHHHHHH ANJING BANGSAT BABI NGEN-***"
Teriakan penuh umpatan terdengar hingga ke luar rumah, untung saja rumahnya sedang kosong saat itu.
Ly duduk dengan tatapan marah dan mengatur nafasnya yang berantakan karena emosinya.
"Hah- haha, HAHAHAHAHA" seketika dia tertawa lagi dengan kencang.
"Wah, udah gila gw, bangsat, cape gw anjing." Ly tersenyum kecil dan memutuskan untuk mengisi perutnya, di saat emosi seperti ini paling tepat untuk makan mie dengan telur, dan mungkin nasi.
Ly menuju dapur dan membuka nakas, mengambil bahan yang dia butuhkan.
Ya, mungkin 2 mie cukup.
Dengan segera dia mulai memasak dan makanannya jadi, setelah itu dia membawanya ke meja makan, lalu duduk dan mulai makan.
Tidak lupa dengan hp nya untuk menonton, sambil makan dia berpikir apa yang sebaiknya dia tonton.
"Apa nonton bo*ep aja ya? Ah ga ah ntar malem aja, nonton yt game ajalah." setelah memutuskan dia langsung memutar vid dari ch kesukaannya, augmiaw.
Sambil menonton, berbagai pemikiran mendatangi kepalanya yang kosong.
'Bim gimana ya abis gw tinggal tadi'
'Oh iya dia tadi ketimpa gw, sakit ga ya'
'Moga aja dia ga luka.'
'Kira kira bisa ga ya kalo nyoba deket sama Bim lagi?'
×××××
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Worthy To Be Loved
Fiksi RemajaMenyukai seseorang yang sudah punya pemilik merupakan hal yang menyakitkan, tapi entah kenapa, hati mu tetap tidak mau berhenti menyukainya. Dunia mu seakan berpusat pada 1 orang, walau kau tau pandangannya bahkan tidak terarah pada mu. Itulah yang...