2) Heartbeat

3.2K 783 211
                                    

Lisa POV

"Cantik bukan?" Aku menoleh pada Jisoo Unnie yang berbicara dengan bahasa Korea nya, satu keuntungan karena kami menguasai beberapa bahasa, kami jadi bisa membicarakan hal-hal yang sekiranya privasi di hadapan staff yang semuanya berasal dari Amerika tanpa takut mereka mengetahui apa yang kami bicarakan.

"Siapa?" Tanyaku sambil mengatur lensa mahal pada kameraku dengan berhati-hati, Jisoo Unnie menginjak kakiku dengan kaki kecilnya, hal itu membuatku terkekeh.

"Jennie?" Tanyaku pelan dan kakakku langsung mengangguk-anggukkan kepalanya, jangan tanya dimana model kami hari ini itu berada, dia tengah merias wajah dan mengganti bajunya.

"Biasa saja." Balasku dan Jisoo Unnie berdecih, lagipula pendapatku tidak salah bukan? Saat bertemu dengan Jennie di pintu masuk tadi, orang terkenal itu tidak menggunakan riasan sama sekali, bahkan bisa aku katakan jika dia seperti orang yang baru bangun tidur dengan wajah bantalnya, rambutnya bahkan masih sedikit basah asal kalian tahu.

"Tunggu sampai dia merias wajahnya." Ucapan Jisoo Unnie membuatku berdecak, "berarti dia baru akan terlihat cantik saat memakai riasan?" Lagi-lagi, Jisoo Unnie memukul bahuku.

"Jaga bicaramu, ck. Kenapa kau tidak pernah sependapat denganku." Aku terkikik dan menggelengkan kepalaku, "lagipula aku bingung Unnie, kau seperti tidak memiliki satu tipe, kau memuji semua kecantikan dan ketampanan setiap model yang datang kemari, jadi siapa yang benar-benar cantik di matamu?" Tanyaku dan dia tertawa pelan, apa dia baru menyadari tingkahnya?

"Adik sepupu Jennie juga lumayan, dia terlihat seperti orang barat bukan?" Tanya Jisoo, "yang berambut pirang itu?" Jisoo Unnie mengangguk dan aku ikut mengangguk paham.

"Hem, dia lumayan, tapi bukan tipeku." Balasku, kakakku hanya berdecak, "Jennie sebentar lagi selesai, aku akan memastikan agar makan siang sampai kemari tepat waktu terlebih dahulu." Aku hanya berdehem dan membiarkan Jisoo Unnie pergi meninggalkanku.

Menarik nafas dalam-dalam, aku juga kembali mengeluarkannya perlahan, melihat ada sebuah kasur di hadapanku, lantai satu studio ini terlihat berubah menjadi sebuah kamar sekarang.

Sudah cukup lama aku tidak memotret untuk brand pakaian dalam ini, terakhir kali mungkin setengah tahun yang lalu? Aku memotret beberapa modelnya untuk kampanye LGBT saat itu, lumayan sukses besar, bahkan sebagai fotografer, nama dan wajahku ikut terpampang.

"Semuanya sudah selesai? Pencahayaannya harus tepat karena temanya adalah hitam putih." Ucapku pada Lewis, salah satu staff ku.

"Sudah semua, kita hanya tinggal menunggu modelnya saja." Aku berdehem dan menepuk bahu pria yang seumuran denganku, "good job." Balasku setelahnya, yang harus aku lakukan sekarang adalah menunggu model kami hari ini, kenapa sangat lama?

Meski aku adalah orang yang kurang disiplin pada waktu dan Jisoo Unnie selalu menjadi orang yang mendisiplinkanku setiap saat, tapi perlu digarisbawahi, aku tidak suka menunggu, aku tidak suka orang yang tidak disiplin, suasana hatiku bisa langsung berubah menjadi buruk jika klien yang aku tangani tidak tepat waktu.

"Apa kau mengenal model kita yang satu ini?" Tanyaku pada Lewis, dia menatapku dengan sedikit terkejut, lalu pria yang tidak terlalu tinggi ini mengangguk.

"Aku menonton drama terbarunya dari HBO, dia sangat terkenal, tidak hanya di Korea saja, tapi di seluruh dunia, dia juga baru melakukan fan meeting di Paris." Aku yang mendengar itu kemudian manggut-manggut, HBO? Tidak semua orang berkesempatan memainkan drama hari perusahaan ini.

"Sejujurnya, aku sangat berkeringat karena tahu kita akan bekerja sama dengannya, aku mengidolakannya." Aku berdecih pelan mendengarnya, "seharusnya kau juga mengidolakanku, apa kalian juga mengidolakan model kita hari ini?" Tanyaku pada yang lainnya dan percaya atau tidak, semuanya mengangguk.

PHOTOGRAPH - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang