1965

272 37 1
                                    

Vote dan komen kalian untuk mendukung karya ini yaa!

Happy reading💘

-----

"Ya Tuhan, Roos! Sudah berapa kali Mami menyuruhmu untuk membeli gula? Dan kenapa belum juga berangkat sedari tadi?" ujar Ibu tiga anak itu sambil berkacak pinggang.

Roos yang mendengar itu pun gelagapan. "Iya Mami, Roos berangkat sekarang. Mana uangnya?" tanya Roos sambil menengadahkan kedua tangannya di depan Mami.

Ibu Tendean menyentil kening putri keduanya itu. "Awh!" desis Roos kesakitan.

"Kau ini sudah mau menikah tapi kelakuan masih seperti anak usia lima tahun." komentar Ibu Tendean, tak lupa tangannya pun memberi sejumlah uang pada Roos.

"Baiklah, Roos pergi dulu Mami!"

Dengan cepat Roos melangkahkan kakinya untuk pergi menuju warung terdekat dari rumahnya. Wanita berdarah campuran itu berjalan dengan tenang.

"Ah, kenapa aku jadi merindukan Mas Pierre, ya?" gumam Roos sambil tetap berjalan.

Srak!

Srak srak!

Srakk!

Langkah Roos terhenti kala dirinya mendengar sesuatu dari bilik semak semak di samping jalan.

Roos masih diam dan memperhatikan apa yang ada dalam semak semak itu.
"Kucing kan? Atau hal lain?"

Jalanan mulai sepi karena hari sudah mulai memasuki malam. Roos agak takut mengingat posisi Roos adalah seorang wanita, masih lajang pula.

"Ukhh! Edan sakit bet anjing." sahut seseorang dari bilik semak belukar itu.

Dari suara Roos tau bahwa itu suara seorang perempuan. Kakinya otomatis menuju ke arah sana, memberanikan untuk mengecek apa yang ada di sana.

"Ada orang gak di sana?" sahut seseorang itu lagi.

Roos menelisik lebih dalam. Dilihatnya ada wanita dengan baju baju sedikit kotor tengah tersungkur.

"Nona?" panggilnya pelan. Wanita yang tengah tersungkur pun menengok.

"Eh, tolongin berdiri."

Roos dengan cepat membantu gadis itu.

"Duh, kaki gue sakit, keseleo gak sih?" gumamnya pelan.

"Nona baik baik saja?" tanya anak bungsu keluarga Tendean itu.

Gadis yang ditanya pun menggeleng geleng kuat. "Pincang, sakit juga."

Roos mengangguk pelan. "Kerumah ku saja dulu, kaki mu perlu di pijat atau di kompres, juga ada beberapa luka di bagian kaki mu. Jangan dibiarkan, ayo obati dulu di rumahku."

"Enggak bayar kan? Gue gak punya uang, abis kecopetan." ujar perempuan itu.

"Ya Tuhan! Tidak kok, tidak usah bayar. Kalau begitu ayo!" ajak Roos memaksa.

Dia, PierreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang