Balapan

1.6K 60 0
                                    

"siapa?"tanya Andre saat melihat adek nya tengah menelpon seseorang.

"Vanelo"jawab Verlin singkat.iaa masuk kedalam kamarnya menghampiri kakak laki-lakinya.

"Jadi Lo sakit?"tanya Fares.

Namun verlin tak menjawabnya ia malah memasang wajah datar. detik berikutnya ia menghela napas gusar.

"Huhh.iya"ucap verlin lalu duduk diantara mereka.

"Darimana aja Lo?,ohh gua tau Lo sengaja pura-pura gak taukan, saat Andre nelpon Lo!" Ucap verlin dengan nada mengejek.

Andre tersentak bagaimana bisa adeknya yg sangat lembut itu menjadi dingin begini.

"Eh woi dek Lo ngapain sih! Bang Fares tuh mau liat Lo! Kami gak pernah ya ngajarin gak sopan kayak gini!" Tegur Andre.

Fares sedari tadi diam. merasa ada yg aneh dengan Verlin.

"Udah deh bang,,, Lo gak tau apa²! Ni orang muka dua males gua liatnya."ucap verlin.

"Dari dulu juga dia benci gua kan?,kalau Lo tau yg sebenarnya Lo juga gak mau liat muka ni orang!"lanjut Verlin .

"Lo ngomong apa sih dari tadi! Ngaco Lo ya!"geram Andre, ia tak tahu apa yg adeknya ini maksud.

Verlin memandang Fares sinis. Sorot matanya seolah mempunyai dendam besar pada Fares.

"Gua inget!"ucap verlin.

Kata itu membuat darah Fares berdesir hebat.keringat keluar bercucuran dari tubuhnya.

"Gugup kan Lo!"ucap verlin lalu meninggalkan mereka.

Andre merasa ada yg aneh dengan hal ini seolah ada yg ditutupi dari dirinya.

"Sebenarnya ada apa sih bang?"tanya Andre penasaran.

"G-gak ada,emm Dre gua pergi dulu ya soalnya ada urusan sebentar sama temen-temen gua"ucap Fares lalu buru-buru pergi dari sana.

Andre menatap bingung kearah punggung Fares yg semakin menghilang dari pandangan nya.

"Gua harus lapor sama bang rehan"gumam Andre lalu meninggalkan kamar Verlin.

****

Verlin mengendarai motor dengan kebut-kebutan.tak memedulikan klakson pengendara lain maupun lampu lalu lintas.

Kesal. Itu yg ada dalam benaknya sekarang. Mengingat apa yg telah dilakukan Fares terhadap tubuh ini sebelumnya.dadanya naik turun pertanda emosinya tak stabil.

Ia mengendarai motornya membelah jalan raya yg padat itu sekali-kali mendapat klakson.

"Arena balap"gumam verlin.ia pun menuju arena balap.dimana tempat pelampiasan emosi yg slalu ia tuju di kehidupan lalu.

Citttt, suara decitan dari motor sport Verlin saat ia berhenti mendadak.

Kini ia telah sampai dalam arena balap.ia membuka helmnya membuat rambutnya tergerai indah.

"Gila tuh cewe imut banget"

" Tapi ngapain ya cewe imut gitu malah ada disini,woi siapa yang punya pacar imut disini!pacar Lo datang tuh!"teriak laki-laki tersebut.

Verlin berjalan mendekati cowok itu dan,,,

"Bugh"Bogeman dilayangkan oleh Verlin.

"Apa-apaan gua gak punya pacar!"tekan Verlin.

"Sshh,terus kamu disini ngapain masa balap"ringis cowo itu ia tak percaya bahwa cewek yg ada di depannya akan ikut balapan motor.

"Ya mau balap lah pea! Emang ya dari dulu Lo gak punya otak Lang!"ucap verlin.

"Hhah Lo kok tau nama gua?!" Ucap Gilang.

"Ya tau lah"Verlin enteng lalu melenggang pergi melewati mereka yg masih bingung.

"Itu siapa Lang?" Tanya Glen.

"Gua gak tau"jawabnya.

Kelima cowo itu bingung namun salah satu dari mereka malah menyungging kan senyum.

"Menarik"gumamnya.

💎💎💎

Verlin mendaftar untuk ikut balapan.cowo yg sedang mengisi formulir balap itu memandang wajah Verlin penuh selidik.

Bagaimana bisa seorang cewe imut seperti ini ikut balapan ditempatnya.

"Udah,kamu mau taruhan apa?"tanyanya.

"Motor gua!"ucap verlin dingin.emosinya masih belum terkendali sekarang.

" Kamu yakin? Kamu harus bertanggung jawab atas kontak ini"ucap nya lagi.

Verlin menatap mata cowo itu dingin.

"Leno Lo gak usah bikin gua emosi!"ucap verlin penuh penekanan.

Melihat sorot mata itu Leno hanya bisa meneguk salivanya kasar.

Tanpa berlama lama lagi Verlin membawa motornya kedalam arena balap.

Sungguh kali ini ia emosi nya malah bertambah saat melihat bahwa lawannya adalah anak bawang.

"Berani-beraninya"geram Verlin.

1 2 3 go!

Verlin melesat kan motornya dengan kecepatan tinggi.orang² takjub dengan kecepatan Verlin seolah bukan seperti pemula.siapa Verlin sebenarnya?.

Yah tidak bisa dipungkiri lagi Verlin memenangkan balapan tersebut.

Leno dan Gilang dkk menghampiri Verlin mereka berdecak kagum.bahkan Leno saja bisa dikalahkan dengan kecepatan seperti itu.apalagi anak bawang kalah telak lah.

"Wah gila Lo menang!" Ucap Gilang.

"Hm"dehem Verlin.

" Lo bisa ambil hadiah nya nanti"ucap Leno.

"Antar ke alamat ini aja"ucap verlin memberikan alamat nya.

"Oh oke"ucap Leno.

Merasa mood nya sudah bagus Verlin duduk lalu berbincang-bincang dengan Leno dan Gilang dkk.

"Btw kalian kenal vana ngak?"tanya verlin.

Mereka semua langsung bungkam dibuat nya lalu menatap Verlin tajam.

"Siapa Lo bawa-bawa vana!"ucap Gilang dingin.

"Gua Verlin temannya.gua kesini nyampein pesan vana sebelum nya."ucap verlin

"Hah pesan apa! Lo ngak usah ngaco anjing!" Bentak Glen tak terima.

Verlin diam menatap dingin teman-temannya di kehidupan lalu.

"Lo bisa ngak sih jangan dipotong-potong omongan gua!"sentak Verlin geram.

"Ahh sorry! Gua kelepasan"cicit Glen saat dibentak Verlin ntah kenapa nyalinya ciut.

"Huh, vana bilang ke gua kalo Genk seventiger bakal mulai hancurin Genk kalian. Sebaiknya kalian mulai persiapan."ucap verlin.

"Darimana vana tau itu?"tanya Leon.

"Dia denger sendiri.dia masang alat perekam suara dimarkas Genk seventiger"ucap verlin.

"Oh thanks ya"ucap mereka.

"Btw Lo tinggal dimana? Kok kami gak pernah liat Lo sebelumnya? Vana juga gak pernah bahas Lo sama kami."tanya Gilang.

"Gua yg minta vana buat rahasiain dan jangan bahas gua sampe waktunya tepat"ucap verlin berbohong.

"Gua mau balik!ingat pesan vana!"peringat Verlin dan diangguki seluruh nya.

"Antar hadiah gua ke alamat itu ya Leno."ucap verlin dan diangguki sang empu.

Transmigrasi Verlin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang