(Ekstra chap) Date

621 17 0
                                    

Setelah membujuk Verlin dengan segala cara, akhirnya disini lah mereka, di sebuah hutan yang biasa digunakan vanelo untuk menenangkan diri dari segala masalah.

Di hutan ini ada anak sungai yang airnya sangat jernih, tempat nya bersih dari semak belukar karena di bersihkan oleh vanelo.

Mereka berdua duduk di pinggir danau sambil memandangi ikan-ikan kecil yang ada di dalam anak sungai tersebut.

Mereka berdua duduk di pinggir danau sambil memandangi ikan-ikan kecil yang ada di dalam anak sungai tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nelo, ikannya boleh di tangkap gak?"
Tanya Verlin.

"Boleh, tapi buat apa? Ikannya terlalu kecil buat di makan" tanya vanelo.

"Buat di masukin ke aquarium"

"Kamu mau?"

"Mau lah, yok tangkap"

Akhirnya mereka berdua turun ke air dan mulai menangkap ikan tersebut, tetapi tak semudah yang mereka pikirkan ternyata ikannya sangat lincah jika hanya di tangkap menggunakan tangan kosong.

Akhirnya mereka mencari botol dan memasukkan roti kedalam botol tersebut untuk umpan para ikan.

"Lin dapat Lin" seru vanelo semangat.

"Wahh dapat banyak" mereka tertawa melihat keadaan mereka saat ini, baju mereka basah karena air sungai.

"Pulangnya gimana nih?" Tanya Vanelo.

"Udahlah trobos aja, aku ngak mau pulang hari ini, udah izin sama bang Rehan. Aku ke apart kamu ya?" Ucap verlin.

"Oke" mereka mulai mengemas barang mereka dan pulang ke apartemen Vanelo.

*****

Di apartemen Vanelo.

Verlin telah membeli baju untuk nya malam ini, ia mengganti baju di toilet, saat ia keluar ia tak melihat vanelo di sana dan memutuskan untuk ke dapur.

"Lin ayo makan" ternyata vanelo sedang memasak di dapur.

"Kenapa ngak nunggu aku dulu, masak bareng?" Tanya Verlin

"Gapapa, aku udah lapar soalnya"

"Ooh, yaudah yuk makan".

Setelah makan mereka memutuskan untuk memasukkan ikan yang mereka tangkap tadi ke aquarium vanelo, awalnya Ikan itu untuk verlin, namun jika ikan itu terus berada di botol bisa saja ia akan mati, jadi verlin memutuskan untuk memasukkan ke aquarium vanelo, dan tentu saja mendapat persetujuan vanelo.

"Ikannya gak ada warna" ucap verlin.

"Ya mau gimana lagi, ikan sungai.
Aku pun ngak tau itu ikan apa" di angguki Verlin.

Vanelo pergi ke ruang tamu untuk menonton tv, sedangkan verlin ia melihat apartemen Vanelo sangat berantakan.

Verlin berinsiatif untuk membersihkan apartemen Vanelo, verlin tak melihat vanelo atau mendengar suaranya sepertinya vanelo sudah tidur.

Menvacum semua debu dan mencuci piring kotor yang sudah menumpuk,
Membersihkan vigura dari debu yang menempel dengan menggunakan kain.

Dua jam telah berlalu, kini apartemen Vanelo sangat bersih tanpa ada debu lagi.

Verlin mengelap keringat yang ada di dahinya lalu menghampiri vanelo yang sedang tidur di sofa.

"Nelo, pindah kamar sana" suruh verlin, vanelo menurut ia bangkit dan berjalan ke kamar tak lupa menyeret verlin sekaligus.

"Ayo tidur" dengan suara rendah.

Deg

Jantung Verlin rasanya akan copot saat mendengar suara deep voice Vanelo.

"Damn! Tenang jantung " batin Verlin mencoba untuk tenang.

Mereka masuk kamar, verlin berbaring namun kemudian ia tersentak saat vanelo membawa verlin ke pelukannya.

"Bobo" ucap vanelo lalu mengusap rambut verlin tenang, verlin terlelap karena usapan tersebut.

"Good night my girlfriend" gumam vanelo lalu mengecup kening verlin.

Mereka tertidur pulas dalam kehangatan pelukan masing-masing.

*****

Pagi ini Verlin dan vanelo bangun pagi dan jogging mengelilingi taman kota.

"Huhh cape" keluh verlin.

"Katanya pembalap yang keren, masa cuma segini cape" ejek vanelo.

"Heh! Gua balap motor ya njir, gak ada hubungan nya sama lari" kesal verlin.

"Iya deh" vanelo membuka botol air mineralnya lalu meneguknya.

"Mau dong" pinta verlin vanelo memberikan botol miliknya pada verlin.

Verlin meminum nya dengan santai hingga celetukan seorang bocah mengalihkan perhatian mereka.

"Kakak-kakak, kata teman aku kan, kalo minum di botol yang sama namanya ciuman secara ngak langsung tahu" verlin dan vanelo saling tatap.

"Emang iya?" Verlin menghampiri bocah itu lalu bertanya.

"Mungkin gatau sih, tapi kayaknya iya sih" jawab nya santai.

Verlin dan vanelo tertawa melihat kerandoman bocah di depan mereka ini.

"Wess vanelo!" Panggil Glen.

"Masih pagi udah pacaran aja Lo ber dua" ucap Rudy.

" Lo berdua ngapain disini?" Tanya Vanelo mengalihkan pembicaraan.

"Habis beli bubur, sambil bawa adek gua jalan pagi, eh ni bocah malah ngilang taunya malah sama Lo" ucap Rudy.

"Lah ni bocil adek Lo?" Tanya Verlin

"Iya, gak liat mirip sama gua?"

"Ngak sih"

"Gua juga habis beli bubur terus ketemu Rudy yang kayak orang panik, terus gua ikutan panik lah" jelas Glen.

"Lah kenapa panik?" Heran vanelo.

"Gapapa, gua kalo liat orang panik ikut panik"

"Asu" umpat mereka.

"Asu" ikut si bocil.

Mereka tatap-tatapan, verlin mengangkat ke dua tangan nya.

"Gua gak ikutan" ucap verlin lalu mundur perlahan.

"Dah guys " teriak verlin setelah berlari menjauh.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Verlin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang