Bab 1

418 40 25
                                    

Apa hidup itu tidak pernah bisa berjalan sesuai keinginan kita?  Ya, sepertinya hidup memang harus memakai rumus "kemungkinan" karena mungkin saja bisa sesuai atau mungkin tidak sesuai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa hidup itu tidak pernah bisa berjalan sesuai keinginan kita?  Ya, sepertinya hidup memang harus memakai rumus "kemungkinan" karena mungkin saja bisa sesuai atau mungkin tidak sesuai.  Sama seperti manusia menggantungkan kehidupannya pada yang namanya Takdir.  Inilah kisah cinta sepasang manusia yang memiliki gender sama namun berbeda karakter, dalam pencarian jawaban rumus "kemungkinan" mungkin ditakdirkan bersama atau berpisah selamanya... Maybe,  You're My Destiny.

Kara Dirandra namanya. Bukan Kara Diraba apalagi Kara Dilraba Dilmurat bisa-bisa jadi Bin asam urat.  Nama Kara Dirandra disematkan orang tuanya saat di titipkan di panti asuhan.  Dia tumbuh bersama beberapa anak panti lainnya.  Kehidupan yang keras, perekonomian panti yang jungkir balik memaksa Kara untuk berjuang memeras keringat sebagai tulang punggung mencari nafkah demi menghidupi anak panti. Maka menjadikan Kara, mengukur segala sesuatu dengan uang.  Uang adalah segalanya. 

Hiruk pikuk jalanan ibu kota, membawa langkah kaki seorang wanita muda berusia 25 tahun menyusuri jalanan trotoar. Dia spesialis pekerja paruh waktu. Ibarat disitu ada lowongan kerja, maka bakal ada Kara jadi pekerjanya. Berasa kayak semut kali ya.  Disitu ada gula, pasti ada semut.  Kali ini, dia sangat membutuhkan uang lebih dari biasanya. Demi membayar pelunasan cicilan hutang panti asuhan. Jika tak sanggup membayar. Maka para penghuni panti harus siap tidur di jalanan.  Meski kehidupan sangat keras. Tak lantas membuat Kara menjadi pribadi yang dingin. Justru membuatnya menjadi sosok pribadi yang pekerja keras dan yah,  uang adalah minat dalam hidupnya.

Kara terlihat mengenakan topi dan jaket hoodie. Dibalut celana jeans sobek dengan sepatu sport. Yah, meskipun itu hanya pakaian layak pakai dari pemberian donatur. Tapi masih okelah dipakai untuk ootd.

Kara masih mengenakan masker meski udah gak ada coronces lagi.  Gayanya sih kece,  tapi soal uang mah dia kere.  Makanya itu, kalau lihat duit entah berapapun nominalnya. Matanya langsung bening bling bling. Tuyul aja kalah gesit sama dia kalau urusan cari duit. Mau tau gak?  Gimana kebling blingan matanya saat mencari duit?

Saat semua orang sibuk berlalu lalang.  Mata Kara sibuk screenshots eh salah screening maksudnya. Melihat dengan tatapan berkilau saat cahaya matahari menerpa sebuah benda berwarna keperakan. Tergeletak di trotoar,  diinjak dan tak diperhatikan orang lain.
Senyum mengembang di wajahnya.

"Hai kawan perak, aku akan menyelamatkanmu. Tunggu di sana baik-baik." ucap Kara dengan senyum merekah.

Kakinya sudah selangkah maju. Tiba-tiba bunyi ninu.. ninu..ninu ... pertanda bahaya di screening otaknya bekerja.  Tak jauh di depan Kara,  sepasang mata dari anak lelaki berusia 8 tahun, tengah mengamati benda keperakan itu.  Tandanya persaingan di mulai.

Satu... Dua.. Tiga, Kara dan anak 8 tahun itu berlari dengan cepat menuju target. Namun karena langkah kaki Kara yang lebar, membuatnya mencapai target dahulu. Lalu menginjak dengan kakinya.  Anak 8 tahun itu hanya sepersekian detik datang terlambat.

"Yah... " keluh si anak 8 tahun.

Kara hanya tersenyum, sepertinya dia lah pemenang kompetisi mendapatkan koin di jalanan.

Maybe,  You're My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang