─────
"Nama lu Nikey kan?" tanya Dipta sembari melirik kaca spion.
"Ah iya kak" jawab Nikey sedikit berteriak untuk melawan angin yang berhembus.
Nikey sedang mencerna situasi saat ini, dirinya mendadak lupa mengapa bisa berboncengan dengan Dipta.
- Flashback -
Nikey berada di halte bus yang sudah tidak beroperasi. Ia sedang menunggu jemputan supirnya yang tak kunjung datang. Padahal, Nikey sudah menelfon berulang kali namun tetap tidak ada jawaban.
"Pak Harto mana sih kok belum jemput" ucap Nikey sambil mengotak-atik ponselnya. Mau minta jemput Naufal, pasti ditolak.
Akhirnya Nikey tetap menunggu Pak Harto (supirnya) hingga hari mulai gelap.
Brrumm.
Sebuah motor berhenti di halte bus tempat Nikey berada. Nikey menjadi waspada karena takut diculik. Namun melihat sang pemotor menggunakan seragam batik SMA Danawa, sepertinya bukan orang jahat.
Pria itu melepas helm full face-nya. Terpampang wajah ketua osis SMA Danawa, Dipta Hilmawan.
"Adiknya Naufal? Kok belum pulang?" tanya Dipta tanpa turun dari motornya.
"Oh kak Dipta, ini belum dijemput."
"Mau bareng? Udah mau malem loh" ajaknya kepada Nikey. Nikey terlihat berpikir, lalu mengiyakan ajakan Dipta.
- Flashback end -
"Key."
"Nikey" suara Dipta membuyarkan lamunan Nikey yang sedang mengingat-ingat kejadian tadi.
"Kenapa kak?" Nikey sedikit memajukan kepalanya agar lebih jelas mendengar ucapan Dipta.
"Mampir ke minimarket dulu gapapa?" tanya Dipta.
"Gapapa kak, gue juga mau beli sesuatu."
Motor Dipta berhenti di sebuah minimarket 24 jam. Mereka berdua turun dari motor dan masuk untuk membeli barang yang dicari.
Dipta bermain ponsel sembari menunggu Nikey di depan minimarket karena selesai duluan. Lalu memasukkan ponselnya saat melihat Nikey keluar.
"Maaf lama, yuk kak" ucap Nikey dan berjalan mendahului Dipta.
"Sebentar" Dipta menghentikan langkah Nikey yang mendahuluinya.
Tiba-tiba Dipta melepas jaket yang ia pakai dan mengikatkannya pada pinggang Nikey.
"Bendera Jepang" ucapnya karena melihat Nikey yang kebingungan.
"Aduh nanti jaket kakak kotor gimana" panik Nikey saat mengerti maksud ucapan Dipta. "Jangan-jangan jok motornya juga?!"
"Udah gapapa dipake aja" jawab Dipta untuk menenangkan Nikey. "Ada stok?" tanyanya pada Nikey.
"Ada kak, ini tadi gue baru beli. Maaf ya kak" Nikey menahan malu dihadapan Dipta. Apa lagi roknya berwarna putih. Pantas saja Dipta berkata bendera Jepang.
"Kampret malu banget. Padahal jadwalnya besok tapi kenapa udah keluar sih."
"It's okay, yuk jalan lagi" ajak Dipta.
Mereka menaiki motor dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Nikey dengan kecepatan agak tinggi.
─────
"Makasih kak" ucap Nikey saat sampai di depan rumahnya. "Mau mampir dulu?" lanjutnya karena merasa merepotkan Dipta.
"Gua langsung balik aja" tolak Dipta secara halus. Nikey mengangguk, lalu Dipta menjalankan motornya.
Sepeninggalan Dipta, Nikey membuka gerbang dan masuk ke halaman rumahnya.
"Ada yang balik bareng cowok nih" ledek Naufal yang sedang duduk di kursi teras. Ternyata, sedari tadi Naufal melihat Nikey diantar pulang oleh Dipta.
"Jaket siapa tuh? Kaya kenal" tanya Naufal melihat jaket yang melingkar di pinggang Nikey.
"Kepo" jawab Nikey singkat lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Naufal.
─────
to be continued ➧
KAMU SEDANG MEMBACA
❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟
Truyện Ngắnʬʬʬ ⋆ 異世界 ┊ ꒰ transmigration story ꒱ ━ niken mati konyol karena terpeleset kulit pisang. bukannya pergi menuju alam baka, jiwanya malah terjebak di dunia yang asing dan menjadi seorang figuran. ⚠ 𝘄𝗮𝗿𝗻. bukan novel terjemahan. terdapat kata-kata...