06

12.6K 1.1K 19
                                    

─────

Hari ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir MPLS berlangsung. Para peserta MPLS telah memenuhi sebagian aula SMA Danawa yang besar, dan tentunya termasuk Nikey serta kedua teman barunya.

Saat ini kepala sekolah sedang melakukan sambutan hangat untuk para peserta MPLS yang nantinya akan menjadi siswa-siswi SMA Danawa.

Setelah kepala sekolah selesai melakukan sambutan, terlihat dua orang siswi bersama beberapa anggota osis menaiki panggung.

"Nah adik-adik, ini contoh murid yang ga disiplin" ucap anggota osis perempuan menggunakan mic. "Kenapa kalian terlambat?" tanya sang osis berpapan nama 'Adelia K'.

Terlihat kedua siswi menundukkan kepalanya malu, enggan menjawab pertanyaan dari Adelia. Apalagi mereka sedang dilihat oleh satu angkatan.

"Bisu kalian? Kamu lagi, mana atribut MPLS-nya? Pake!" suara Adelia meninggi pada siswi yang tidak mengenakan atribut.

"Lupa dibawa kak" jawab siswi yang bersangkutan.

"Hah? Lupa?! Haduh, sebutin nama sama kelas kalian" titah Adelia lalu memberikan mic pada salah satu siswi yang terlambat.

"Saya Jihan Diana, saya kelas 10-1."

"Saya Pamela Nazeya, kelas 10-3."

Kedua siswi yang terlambat adalah Jihan dan Pamela. Untuk Pamela, Nikey mengerti kenapa dia terlambat, tentu karena alur diceritanya memang seperti ini.

Namun, yang Nikey herankan adalah Jihan. Seingatnya tidak ada murid yang terlambat selain Pamela, apalagi sampai tidak membawa atribut.

"Nih, namanya Jihan sama Pamela" ujar Adelia ke seluruh murid yang ada di aula.

Lalu Adelia menghadap ke arah Pamela, "Pamela, kenapa kamu bisa telat?"

"Saya menunggu bus kak, busnya tidak kunjung datang" jawab Pamela agak pelan.

"Oke" atensi Adelia berpindah ke Jihan. "Kenapa kamu telat, Jihan?" tanyanya sambil melihat Jihan dari atas ke bawah.

Sempat diam sebentar, Jihan menjawab "E.. tadi kesiangan."

"Kesiangan? Bangun jam berapa kamu? Udah telat, ga pake atribut lagi. Mau jadi apa kamu, hah?!" bentak Adelia kepada Jihan.

Mata Jihan berkaca-kaca, air matanya tidak bisa dibendung lagi. Melihat hal tersebut, ketua osis yang sedari tadi hanya menyimak menjadi turun tangan.

"Del, udah jangan dilanjutin" ujar ketua osis, Dipta. Dipta menghampiri Jihan yang sedang sesegukan.

"Maaf temen saya bentak kamu, ayo" lalu Dipta menuntun tubuh Jihan untuk turun dari panggung dan menenangkannya.

Sementara seseorang dari arah peserta MPLS menggigit bibir dalamnya, terlihat sebal.

─────

Setelah insiden tadi, para siswa-siswi dibubarkan untuk masuk ke kelas masing-masing.

Acara hari ini adalah wali kelas masuk ke kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

"Nah tugas saya sama temen kakak cuma sampe sini. Makasih kalian udah nurut, maaf juga kalo saya ada salah" perkataan Ezra membuat seisi kelas menjadi suram, tidak ingin berpisah dengan Ezra.

"Jangan sedih dong, kalian bisa nyapa saya kalo ketemu kok" lanjut Ezra disertai senyum khasnya.

"Beneran ya kak, awas aja kalo di sapa pura-pura ga kenal" ancam salah satu siswa.

"Hahaha ngga dong, sapa aja. Oke cukup sekian, dadah semua" lalu Ezra dan temannya keluar diikuti suara para siswa-siswi kelas 10-2 yang mengucapkan selamat tinggal dan berterima kasih.

Setelah Ezra dan temannya keluar, orang yang menjadi wali kelas 10-2 masuk.

─────

Nikey sedang berpikir, harusnya tadi yang ditenangkan oleh Dipta adalah Pamela karena terkena panic attack. Kenapa lagi-lagi Jihan merebut peran Pamela?

Hingga lamunan Nikey buyar oleh tepukan tangan Karen di pundaknya.

"Udah bel balik woi, lo mau nginep?"

Ternyata sudah waktunya untuk pulang. Nikey buru-buru membereskan barang-barangnya dan pulang ke rumah.

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang