22

5.4K 573 12
                                    

─────

Nikey merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Aneh, kenapa dari kemarin rasanya gue deketin Daaze lancar banget.Mana Jihan tadi diem aja lagi, jadi takut gue."

"Curiga tiba-tiba dilabrak" tubuh Nikey bergidik ngeri saat membayangkan dirinya dilabrak seperti dicerita-cerita yang pernah ia baca.

"Jadi inget Aca deh, apa kabar ya dia."

"Bunda sama Ayah juga, gimana pas mereka tau anaknya udah ga ada."

Pikiran Nikey menerawang jauh mengingat dunia asalnya. Pasti orang tuanya sangat sedih.

Tanpa sadar air matanya mengalir dari matanya tanpa bisa dikendalikan. Bulir-bulir air matanya jatuh semakin deras.

Ceklek.

Seorang pemuda membuka pintu kamar Nikey lalu masuk tanpa permisi, masa bodoh jika diprotes oleh sang pemilik kamar.

"Dek, kamu kenapa?" tanyanya pada sang adik yang terlihat kacau.

Sang kakak mendekati adiknya, mencoba bertanya walau tidak ada jawaban.

"Kenapa? Ada yang nyakitin kamu? Jawab, nanti kakak kasih dia pelajaran" ucap Naufal yang membuat Nikey bertambah sedih.

Naufal menarik tubuh sang adik kedalam pelukannya. Bukannya mereda, tangisan Nikey justru bertambah deras.

"Gapapa, ada kakak disini" ujar Naufal menenangkan, tangannya mengelus pucuk kepala Nikey dengan lembut.

Setelah cukup tenang, Nikey yang terlebih dahulu melepas pelukan diantara mereka. Baju Naufal basah oleh air mata Nikey. Namun Naufal menghiraukannya, yang terpenting dirinya bisa menenangkan adik satu-satunya itu.

"Siapa?" tanya Naufal pada Nikey yang sudah tenang.

"Apanya?" balas Nikey dengan suara serak.

"Yang nyakitin lu."

Nikey menggeleng, "ga ada."

"Beneran?"

Nikey memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, membuat tanda peace. Naufal membuang nafas dan mengusap wajahnya kasar.

"Padahal udah siap gua bantai. Syukur deh."

Perkataan Naufal membuat Nikey takut sekaligus senang. Sisi Naufal yang seperti ini sangat memperlihatkan jika dia adalah seorang kakak laki-laki bagi Nikey.

"Thank you, kak."

"Iya, jangan sungkan kalo mau cerita."

"Kak, lo tiap hari gini aja bisa ga" ucap Nikey, Naufal yang mendengarnya menjadi bingung.

"Maksud lu?"

"Jangan ngeselin, mending lo memperlakukan gue like a princess kaya sekarang" Nikey tersenyum jahil membuat Naufal memutar bola matanya malas.

"Lu aja kaya nenek lampir" balas Naufal lalu menyelentik dahi Nikey.

"Aduh sakit bego" protes Nikey memegangi dahinya.

Lalu mereka tertawa bersama, hubungan bernama 'love-hate relationship' memang lebih cocok untuk kakak beradik ini.

"Pergi lo" usir Nikey dan anehnya Naufal langsung menuruti.

Nikey menyalakan ponselnya. Banyak notifikasi dari aplikasi pengirim pesan. Dan yang mengejutkan, pelaku pengirim pesan adalah para anggota Daaze.

"Perasaan gue ga pernah ngasih nomer ke mereka" bingung Nikey. Apalagi semua pesan yang diterima mengajaknya pergi untuk sekedar jalan-jalan.

Nikey bingung harus memilih yang mana. Akhirnya ia membuat suatu keputusan, yaitu pergi berenam.

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang