a proposal

1K 93 16
                                    

Satang berlari kencang menuju ruang BEM sebelum Winny pergi untuk makan siang. Egonya menolak untuk mengirimkan iMess mendadak cuma buat nanyain dia di mana. Plan ini harus berjalan tanpa adanya pihak yang baper!

"Winny!" panggil Satang untuk menghentikan pria itu keluar dari ruang BEM.

"Satang? Kenapa?" tanya Winny yang kebingungan ngeliat Satang lari sampai terengah-engah.

"Ayo ngobrol."

"Soal?"

"Lu mau jawaban gue, 'kan?"

Satang membawa Winny ke taman pinggir kali yang benar-benar sepi setiap makan siang.

Katanya, gara-gara ada kucing galak yang suka nyuri makanan mahasiswa tiap makan di taman ini, akhirnya taman ini kosong melompong setiap jam makan siang.

Winny mengelus-elus kacang galak itu sambil menyuapinya dry food yang ia bawa dari rumah.

"Makan yang banyak ya, cing..." ucap Winny pelan.

"Lu ke sini buat ngasih makan kucing atau mau ngobrol sama gue?" tanya Satang.

"Ya sok atuh. Gue tungguin,"

"Lu beneran suka sama gue?"

Winny tersedak ludahnya sendiri mendengar pertanyaan Satang. Dia udah berprasangka buruk kalau Satang sekarang mau ngebentak-bentak soal pertanyaan dia tadi pagi.

"Bisa nggak sih kalo mau tanya tuh pakai pembukaan dulu?"

"Win, maaf, tapi gue nggak mau pacaran,"

"Iya tau. Nggak usah lu ungkit lagi. Ini semua salah gue yang udah baper-"

"Gue mau kita FWB-an!" pekik Satang.

It's either do or die.

Winny menatap Satang dengan heran. FWB? Nama asuransi?

"Gue nggak ngerti," balas Winny.

"Gue mau kita jadi sex buddy."

"Astaghfirullah, nyebut, Tang."

"Take it or leave it."

"Tang......"

Melihat reaksi Winny yang nggak seantusias seperti dirinya, Satang pun menyembunyikan kekesalannya dengan menyalakan rokok dan memilih membelakangi Winny.

"Lu marah?" tanya Winny hati-hati.

"Lu cowok pertama yang bikin gue senekat ini, Win." balas Satang sengit.

"Gue tau lu udah banyak having sex sama cowok. Tapi ini pertama kalinya buat gue, Tang. Dan lu mau kita jadi apa? Sex buddy? Gue cuma mau pacaran..."

"Cuma lu cowok yang mau gue jadiin sex buddy. You're my first time too."

Selanjutnya suasana mendadak hening. Cuma terdengar helaan napas Winny yang kebingungan dengan keputusan yang dipilih oleh pria yang dicintainya. Otaknya mendadak nggak tau harus menjawab apa.

Tawaran sex buddy itu menarik, tapi gimana kalau dia harus ngeliat Satang pacaran dengan cowok lain?

Satang pun kembali menegaskan. "Gue nggak akan pacaran. Jangan khawatir. I only having sex with YOU and only you, Win,"

"Apa aja syaratnya?" tanya Winny.

"Kalau salah satu dari kita horny, kita harus sama-sama mau having sex, no matter what time, places. Kita cuma mesra ketika lagi momen FWB. Di luar itu, jangan tanya kabar atau dekat secara personal."

"Kalo lu sakit?"

"Bilang aja get well soon."

"Kalo lu mau ngutang?"

"Gue kan main band. Duit gue banyak."

"Kalo lu kecelakaan?"

"Amit-amit, Win. Anjing banget pertanyaan lu."

"Kalo gue kangen lu?"

Satang tercekat. Rindu. Itulah yang ia rasakan setelah mereka pulang dari Puncak. Rindu yang nggak akan ia ladeni, tapi berhasil ngebuat dia frustrasi.

"Kalo lu kangen dan mau have sex, I'll come to you." jawab Satang sambil berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya.

Winny terpekur dalam lamunannya. Tawaran Satang menarik, tapi dia nggak yakin bisa nahan kangen.

Tapi dia juga nggak bisa ngelepas Satang begitu aja. Melepas tawaran sex buddy sama aja melewatkan kesempatan lebih dekat dengan Satang.

Tanpa banyak pikir, Winny mengangguk pelan sambil memeluk satang.

"Gue terima ide gila ini, Tang." Jawab Winny sambil menyenderkan kepalanya di pundak Satang.

"Gue akan buat do's sama dont's. Semoga lu setuju juga,"

"Gue setujuin apa pun itu, segila apa pun itu."

Satang mencubit pinggang Winny. "Lepasin. Lu bau keringet." ejek satang.

Hidung Winny refleks mencium bau-bau di tubuhnya. "Sorry, tadi kayaknya gue lupa pake deodoran."

"Dan jangan terlalu cakep." 

"Hah?" tanya Winny bingung.

"Jangan cakep-cakep. Inget, badan lu adalah milik gue."

"Jadi maksud lo, gue cakep ya?"

Sebuah botol melayang ke arah Winny. "Bukan itu maksud gue!" jawab Satang dengan canggung.

Winny mengelus kepalanya yang berhasil kena kerasnya tutup botol. Kalau Satang udah marah, berarti tandanya mereka udah berdamai. Silent treatment lebih menyakitkan daripada dilempar botol.

"Oke. Deal. Mulai sejak kapan?" ujar Winny sambil mengulurkan tangannya.

"Oke, partner. FWB akan dimulai detik ini. Nanti malam gue kirim alamat ke lu, and you should be there." jawab Satang sambil menerima uluran tangan Winny.

"Siap, Paduka."

friend with(out) benefit | WINNYSATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang