tang's space

962 70 6
                                    

"Win, lu narik gue karena mau nanya kenapa gue cuma nge-read doang semalem?" tanya Satang sambil terengah-engah. Baru aja dateng ke kampus, tapi Winny udah bawa dia marathon sampai ke depan fakultas.

"Hah?"

"Gue udah jelasin, 'kan. Nggak perlu kabar-kabaran secara personal."

"Bukan! Bukan itu." pekik Winny panik.

"Terus?"

Winny memilih kursi di sebuah kafe di depan fakultas untuk menjelaskan semuanya ke Satang.

Ucapan Winny memecah keheningan. "Bokapnya Gemini lihat kita di Hotel Mulia."

"Kok bisa?"

"Bokapnya manager di sana. Si Fourth ngira lu open BO karena lu masuk SEKAMAR sama cowok dan di HOTEL MULIA. Orang mana pun pasti mikirnya itu bukan staycation." jelas Winny.

Satang menepuk jidatnya. Gimana bisa dia lupa kalo bokapnya Gemini kerja di sana? Padahal Gemini udah berulang kali cerita soal kerjaan bokapnya.

"Mampus! Padahal cuma Hotel Mulia yang bisa kita jadiin basecamp sekarang." dumel Satang.

"Kenapa?"

"Nyokap gue punya banyak voucher Hotel Mulia dari klub golfnya."

Winny mengernyit bingung. "Gue kira kemarin lu bayar sendiri?"

"Duit dari mana? Gue kaya tapi gak seboros itu kali."

Kini Satang dan Winny sama-sama menghela napas. Hotel Mulia sudah resmi dicoret dari daftar basecamp FWB mereka.

"Jadi gimana, Tang?" tanya Winny.

"Rumah lu gimana?" tanya Satang balik.

"Menurut lu aja? Mau lihat bunda gue pingsan?"

"Ya masa rumah gue? CCTV-nya di mana-mana."

"Terus?"

"Gue tahu kita harus ke mana. Nanti malam kita coba tempat baru. Tempatnya gue kirim di iMess, ya." kata Satang.

"Siap, Paduka."

Sekarang Winny nggak bisa mempercayai matanya. Link Google Maps yang dikirim Satang mengarahkannya ke Apartemen Menteng Megah.

Bukan, lebih tepatnya ke parkiran Apartemen Menteng Megah yang gelap.

Hanya terlihat satu mobil. Udah pasti mobil itu adalah mobil Satang. Warna mobilnya yang hitam juga bikin makin nyaru sama suasana gelap parkiran saat ini.

Satang membunyikan klakson mobil sebagai tanda agar Winny masuk ke dalam mobil.

Winny membuka pintu mobil Satang dengan hati-hati.

"Ini... mobil Satang, 'kan?..."

"ANGKAT TANGAN!"

"AH BABI! AMPUN BANG!" pekik Winny ketakutan sambil menutup matanya.

"HAHAHA. Ternyata lu orangnya penakut, ya." ejek Satang.

"Satang? Itu lu, 'kan?" tanya Winny yang masih menutup matanya.

"Iya! Tenang aja."

"Sialan!"

Winny masuk ke dalam mobil sambil ngedumel. Satang babi! Udah tau gue penakut, masih aja dikagetin!

Baru saja duduk dan menutup pintu mobil, tangan Satang sudah meraih wajah Winny untuk mencium bibirnya. Ciuman itu dibalas Winny dengan sumringah. Dia sudah kangen banget sama Satang.

Lidah mereka saling menyatu dalam ciuman yang semakin dalam. Persis seperti singa yang merindukan mangsanya, semua dilahap. Pipi Satang yang ranum membuat Winny menciumnya dengan pelan, kemudian berlanjut ke mata, hidung, dan kembali ke bibir lagi. Nggak ada yang nggak indah dari seluruh bagian tubuh Satang.

friend with(out) benefit | WINNYSATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang