Sebelumnya :
"I told you, my name is Sera." Sera secara tiba-tiba menaruh cutter ke dalam genggaman Vincent.
(trans : Udah gue bilang, nama gue Sera.)
"AAAARGHH!!"
____________________________________
Tiba-tiba Sera menjatuhkan diri dan berteriak histeris. Keegan dan Vincent sontak kaget dan panik. Masalahnya tak ada apapun yang terjadi, tapi gadis itu malah berteriak mengundang perhatian banyak siswa siswi cukup berada cukup dekat dengan balkon.
"Stop! Lo kenapa?!" Tanya Keegan panik, namun tak ada respon dari Sera selain teriakan.
Seorang guru killer, Mrs. Hannah yang kebetulan melihat keramaian menghampiri mereka. Dengan cekatan ia berjongkok untuk menenangkan Sera.
"Tenang, tenang. Ada apa ini hah?" Mrs. Hannah memperhatikan sekeliling berusaha mencari jawaban.
Sera terisak di pelukan Mrs. Hannah. "Mereka bu.. t-tadi mereka.. cutter.. mereka.."
Mata Vincent membelalak, ia secara spontan menjatuhkan cutter milik Sera yang sedari tadi ia genggam. Vincent terlihat ingin membela diri, namun bahkan sebelum ia sempat mengambil nafas untuk berbicara, Mrs. Hannah membentaknya terlebih dahulu.
"Kamu! Pergi ke ruangan Prof. Heri sekarang juga!" Bentak Mrs. Hannah. "Kamu juga, keegan!"
Keegan yang sejak tadi diam masih memproses untuk mengerti apa yang sedang terjadi. Sebelum ia mendapatkan jawabannya, namanya disebut oleh Mrs. Hannah. Mau tak mau ia pergi dengan menarik lengan baju Vincent yang tak bergeming dan masih tak terima atas ulah gadis aneh yang tak jelas asal-usulnya.
____________________________________
"Ini semua gara-gara lo." Ucap Keegan sinis melirik Vincent. "Kalo lo gak narik gua ke balkon, ini semua gak bakal kejadian."
Vincent sepertinya siap melemparkan tinjunya lagi ke pipi Keegan yang masih mulus tanpa memar.
"Kalo lu kaga nidurin cewe gua, kaga mungkin gini jadinya." Tukas Vincent tak mau disalahkan atas hukuman yang sekolah berikan.
Mereka harus sedikit bersyukur karna mereka tak diskors dari sekolah dan keluarga mereka tak diberitahu mengenai masalah ini untuk alasan ketenangan. Meski begitu, membersihkan seluruh toilet di SMA Angkasa adalah hukuman terburuk yang pernah mereka dengar.
SMA Angkasa memiliki 3 gedung, tiap gedung memiliki 4 lantai. Tiap lantai selalu ada 2 kamar mandi, dengan banyak bilik di dalamnya. Entah berapa lama mereka akan menggosok senti demi senti lantai kamar mandi.
"Ini semua karna tu cewe gila." Ucap Vincent sembari mengelap wastafel kamar mandi perempuan di lantai 3.
"Siapa tadi namanya?" Tanya Keegan dari balik bilik kamar mandi. Ia sudah duduk di kloset dan merobek-robek tissue dari rollnya selama sejam.
"Sera?"
Keegan dan Vincent merinding ketika mendengar suara seorang perempuan. Sepertinya mereka kini memiliki trauma yang sama. Trauma akan suara lembut dari seorang gadis cantik yang aneh dan gila. Padahal mereka sulit mengenali para gadis, mereka sering tertukar antara gadis A dan gadis B, namun mereka langsung bisa mengenali Sera dari suaranya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKBOY AND THE PSYCHO GIRL (21+)
Teen FictionSINOPSIS : Sera tak seperti gadis 17 tahun lainnya karna ia tumbuh di lingkungan dan keluarga yang jauh dari kata normal. Di bangku kelas 3, Sera harus pindah sekolah setelah melakukan hal yang gila terhadap seorang guru di sekolahnya. Di sekolah b...