07: Mimpi Buruk

1.6K 236 26
                                    

"Yuru, kau mau melukis untukku?" Yibo menarik tangan Yuru memasuki kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuru, kau mau melukis untukku?" Yibo menarik tangan Yuru memasuki kamarnya.

"Tentu. Tapi, aku tidak bawa peralatan melukis."

Yibo bergerak cepat membuka laci lemari dan memberikan kertas serta sebuah pensil pada Yuru. "Kau bisa pakai ini?"

"Aku tidak pernah melukis menggunakan pensil, tapi akan kucoba," Yuru menyanggupi.

Suara tepuk tangan dari Yibo yang menyemangati Yuru terdengar sampai ke ruangan seberang, kamar di mana Xiao Zhan berdiam diri.

Keheningan berlangsung lama setelahnya. Xiao Zhan yang penasaran lalu mengintip dan melihat Yibo tertidur di samping Yuru yang sedang melukis. Pemandangan itu terlihat sangat wajar dan natural.

Setelah puas berada di kamar, Yibo mengajak Yuru bermain di taman, membawanya makan siang, kemudian menonton acara TV kesukaannya sambil menikmati ice cream bersama. Hingga sore tiba dan saatnya Yuru berpamitan, tak ada hal yang ingin Yuru sampaikan pada Xiao Zhan.

"Tunggu," cegat Xiao Zhan yang sengaja menyusul Yuru sebelum gadis itu memasuki mobil. "Apa kau benar-benar tak menemukan hal yang aneh dengan kakakmu?"

"Aku tidak tahu apa yang kau maksud, tapi kakakku terlihat biasa saja."

Xiao Zhan tampak kecewa dengan wajah murungnya, terpaksa menerima bahwa upayanya berakhir sia-sia. Namun, ia tak berpikir untuk menyerah.

"Baiklah, terima kasih atas waktumu. Aku akan mengirimimu hadiah nanti."

"Tidak perlu. Aku senang karena telah menghabiskan waktu dengan kakakku yang kurindukan. Aku pikir setelah dia menikah, kami tak akan punya kesempatan untuk bermain bersama lagi."

"Datanglah kemari kapan pun kau mau."

"Umh, ... Apa kau masih belum bisa menerima kakakku?" tanya Yuru yang tiba-tiba mengubah suasana menjadi canggung. "Aku tidak bermaksud ikut campur dalam kehidupan kalian, hanya ingin menyampaikan sebuah permintaan."

Xiao Zhan mengangguk mempersilakan Yuru untuk melanjutkan.

"Tolong jangan tinggalkan kakakku. Kau mungkin memiliki banyak hal yang kau sukai, tetapi kakakku hanya punya satu, itu kau."

---♦♦♦---

Xiao Zhan menutup pintu dan melihat Yibo sedang menempelkan sesuatu ke dinding. Itu adalah lukisan yang dibuat Yuru.

"Ini sangat cocok untuk dipajang di ruang tengah, bukan?" Yibo tampak senang dengan lukisan pensil tersebut. "Yuru sangat hebat, 'kan? Dia pelukis terbaik di dunia," ujarnya bangga.

"Yah, dia memang pelukis yang berbakat," Xiao Zhan memberi pendapat setelah memperhatikan lukisan itu sekilas. Sejurus kemudian, ia tertahan di ambang pintu, lalu berbalik dan kembali melihat lukisan itu.

"Aku seperti pernah melihat lukisan ini di suatu tempat ...."

Goresan pensil itu melukiskan suasana tenang dan romantis sebuah kuil yang dikelilingi pepohonan lebat dengan dua orang yang saling menyambut di ujung tangga. Dua orang itu seperti memakai pakaian kuno dan digambarkan berwajah samar.

MY IDIOT HUSBAND [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang