Prolog - Malapetaka

327 21 3
                                    

20 November 1975

"Kau mengatakan bisa menghindarkan manusia dari kematian? Itu tidak mungkin, Orochimaru," tukas Profesor Hiruzen Sarutobi pada pria yang merupakan anak didiknya dulu.

Dengan menghela napas dalam, pria paruh baya itu melanjutkan. "Untuk saat ini, tidak ada yang mampu melakukan penelitian semacam itu, bahkan jika kau seorang ilmuwan hebat sekalipun."

"Kau hanya bilang untuk saat ini, kan? Berarti tidak menutup kemungkinan di masa yang datang akan ada penemuan hebat yang dapat menunda kematian. Bagaimana jika aku lah ilmuwan jenius yang bisa menciptakannya?" lontar Orochimaru dengan nada bangga. Dia mengangkat alis tinggi menunggu jawaban, tapi Hiruzen Sarutobi hanya diam melipat tangan.

Orochimaru mendengkus. Dia maju selangkah, dan berdiri tepat di depan Profesor Hiruzen yang tengah duduk di balik meja panjang di salah satu ruang besar yang terletak di gedung laboratorium milik pemerintah, matanya memincing sengit. "Katakanlah sesuatu."

Meskipun Orochimaru memandangnya penuh kekesalan, tapi Hiruzen tetap memasang wajah tenang. Orochimaru sudah sering berdebat dengan profesor Hiruzen, tapi tidak seperti sebelumnya, ini mungkin akan terjadi permusuhan yang bertahan lama.

Profesor Hiruzen menghela napas dan mengendurkan bahunya, bersandar di kursi beroda, menatap tenang. "Apapun itu, untuk sekarang, aku tetap tidak bisa menyetujui penelitianmu. Bagaimanapun, kau harus mengingat etika keilmuan dan menerapkan prinsip-prinsip moral." Orochimaru tampak marah, Profesor Hiruzen berhenti sesaat, lalu kembali melanjutkan.

"Sebagai seorang ilmuwan, kau bukan saja diwajibkan mengetahui masalah sosial lalu mencari cara menyelesaikannya dan mendorong produktivitas manusia, tapi penemuan dari segala penelitianmu itu juga harus bisa dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Kau harus mencari yang baik dan menghindarkan yang buruk."

"Bukankah manusia takut kematian?" tanya Orochimaru. Itu hanya pertanyaan retorik yang semua orang sudah tahu jawabanya, jadi Orochimaru kembali melanjutkan tanpa menunggu respon dari Profesor Hiruzen. "Maka aku memberikan jalan keluar. Tapi kau menganggapnya mustahil dan menghalangi jalanku?"

"Apa kau menganggapnya begitu?" ujar profesor Hiruzen dengan suaranya yang masih terdengar stabil, meski lawan bicaranya sudah menguarkan aura kemarahan yang pekat. "Aku tidak berniat menghalangimu, sama sekali tidak. Aku hanya ingin memperingatimu, karena penelitianmu mungkin akan membahayakan peradaban manusia. Kau jenius dan ambisius. Aku sedikit pun tidak meragukan kemampuanmu, aku hanya tidak bisa menyetujui gagasanmu yang ini."

"Kenapa tidak? Apa susahnya tinggal memberiku izin untuk melakukan penelitian ini dan menggunakan labotarium," tukas Orochimaru sambil melangkah maju lagi hingga dia bisa menatap tajam gurunya itu dari jarak dekat. Jari-jari tangannya mencengkeram ujung meja dengan geram.

Profesor Hiruzen hanya meliriknya sekilas, lalu berkata.

"Kau bisa pergi dari ruanganku, Oro. Kita bisa membicarakannya lagi lain kali saat kekesalanmu sudah mereda."

"Tidak ada lain kali, prof," desis Orochimaru sambil memincingkan mata pada Profesor Hiruzen yang duduk di kursinya. Tatapan Orochimaru begitu tajam, hingga rasanya bisa membuat terbakar. "Kau akan menyesal menolak penelitianku. Di luar sana, banyak perusahaan besar menginginkan hasil dari penemuanku ini."

Setelah berkata begitu, dengan penuh kebenciaan, Orochimaru berbalik pergi meninggalkan ruangan kedap suara.

Setelah pembicaraan yang berakhir buruk itu, Orochimaru menghilang bertahun-tahun lamanya. Tidak ada yang tahu kemana perginya atau di mana keberadaannya sekarang, tapi ada rumor yang menyebutkan bahwa dia berada di labotarium besar bawah tanah milik perusahaan komersial.

Yang dikhawatikan profesor Hiruzen adalah, muridnya yang penuh obsesi itu mungkin sedang melakukan penelitian berbahaya yang bakal mengejutkan dunia.

TBC 🧟‍♀️

Cerita ini sudah kutulis hampir menuju ending, jadi tinggal kupublis dan revisi lagi dikit-dikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini sudah kutulis hampir menuju ending, jadi tinggal kupublis dan revisi lagi dikit-dikit.

Semoga suka!

The Crazy Days In The City Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang