The Crazy Days In The City Of Light

Bab 14 - Maut

27 Maret 2024

"Mobilnya kau parkir di mana?" Ten-Ten bertanya sambil berjalan cepat melewati mobil-mobil yang kemungkinan tak akan dibawa pergi oleh pemiliknya dari sini.

"P6 M10," jawab Shikamaru. Dia awalnya agak kebingungan karena ini bukan pintu yang dilewatinya di awal, tapi setelah mencari-cari dan mengikuti nomor-nomor yang terpampang pada pilar beton, dia berhasil menemukannya. Mobilnya ada di paling ujung, berjarak belasan mobil dari tempatnya saat ini. Shikamaru memberi tanda pada orang-orang dibelakangnya agar mereka menghampiri mobil pajero hitam yang ada di pinggir pilar yang menjulang tinggi.

Temari dan Ten-Ten yang berada tepat di belakangnya mengangguk mengerti, sedangkan Sakura dan Tayuya tertinggal beberapa langkah. Pakaian mereka kuyup karena penyiraman otomatis dari perpipaan yang berada di atas kepala. Shion dan Matsuri berada di belakang keduanya, melewati genangan. Lee berlari paling akhir, membawa tabung APAR.

Meski terburu-buru, tapi mereka tetap memasang kewaspadaan tinggi. Sembari berlari, Shikamaru merogoh saku celana, mencari kunci mobil. Dia menunda menekan remote kunci meski telah melihat mobilnya di kejauhan karena bunyinya yang keras dikhawatirkan dapat mengundang zombi, lebih baik tunggu hingga mereka sudah pada dekat, yang mana itu tinggal sedikit lagi.

Setelah melintasi ceruk gelap yang diyakini sebagai toilet, Shikamaru hampir berhasil tiba di dekat mobilnya. Tapi dia baru akan sedikit tenang jika mereka sudah berlindung di dalam mobil. Dan itu hampir saja terjadi. Namun, satu tragedi buruk mengubah segalanya.

Berlari di lantai epoxy yang menjadi semakin licin karena semburan air, Shion jatuh terpeleset. Dia memegang kepala belakang sembari meringis nyeri. Lee dan Matsuri bergegas menolongnya. Mereka berada di kanan dan kiri, memegang lengan Shion untuk membantunya berdiri, tapi ketika hendak melanjutkan perlarian, penampakkan tak diharapkan muncul dari ceruk gelap yang adalah toilet parkiran mal.

Sesosok zombi berwujud perempuan menghambur ke arah mereka, menjulurkan tangan berusaha menggapai. 

Shion dan Matsuri terenyak. Lee bereaksi cepat dengan melepaskan tangan Shion dan mengayunkan tabung APAR hingga zombi yang berdiri lunglai itu terhuyung ke samping. Tapi, dia tidak menduga akan ada yang lainnya. Shion dan Matsuri sempat berteriak memperingati, tapi terlambat. Tahu-tahu darah telah menyembur.

Saat mendengar teriakan, Shikamaru langsung berbalik dan bergegas menolong, tapi peristiwa naas itu tak dapat dihentikan tepat waktu. Semuanya terjadi begitu cepat. Shikamaru membeku di tengah jalan. Ten-Ten dan Temari terkejut melebarkan mata.

Lee menunduk terkesiap. Mulutnya terbuka, tapi apapun yang hendak dikatakannya tertelan lagi ke tenggorokan. 

Shion dan Matsuri menjerit-jerit histeris, syok menyaksikan peristiwa tragis dihadapannya sekaligus takut setengah mati melihat zombi di depan mata. Zombi yang mengenakan seragam biru khas petugas parkiran itu menunggangi punggung Lee. Dia membuka mulut yang berlendir lebar-lebar, lalu menancapkan gigi ke lehernya, mengoyak-oyaknya liar.

Sakura dan Tayuya tercengang. Karena keduanya berada paling dekat, mereka mengabaikan tanda bahaya dan memilih berlari menyambar Shion dan Matsuri yang diam terpaku. Wajah mereka memucat. Dan meski terluka, tapi Lee masih sempat menolong teman-temannya kembali dengan menarik rambut panjang milik zombi yang telah bangkit dari jatuh. Zombi itu hendak menyerang para perempuan, tapi Lee sekuat tenaga menggerakan tubuh menjatuhkan zombi itu lagi dengan menjenggut rambut kusamnya. Lee melakukan tindakan heroik itu masih dengan zombi lain naik ke punggungnya, menggerogoti lehernya. Lee mengerang kesakitan, tapi yang diperhatikannya adalah keselamatan teman-temannya. 

"Lari!" Lee bersuara parau, tapi terdengar sangat tulus dan peduli. Matanya berkaca-kaca, tapi dia masih memasang senyum ramah seperti biasanya. Saat teman-temannya melihat kondisinya yang buruk, itu menjadi memedihkan.