Chapter 12

192 34 6
                                    

Sudah pukul delapan, tapi Yibo dan Zhan masih bermalas-malasan di atas kasur. Semalam Zhan tidur nyenyak, mungkin karena matanya sangat lelah.

Sebetulnya pagi ini tidak ada kegiatan apapun yang akan Zhan lakukan, karena ia sudah mendapatkan hari libur yang cukup panjang, jadi ia hanya berguling dan bermain tebak-tebakan dengan Yibo.

Sebetulnya pagi ini tidak ada kegiatan apapun yang akan Zhan lakukan, karena ia sudah mendapatkan hari libur yang cukup panjang, jadi ia hanya berguling dan bermain tebak-tebakan dengan Yibo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yibo menarik selimut, ia pun memposisikan dirinya menghadap Zhan.

"Zhan-ge, bagaimana rasanya ketika tidur denganku?"

Zhan sedikit terkejut dan membatin dalam hati, “Pertanyaan yang ambigu.”

"Hm, biasa saja."

Yibo melirik, "Benarkah? Padahal aku-"

Zhan melotot, sontak Yibo tertawa.

"Aku tidak melakukan apapun, hahaha."

"Meragukan!"

Yibo masih terkekeh melihat reaksi Zhan yang terus memukulinya.

"Hahaha! Serius." Yibo mengacungkan dua jarinya.

Namun Zhan masih tidak mempercayainya, akhirnya Yibo menghentikan tawanya.

"Aku hanya melihatmu ketika tertidur."

Zhan hanya diam mengabaikannya.

Yibo melanjutkan, "Setiap hari aku akan bangun pagi untuk melihat Zhan Zhan yang sedang tertidur pulas, lalu ia tiba-tiba tersenyum ditengah-tengah lelapnya. Entah mimpi apa yang sedang dia nikmati." Yibo kembali tertawa.

Telinga Zhan mulai memerah, ia memalingkan wajahnya dan berkata dengan nada tinggi.

"Memalukan!"

Yibo memutar dagu Zhan agar menolehnya, "Malu untuk apa?"

Zhan segera menepis tangan Yibo, "Hentikan!"

Yibo menyeringai dan berniat untuk menggoda Zhan lagi.

Zhan benar-benar kehilangan akal sehatnya untuk sekarang. Ia sungguh kembali pada ingatan memalukan itu, ditambah lagi ingatan Yibo cukup kuat. Tidak mungkin ia melupakan begitu saja hal-hal yang membuat dirinya seperti orang bodoh.

“Ya Tuhan, mengapa kau mengirim orang ini untukku. Atau setidaknya, hilangkan lah ingatan memalukan itu dari otaknya.”

Yibo hanya tersenyum sembari menopang dagu dengan sebelah tangannya.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada." Zhan menjawabnya dengan sinis.

"Padahal aku ingin tahu pikiran liar apa yang Zhan Zhan pikirkan, hahaha."

"Kau!!"

Yibo menghentikan tawanya, lalu melirik ke arah Zhan yang sedang memalingkan wajahnya.

"Zhan-ge, aku menyukaimu."

THE MAGIC OF LOVE | YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang