Sugar Mommy

11.4K 288 27
                                    

Warn! ShFuta

Gsuka skip!

Shani Theora saat ini sedang sibuk mencari pekerjaan kesana-kemari, tetapi ia tak kunjung dapat pekerjaan. Berbagai macam ia dapat alasan dari si pemilik

Shani sudah lelah, ia lelah mencari-cari pekerjaan ini. Mengapa ia mencari pekerjaan? karena sang ibundanya sakit parah yang menyebabkan harus dioperasi, ayahnya kabur saat mengetahui kalau istrinya masuk rumah sakit, bukannya membantu malah pergi begitu saja

"Halo? kamu gapapa?" seseorang menepuk pelan pundaknya, membuatnya sedikit terkejut

"Eh, iya gapapa mbak eh kak" kala Shani membalikkan badannya untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya, Shani terkejut. Perempuan didepannya ini sungguh cantik, benar-benar cantik. Perempuan ini lebih pendek dari Shani, membuat Shani harus sedikit menundukkan kepalanya. Perempuan itu terkekeh ketika melihat Shani yang gugup itu

"Ada apa ya kak?" Shani terpana kala perempuan itu terkekeh, membuat gigi gingsulnya terlihat

'Sungguh cantik, manusia ciptaan tuhan satu ini benar-benar cantik sekali'

"Hello? seneng banget ngelamun kayaknya" lagi, perempuan itu terkekeh

"A - ah iya maaf" Shani menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal

"Iya, gapapa. Kamu kenapa? lagi ada masalah ya? aku liatin kamu dari tadi diam terus" perempuan itu tersenyum simpul, menepuk pelan bahu Shani

"Ya... iya, aku lagi ada sedikit masalah" kekehnya, kembali mengingat ia yang sama sekali belum mendapat pekerjaan

"Masalah apa kalo boleh tau? oh iya aku Sheila Gracia" perempuan itu, Gracia mengulurkan tangannya. Shani menatap sebentar tangan itu, kemudian menjabat uluran itu

"Shani Theora" Shani tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya

"Oke, jadi kalo boleh tau kamu ada masalah apa? siapa tau aku bisa bantu" Gracia tersenyum, memasukkan kedua tangannya pada saku blazer nya

"Euhh, aku lagi nyari kerjaan sih kak. Cuma ya gitu, gada yang bisa nerima katanya si udah penuh, lagi ga butuh karyawan gitu" Shani menatap sendu pada Gracia yang entah mengapa Gracia salah tingkah ketika ditatap seperti itu

Tiba-tiba sebuah ide terlintas pada otak Gracia, entah ini akan berjalan lancar atau tidak tapi semoga saja Shani mau menerima tawarannya

"Aku punya kerjaan buat kamu, mau gak?" Gracia menatap Shani antusias, membuat Shani yang tadi terlihat lesu sekarang menjadi sumringah

"Hah? serius? boleh deh"

"Kamu mau apa enggak?"

Shani bingung kala Gracia malah bertanya seperti itu, kenapa tidak langsung memberi tahu apa pekerjaannya

"Jadi apa?" Shani menatap Gracia bingung, Gracia tidak menjawab melainkan bertanya seperti itu lagi

Shani berpikir sebentar, bodo amat mau jadi apa yang penting dapet duit. Kemudian Shani menganggukkan kepalanya, Gracia yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan. Kemudian menyuruh Shani untuk sedikit membungkuk

"Jadi sugar baby aku" Gracia kemudian menggigit pelan daun telinga Shani. Membuat Shani terkejut

"H - hah?! apa? e - enggak enggak deh" Shani sedikit menjauhkan dirinya dari Gracia

"Kan kamu tadi udah bilang mau. Aku kasih 2x lipat deh" Gracia tersenyum miring, melipat kedua tangannya di depan dada

Shani terdiam. Ia kaget, bingung. Bagaimana ini. Jika ia benar-benar menolak, siapa lagi yang mau menerimanya?. Mau tidak mau, ya harus mau

'Huft, demi ibu'

Kemudian Shani menganggukkan kepalanya pelan, membuat Gracia tersenyum lebar. Hingga tanpa aba-aba Gracia mencium pipi kanannya, sontak Shani memegang pipinya yang baru saja dicium

'Anjir pipi mulus gue udah ternodai'

"Kamu kenapa tiba-tiba nyari kerja?" keduanya saat ini tengah berada di sebuah minimarket untuk membeli minuman

"Ibu sakit" Shani menatap kopi kalengnya, menghela nafas kasar

Gracia terdiam, menatap Shani yang sedang meminum kopinya. Gracia menelan ludahnya kasar, melihat Shani dari samping sembari meminum kopinya itu membuat jantung Gracia berdebar dengan cepat

"Biasa aja ngeliatin nya kak" Shani terkekeh pelan, mengusap kepala Gracia

"Yang ada aku gituin kamu" Gracia mendelik, kembali meminum kopinya

"Iya deh, sorry" Shani menurunkan tangannya

"Terus nanti gue... ngapain aja?" Gracia menolehkan kepalanya pada Shani, tersenyum penuh arti pada Shani

Kemudian Gracia mendekati Shani, berbisik pelan pada telinga Shani membuat bulu kuduk Shani meremang









"Puasin aku"

Gracia menjauhkan wajahnya, dari samping ia bisa melihat muka serta telinga Shani memerah, kemudian Gracia terkekeh, mengelus rahang Shani

Shani kembali pada alam sadarnya, melihat kepada Gracia yang masih setia menatapnya sembari tersenyum manis, seolah-olah tidak terjadi sesuatu

Shani terdiam, menatap bibir Gracia. Kemudian beralih menatap mata Gracia. Gracia terkekeh, mendekatkan wajahnya pada Shani yang masih menatapnya

"Kenapa?" Gracia tersenyum tipis, sungguh. Jantung Shani rasanya akan meledak

"E - enggak" Shani memundurkan kepalanya, menatap jalanan yang lumayan sepi

"Sebelumnya aku mau bilang... sesuatu" Shani menundukkan kepalanya, sedikit ragu untuk memberi tahu ini

"Bilang aja" Gracia kembali menghadap ke depan, sesekali melirik pada celana yang sedang Shani gunakan

"A - aku... duh ga yakin buat ngasih taunya" Shani menundukkan kepalanya, merasa malu.

"Kenapa? ga yakin kenapa? kasih tau aja" Gracia menyandarkan kepalanya pada bahu Shani, menaruh tangan kanannya di paha Shani kemudian mengelusnya perlahan tentu membuat Shani menegang di tempat

"Huft... aku... aku punya... itu..." Shani melihat kebawah, tepat pada selangkangannya. Gracia bingung, punya apa?

"Punya apa Shan?"

"Punya apa yang seharusnya gue ga punya" Gracia semakin bingung, apa maksudnya?

Mengetahui Gracia yang kebingungan, Shani semakin menjelaskan apa yang ia 'punya' itu

"Aku punya alat kelamin cowo" Shani memejamkan matanya, menunggu reaksi Gracia

"Hah?!"

••••

"Jadi... kamu beneran punya... itu?" dari nada bertanya Gracia tidak terlihat seperti kaget, membuat Shani menatap Gracia heran

"Kamu ga kaget? panik? atau apa gitu kek?" Shani menatap Gracia yang masih menyender padanya. Kemudian Gracia menggeleng

"Aku agak penasaran sebenernya itu apaan" Gracia akhirnya menyentuh yang seharusnya tak ia sentuh, Shani tentu saja kaget

"E - eh Ge!" Shani panik, astaga apakah ia sudah tidak perawan? eh perjaka? eh??

Gracia, sang pelaku malah tertawa. Kemudian mengelus perlahan

"Agak ngejendol, aku penasaran. Awalnya aku mikirnya juga itu, tapi ga mungkin juga" Gracia terkekeh, kembali menyentuhnya karena merasa tidak percaya

"A - anjir Ge jangan astaga!" Shani menggenggam tangan Gracia, menjauhkan tangan nakalnya dari selangkangannya lagi, Gracia tertawa

"Nanti malem ya di apart aku" Gracia berbisik sensual di telinga Shani, kembali meremas penis Shani

'Anjir masa ntar gue langsung nganu?!'

'Ga akan gue lepasin lo, Shani Theora'

















WKWKWKWKK

jadi gimana? lanjutin jangan?🤔

GRESHAN ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang