THREE

841 81 0
                                    

Hospital Wings hari itu cukup ramai pengunjung. Chintya dengan malas melangkahkan kaki masuk ke dalam. Dia menemukan anggota Quidditch Gryffindor, Beater yang dia kenali sebagai Fred dan George Weasley serta salah satu adik mereka yang namanya Ron jika dia tidak salah ingat dan satu gadis berambut cokelat lebat dia kenal gadis itu dengan baik. Hermione gadis yang sering dia temui dan ajak bicara di Perpustakaan. Mereka memiliki hobi yang sama.

Serta beberapa anak-anak Gryffindor lain yang namanya tidak bisa ia ingat dengan jelas.

Dia berjalan ke sana untuk menghampiri mereka. "Hai Hermione, apakah Potter sudah membaik?" Dia bertanya. Dia melihat Harry sepertinya tidak lama lagi akan terbangun. Kedutan di lengannya menunjukkan hal itu

"Dia jauh lebih baik, terimakasih karena merapalkan mantra yang menyelamatkan nya." Ucap Hermione dengan tulus.

Chintya terkejut dengan pernyataan itu, dia tidak berpikir bahwa akan ada orang yang menyadari bahwa dia yang membaca mantra itu. "Uh tidak perlu berterimakasih. Aku tidak mungkin membiarkan siswa lain meninggal karena Quidditch um-maksudku aku hanya kau tahu? Tidak ingin ada yang terluka parah." Ucap Chintya dengan gelagapan, mulutnya ini terlalu ceplas-ceplos.

"Kami juga melihatmu melemparkan mantra patronus. Itu menyelamatkan kami berdua dari ciuman!" Ucap kembar Weasley bersamaan.

Chintya tidak bisa menahan tawa. "Aku tertarik dengan mantra itu ketika liburan setelah membaca beberapa artikel tentang Azkaban. Dementor jelas akan terpancing oleh euforia semua orang." Chintya menjelaskan seolah-olah dia tidak ingin disalahpahami dengan teori apapun.

"Ngomong-ngomong apakah kau melihat Oliver di lapangan?" Salah satu kembar yang Chintya anggap George bertanya.

"Hanya sebentar Cedric menawarkan tanding ulang yang ditolak mentah-mentah oleh Oliver. Lalu aku dan Cedric serta anggota tim Hufflepuff pergi dari lapangan. Uh-jujur dia terlihat agak.... Depresi." Chintya dengan agak ragu mengungkapkan.

Semua kapten Quidditch yang dia kenal (dia berharap kakaknya tidak akan masuk hitungan) mengalami obsesi berlebihan terhadap Quidditch. Dia ingat Marcus Flint dan juga Roger Davies memiliki hubungan yang buruk begitupun Oliver Wood dan Marcus Flint yang perseteruan mereka lebih buruk.

Menggantungkan hidup pada sesuatu di usia semudah ini bukan hal yang mudah. Untungnya Chintya tidak mempertahankan pemikiran bahwa dia harus mendapatkan O dia seluruh pelajaran nya untuk menjadi berguna dan membuat kemungkinan masa depannya lebih cerah, jika dia tetap mempertahankan nya dia pasti akan sama terobsesi nya dengan Captain-Captain itu.

"Harry, he wake up." Ron berbisik.

"Ah baik aku harus pergi. Kalian butuh waktu yang intim. Sampai jumpa." Chintya melambaikan tangan ke gerombolan yang menutupi ranjang hospital Wings yang menjadi tempat Harry Potter.

Setelah beberapa waktu menunggu sampai Madam Pomfrey tidak sibuk akhirnya dia bisa mengajaknya berbicara. "Madam Pomfrey, apakah ada ramuan yang bisa membantu mengatasi masalah dalam tubuh ketika telah tersengat listrik uh maksudku seperti petir atau sesuatu seperti itu?" Chintya bertanya.

Madam Pomfrey dan Chintya merupakan kenalan yang cukup baik, berkat Chintya yang selalu datang bertanya tentang sihir pengobatan dan ramuan yang dapat membantu kesehatan.

"Ah tentu saja ada, tunggu sebentar Ms. Diggory." Madam Pomfrey berjalan menjauh menuju ke rak-rak penuh ramuan yang jujur rasanya tidak enak terakhir kali dia mencobanya tapi sejujurnya kapan ada ramuan kesehatan yang terasa enak?

"Terimakasih Madam Pomfrey. Aku harus membawakannya ke kakakku segera." Chintya akan segera meninggalkan ruangan ketika suara Hermione memanggil nya.

Ah... Interaksi sosial lain nya.

✓𝐐𝐔𝐈𝐃𝐃𝐈𝐓𝐂𝐇 𝐂𝐀𝐏𝐓𝐀𝐈𝐍ೃ‧₊›- 𝙊𝙇𝙄𝙑𝙀𝙍 𝙒𝙊𝙊𝘿 [HP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang