Hari lain yang melelahkan di tahun ke tujuh Oliver Wood. Setelah latihan Quidditch kesekian kalinya pada Minggu itu, ia berjalan kembali ke asrama Gryffindor dengan lelah. Sesekali melakukan perenggangan tangan. Pertandingan tahun ini akan di penuhi banyak perubahan strategi dan taktik dikarenakan Hufflepuff, adalah lawannya tahun ini.
Terimakasih atas Draco Malfoy dan drama tangan yang terluka nya. Oliver merasa ingin berteriak di lorong sepi ini. Sungguh, mengapa si pirang itu bertingkah sangat dramatis mengenai tangannya?
Langkahnya terhenti ketika dia tidak sengaja mendengar suara derap kaki dari seberang lorong yang suaranya terdengar semakin kencang.
Sebelum bisa melihat, memastikan ataupun memeriksa siapa atau apa sesuatu yang menjadi sumber suara itu menabrak tepat di dadanya. Oliver tersungkur jatuh ke lantai koridor tanpa persiapan apapun.
"Auch. What the hell are you doing in middle of hallway?" Gadis mungil berambut pirang itu mengutuk dengan pelan. Oliver yang masih terbaring di tanah tentu saja terkejut. Dasi kuning itu....
Kapan dia pernah melihat Hufflepuff mengutuk? Apakah dia orang pertama yang di caci Hufflepuff? Gadis itu meninggalkan Oliver dengan kebingungan dia berlari seolah menghindar dari sesuatu. Kecepatan larinya agak mengejutkan Oliver jujur saja.
Tak lama setelah gadis itu menjauh. Akhirnya Oliver tahu apa yang dia hindari. "Oh hai wood... Apa yang sedang kau lakukan?" Cedric bertanya memandang Oliver dengan skeptis. Mengapa ada orang di sore hari begini duduk di lantai di tengah lorong Hogwarts.
Oliver mendengus. "Aku kehilangan keseimbangan dan sedang mencoba bangun." Ucapnya bangkit dan menepuk-nepuk jubahnya yang terkena debu dari lantai.
"Apakah kau melihat adikku? Dia tadi berlari ke arah sini?" Cedric bertanya terburu-buru kepada Oliver.
"Adikmu? Gadis mungil dengan rambut pirang dan mata hijau?" Oliver bertanya. Terheran-heran dia baru tahu jika seorang Cedric Diggory memiliki adik yang sifatnya bertolak belakang dengannya atau begitu yang ditangkap Oliver dalam pertemuan kurang dari 5 menit.
"Kau menjelaskan nya dengan rinci jadi seperti nya dia lewat sini. Sampai jumpa Wood." Cedric berlari meninggalkan Oliver yang masih kebingungan.
"Apa yang baru saja aku alami." Oliver bergumam. Sebelum melanjutkan perjalanan nya kembali ke asramanya.
....
Chintya Diggory tidak menyesali keputusannya untuk mengambil salah satu koleksi foto kakaknya ketika bayi. Meski sekarang dia sedang dalam pelarian menghindari ketukan di dahi dan juga kehilangan semua foto yang dia sudah duplikat dari album bayi Cedric, kemungkinan besar akan dibakar oleh yang memiliki foto itu sendiri. Padahal dia berniat menjualnya pada penggemar Cedric, untuk tabungan darurat nya. Itu terlihat menjanjikan baginya.
Chintya berlari dengan kencang sesekali melihat kebelakang apakah saudaranya mengejar dibelakangnya atau tidak. Syukurlah sepertinya dia belum terlalu dekat. Saat di berbalik ke depan seseorang berdiri di tengah-tengah lorong dia tidak bisa mengerem kakinya dan menabraknya dengan kencang. Dahinya membentur dada yang keras.
"Auch. What the hell are you doing in middle of hallway?" Chintya bangun dari posisi yang membahayakan dan intim. Sambil mengusap-usap keningnya. Dia terjatuh tepat di atas tubuh pria berambut coklat yang wajahnya tidak asing, jelas sekali dia adalah kapten tim Quidditch Gryffindor.
Oliver wood? Mungkin itu namanya. Kakaknya Cedric beberapa kali berhadapan dengan nya di lapangan dan namanya seringkali disebut-sebut oleh beberapa murid tahun ke 4 dan 5.
Tidak ingin membuang waktu lebih banyak untuk menganalisa pria yang ditabraknya Chintya bangun dan melanjutkan pelariannya menjauh dari tempat nya menabrak kapten Quidditch itu.
Dia harus menyembunyikan foto-foto ini di suatu tempat sebelum Cedric dapat melihatnya....
Tidak ada yang lebih penting.
.....
Btw ceritanya bakalan kurang lebih 10 bab guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓𝐐𝐔𝐈𝐃𝐃𝐈𝐓𝐂𝐇 𝐂𝐀𝐏𝐓𝐀𝐈𝐍ೃ‧₊›- 𝙊𝙇𝙄𝙑𝙀𝙍 𝙒𝙊𝙊𝘿 [HP]
FanficChintya Diggory mengalami pengejaran yang bersemangat dengan saudaranya karena berhasil mengambil foto masa kecilnya untuk dijual sebagai lelucon kepada penggemar kakaknya, sayangnya dia tidak sengaja menabrak seseorang yang berdiri di tengah lorong...