6. Panggilan Malam

39 13 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepulang sekolah aku menjelaskan panjang lebar tentang pertemuanku dan Archblood pada Joy lewat telepon. Kecuali bagian saat Arcbhlood memelukku juga hal-hal yang mudah disalahpahami gadis itu.

Aku juga tak lupa memarahinya karena sudah meninggalkanku hanya berdua dengan Sharon Stein. Yang kabar baiknya bukan pacar Archblood. Atau belum.

Setelah aku menguji teori yang Joy berikan, Kai Archblood bukanlah seorang penyihir. Saat kami mengobrol aku sama sekali tak merasakan percikan sihir atau hal-hal aneh yang berkaitan dengan penyihir.

Singkatnya Archblood kelihatan normal, senormal siswa kelas dua belas yang suka main bola.

Apa cowok itu memang kelewat ramah sampai repot-repot memuji mata orang asing atau dia sekadar bersikap genit saja? Pertanyaanku tentang cowok itu seolah tak ada habisnya, karena menurut firasatku ada sesuatu yang ganjil tentangnya. Tapi aku tak mau kembali memata-matai cowok itu, karena rasanya tidak pantas untukku mengorek-ngorek informasi dari seseorang yang tidak begitu aku kenal.

Aku kembali memikirkan teori Joy. Mungkin itu bukanlah sekadar teori asal-asalan, karena menurutku lumayan masuk akal. Aku belum pernah bertemu dengan penyihir mana pun sebelumnya tapi jika aku secara kebetulan bertemu dengan salah satu dari mereka, mestinya aku menyadarinya, bukan?

Lalu aku mengingat kembali buku panduan bagi penyihir pemula yang ibu berikan padaku setelah aku menunjukkan sihirku untuk pertama kalinya. Buku yang diturunkan oleh kakek buyutku yang adalah penyihir. Kalau kau penasaran dengan silsilah keluargaku, biar kuberitahu, itu rumit.

Kakek buyutku-penyihir-menikahi nenek buyutku yang terlahir sebagai manusia normal. Setelah itu anak-anaknya lahir dengan kondisi yang berbeda, ada yang terlahir sebagai penyihir ada pula yang tidak. Satu lagi kasus yang langka, garis keturunannya memiliki sedikit sihir yang akan menghilang seiring dengan waktu.

Aku, seperti yang kau tahu, lahir sebagai penyihir, sementara ibuku tidak. Dalam keluarga dari ibuku, perkara ini seperti permainan siapa yang memenangkan lotre, sayangnya ini jenis lotre yang kemungkinan besar bakal membuat hidupmu sengsara.

Kutelusuri buku-buku yang berjejer rapi di rak setinggi seratus delapan puluh meter itu sambil mengingat-ingat kembali di mana aku pernah menaruhnya-atau Ibu, entahlah aku betul-betul lupa.

Kemudian aku baru menyadarinya kalau aku menyembunyikan di balik buku-buku. Aku mengeluarkan empat buku dari deret ke dua lalu menemukan buku tebal bersampul kuno yang sudah usang, kemudian kuambil buku tersebut.

Setelah merapikan kembali buku-buku yang sempat kukeluarkan, aku duduk di sofa hijau dekat jendela dan membuka buku sihir yang ada di pangkuanku.

Amanda Ward : Escape From Black Stone Castle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang