02. Retisalya

2 1 0
                                    

•••
    Membaca dekat jendela sambil mendengarkan musik adalah hal terbaik yang bisa dilakukan Syera saat ini. Kebiasaan yang selalu dia lakukan di daerah lamanya tak bisa dia tinggalkan. Menyendiri seperti ini sangatlah menyenangkan juga menenangkan. Diganggu adalah hal yang tidak disukai, dan kini dihadapannya duduk pria yang membuatnya kesal.

"Ck ngapain nih cowok ke sini? Buat mood gue hancur aja," gumam Syera menatap Anand kesal, sementara cowok itu sibuk membaca bukunya tanpa memedulikan Syera.

    Beberapa waktu yang lalu Syera merasa tenang karena hanya dirinya yang duduk di situ. Namun, datanglah Anand yang juga menyukai tempat di dekat jendela.

"Ini tempat gue tiap gue ke sini. Kalau lo mau pergi, pergi aja. Gue tetap di sini," kata Anand.

    Karena Syera juga menyukai tempat itu maka dia tidak bergerak dari kursinya. Dia terus menatap Anand dengan pandangan tak suka.

"Jangan terlalu ditatap nanti suka," ujar Anand tetap fokus membaca buku.

"Najis," balas Syera penuh tekanan.

•••
"Abang tungguin aku bang!"

"Ayo kejar abang kalau bisa!"

    Dua anak kecil tersebut berlarian sambil tertawa senang. Sementara ada tiga anak lain yang sedang duduk melihat kedua orang itu. Ada lima anak yang sedang menikmati waktu mereka disebuah villa bersama keluarga dan kini kelima anak itu sedang bermain bersama di taman.

"Aku senang deh bisa menghabiskan waktu kayak gini sama bang Anand dan bang Irsyad."

"Abang juga senang bisa senang-senang dengan kalian semua. Udah lama ya kita gak kayak gini."

"Iya. Semenjak bang Anand dan bang Irsyad udah SMP jadi makin jarang ada waktu sama kami."

"Ulululu, maafin abang ya. Banyak banget kegiatan yang harus kami ikuti jadi sibuk."

"Ngeselin emang."

"Ulululu, sini peluk."

    Ketiga anak itu berpelukan dengan perasaan bahagia. Tiba-tiba datang lagi dua anak lain ikut memeluk mereka. Pemandangan yang begitu menyenangkan membuat orang tua mereka ikut merasa senang.

"Semoga mereka tetap seperti ini ya sampai dewasa nanti."

"Aminnnn."
_____________
"A-abang, t-tolongin A-alicia." Dengan lemah gadis tersebut mengulurkan tangannya, tetapi tidak digapai oleh anak lelaki yang dimintai tolong karena ada pria dewasa yang menariknya secara paksa untuk pergi.

"Ayo pergi dari sini! Dan jangan beri tahu siapapun tentang hal ini atau kau akan menerima akibatnya."

"Maafin abang Alic." Air mata bercucuran dari pelupuk mata anak lelaki itu. Dia terus memandang tubuh adik kecil kesayangannya yang terbujur kaku memandangnya.

"Alicia!"

    Irsyad bangun dari tidurnya dengan keringat dingin mengucur deras. Tak disangka dia akan memimpikan hal itu lagi. Sudah lama sejak kejadian itu dan dia tidak bisa melupakannya.

"Apa-apaan ini? Kenapa gue mimpi kayak gitu?"

•••
"Duh seger banget dah udaranya, kayaknya bakal sering-sering nih gue ke sini," ujar Alicia yang sedang menikmati waktu sendirinya di sebuah taman.

    Berjalan-jalan di pagi hari yang cerah, ditemani pemandangan penuh bunga, menatap langit penuh awan putih yang indah, mendengar kicauan burung yang menenangkan. Nikmat mana lagi yang bisa didustakan oleh Alicia. Tanpa ada gangguan cerewet Syera rasanya begitu tenang.

Candramawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang