Be your self

0 0 0
                                    

Tiap hari, kamu sukarela menyediakan diri bagi siapa saja.
Memeriksa keadaan mereka dua kali.
Memastikan kalau mereka baik-baik saja dan tidak sedih.

Kamu tidak akan berpikir ulang untuk mengorbankan dirimu sewaktu orang lain butuh pertolongan.

Siap siaga. Selalu ada.

Hal ini kamu lakukan berulang-ulang, hingga jadi kebiasaan.

Bukan berarti pada dirimu sendiri kamu tidak cinta, hanya rasanya lebih sakit ketika melihat mereka menderita.

Orang lain kamu tempatkan di urutan pertama, dirimu sendiri kamu tempatkan entah di urutan ke berapa. Kamu selalu ada sebab kamu mengerti sakitnya tidak punya siapa-siapa. Tidak ingin orang lain merasakan sakit yang sama.

Datanglah hari-hari burukmu, hari di mana kamu ambruk dan remuk.

Kamu mencari pertolongan ke mana-mana, tetapi tak dapat apa-apa. Mereka menyepelekanmu, mereka tidak menggubrismu. Padahal selama ini, kamu orang pertama yang selalu ada di saat mereka tergelincir jatuh. Lewat perlakuan mereka, kamu makin kecewa.

Kamu makin merasa tidak berharga.
Kamu makin luka.

Aku mengerti, untuk menjadi tulus dan tak mengharap pamrih itu sulit sekali.

Kamu sedikit menaruh harap bahwa ketika kamu jatuh, mereka akan menangkap.
Sama seperti yang kamu lakukan kepada mereka selama ini.

Tetapi, tidak semua hal bisa berjalan sesuai harapan.

Cara mencintai orang berbeda-beda.

Mungkin caramu adalah dengan membantu agar mereka tak menderita.
Mungkin cara mereka adalah dengan tidak membantu agar kamu makin kuat luar biasa.

Melalui harapan yang tak terpenuhi, kamu belajar mengampuni.

Mengampuni mereka yang tak memenuhi ekspektasi.
Mengampuni diri sendiri yang berharap terlalu tinggi.

Bersyukurlah.
Menangislah.

Tetapi, jangan pernah biarkan dirimu berubah.

Jangan hanya karena cara mencintaimu berbeda dari kebanyakan orang, kamu jadi menyerah, kamu jadi ingin seperti mereka.

Pahit dan benci tak akan membawamu ke mana-mana.

~Phosphenous

Lembaran 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang